41.tes DNA

20 10 0
                                    

Beberapa lama kemudian di perjalanan kini areesha dan keluarga nya sudah sampai di rumah mereka, ia memilih langsung ke kamarnya untuk istirahat karena hari ini ia sangat kelelahan.

Tok.. Tok..

"Sayang makan malam yu. " ajak bunda calistha, dari luar kamar putrinya.

Ceklek

Sha membuka pintu itu dengan keadaan nya yang memakai baju tidur dan tidak mengenakan penutup kepala.

"Bunda makan duluan aja. " ucapnya pelan.

"Loh kenapa? " tanya bunda. "kamu sakit? " saat ia ingin memegang kepala putrinya untuk memastikan namun wanita itu mundur selangkah.

"Aku baik-baik aja bund. "

"Yaudah nanti bunda bawa makanan nya aja ya ke kamar. " sja mengangguk, bunda berlalu pergi.

Ia menutup pintunya kembali, ia duduk di balik pintu sembari memegangi kepalanya. "maaf bunda, shaa berbohong. " gumamnya.

Bunda menghampiri suaminya yang sudah siap duduk di atas kursi makan.

"Areesha? "

"Ntar bunda antar ke kamarnya, kita makan dulu aja pah. "

Mereka berdua memulai menyantap makanan yang sudah tersedia dia atas meja makan, sementara  Syarifah gadis kecil itu entah kenapa tubuhnya menggigil seketika padahal cuaca tidak dingin.

"Ya allah, gus sebaiknya kita bawa sya ke rumah sakit. " ucap aruna.

Daffa mengangguk lalu menggendong putrinya, saat mereka berjalan menuju luar abi kabir berucap "mau ke mana daf? "

"Ke rumah sakit, sya sakit. "

"Astagfirullah, Hati-hati ya daffa. sya cucu kakek syafakillah. "

"Umma." gumam syarifah, namun dengan mata tertutup.

Mendengar gadis kecil itu mengigau afnan menghampiri mereka. "anak lo kenapa bang? "

"Punya mata kan? "

Afnan cengengesan. "sakit? Syafakillah ya. "

"Sya sakit? " ucap eliz yang baru saja datang.

"Menurut lo? " ketus afnan.

"Gak nanya sama bang anan. "

"Syafakillah ya cantik, semoga sya cepet sembuh terus bujuk bang daffa supaya bawa kak sha balik, terus ceraiin si ustadz-" sebelum ia melanjutkan ucapannya terlebih dahulu kakinya di injak oleh afnan.

"Awh! Paman lihat putra paman yang kedua mirip sama syaiton bawaan nya negatif mulu! " kesal eliz.

"Enak aja lo tuh dasar cerewet. "

"Bang af-"

Kabir memberikan tatapan tajam kepada mereka berdua yang terus bertengkar walau suasana lagi tegang seperti ini.

"Assalamu'alaikum, daffa pergi. " ia berlalu pergi dengan aruna yang mengikuti nya dari belakang.

Eliz memukul pelan lengan afnan membuat sang empu meringis kesakitan.

"Sakit bego. "

"Lebay, cepet tuh kejar bang daffa. Bang anan harus ikut sama mereka jangan sampai si ustadzah sesad aruna itu menggoda bang daffa. "

"Iye." afnan berjalan menuju luar menyusul abangnya.

Saat di luar daffa melihat adiknya dengan wajah memelas, ia menghela nafas berat lalu mengangguk membuat pria itu tersenyum lebar.

I'M DAREES || perjalanan hidup [end]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن