49.tanggal pernikahan [2]

22 10 0
                                    

Areesha sedang menjemur pakaiannya dan pakaian Syarifah di luar setelah ia rendam dengan pewangi, sudut bibirnya tertarik saat melihat seorang gadis kecil berlari ke arahnya.

"Umma! " teriaknya.

"Aduh, ada apa nih? Bahagia amat sya? " tanya areesha.

"Umma, kata Abba kita semua siang nanti mau pergi ke cafe termasuk umma peri cantik. " balas Syarifah, terlihat sangat bahagia.

"Umma mau ikut kan? " lanjutnya.

"Hm.... Kalau Abba sya izinin. Umma peri cantik janji bakalan ikut sama sya. "

"Saya mengizinkan mu. "

Mereka berdua menoleh ke arah sumber suara, areesha menaikkan satu alisnya. Pasti pria itu mengajak areesha ada alasannya tidak mungkin pria itu mengajaknya hanya semata-mata tulus.

"Baik, umma peri cantik akan ikut. "

Perkataan areesha membuat daffa tersenyum kemudian pergi, ia menatap kepergian pria itu "sehebat apapun itu, kau tidak akan bisa membuat aku lemah. Daffa, ingat hari ini aku adalah areesha Cassandra yang dulu" ~batin areesha.

"Sebelum pagi berganti siang, apa umma mau bermain petak umpat dengan ku? " tanya anak itu.

"Ajak bibi Eliz sama paman afnan. "

"Horee! Kita bermain berempat. " anak itu bersorak ria. Dia berlari untuk menemui bibi dan pamannya untuk di ajak bermain.

Sementara areesha, segera menyelesaikan pekerjaan menjemur pakaian. Tidak lama kemudian ia menyusul di sana sudah ada afnan, Eliz dan anak itu.

"Itu umma datang. " tunjuk nya ke arah areesha yang sedang berjalan.

"Ayo umma main petak umpat. "

"Kita hompimpah dulu. "

"Hompimpah alaihum gambreng, mak ijah pake baju rombeng! "

"Umma peri cantik, jadii. " areesha tangannya cokelat berbeda dengan yang lainnya makannya ia jadi.

"Baik umma hitung sampai 10 yah. "

"1.. 2..3.."

Syarifah dan Eliz berlari mengumpat di balik pohon, sementara afnan mengumpat di dalam musholah.

"4.. 5..6..7..8..9..10! " areesha membuka matanya "di mana ya kalian? "

Ia berjalan ke arah sana-sini namun tidak menemukan satu pun dari mereka yang mengumpat.

"Maaf gus, gus afnan ngapain di sini? " tanya salah satu santriwati, yang ingin berjalan namun terhalang oleh afnan.

Afnan menoleh. "shuttt, jangan berisik. Udah sono lo pergi. "

Seperti mendengar suara yang tidak asing bagi telinganya, areesha mengarah ke arah sumber suara "afnan? "

Pria itu menyengir. "hehe ketauan ya? " ucapnya "ah lu sih ganggu aja. " desis nya pada santri itu.

Areesha hanya menggeleng kepalanya. "ayo bantu kaka cari mereka berdua. "

Mereka berdua mencari keberadaan Eliz dan Syarifah. Kira-kira mereka mengumpat di mana ya?

"Sayang, apa gak bahaya mengumpat di balik pohon? " pasalnya Eliz takut terjadi apa-apa jika ia mengumpat di balik pohon, apalagi semak-semak takut ada ular.

"Bibi jangan takut, ga bakalan ada apa-apa kok. " ia melihat wanita dan pria yang masih sibuk mencari keberadaannya.

Nafas Eliz terpongah-pongah, ia membulatkan matanya saat berbalik di depannya sudah ada ular yang sedang melihat mereka.

I'M DAREES || perjalanan hidup [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang