54.panggilan umma seutuhnya

28 7 0
                                    

Keesokan harinya, hari yang sangat sibuk bagi areesha. Wanita sedang menghiasi ndalem dengan beberapa hiasan agar terlihat cantik.


"Sya, Siap-siap ya karena tadi nenek bilang abba sudah bisa pulang"

"Horee! Abba pulang" ucap Syarifah "umma, gaun apa yang harus aku pakai? "

"Umma sudah siapkan gaun indah untuk mu, mandilah lalu bersiap. Oke? "

Gadis kecil itu berlalu pergi untuk mengikuti instruksi dari areesha, dringgg...Ponselnya berdering dengan segera ia mengangkatnya.

Mas daffa

"Assalamu'alaikum"

Deg rasanya daffa di dalam perjalanan sangat canggung jika berbicara dengan areesha.

"Assalamu'alaikum? " salam kembali areesha.

"Wa'alaikumussalam"

"Gimana kabarnya? "

"Alhamdulillah, baik. Saya ingin bicara denganmu"

"Bicara saja"

"Nanti saja jika saya sudah ada di rumah"

"Oh, baiklah. Hati-hati di jalan, assalamu'alaikum"

Setelah memutuskan sambungan telepon, wanita itu tersenyum tipis, jantung nya berdetak begitu kencang. Entah kenapa seperti ada yang aneh.

"Ning, cake nya taruh di mana? " tanya salah satu santriwati yang di tugaskan memasak.

"Hm.. Taruh di sana saja, tutupi dengan sesuatu agar tidak ada hewan kecil" santri itu mengangguki nya lalu mengikuti instruksi areesha.

Tidak lama ada seseorang yang memeluk nya dari arah belakang, tangannya sangat kecil "bagaimana, umma penampilan ku seperti peri cantik. Bukan? " tanya Syarifah, menaik turunkan alisnya.

Gadis itu memakai gaun peri, namun dia tetap mengenakan hijab. Pipi yang sangat chubby, senyuman yang lebar membuat dia terlihat sangat "lucuuu" balas nya.

"Kau sangat lucu, seperti peri cantik"

"Terimakasih umma"

Pukul sudah menunjukkan 08:30.areesha, Syarifah dan eliz mereka bertiga sedang menunggu kedatangan seseorang.

Perasaan areesha tidak karuan "kak sha kenapa berkeringat? " tanya eliz, saat menyadari wanita itu berkeringat.

"Hah? Oh engak mungkin ini hawanya panas, liz" ia mengelap keringatnya.

Beberapa menit kemudian decitan pintu terdengar di telinga mereka, senyuman lebar di terbitkan areesha. Dengan segera gadis kecil memeluk sang pria itu yang baru saja datang.

"Abba, aku sangat rindu padamu"

"Abba juga rindu padamu nak" daffa melepaskan pelukan itu.

"Sya, main boneka dulu sebentar gih" titahnya, di ikuti oleh anak itu.

Setelah melihat kepergian sya yang semakin jauh, daffa melangkah maju sehingga jaraknya dengan jarak areesha begitu dekat "kau masih mencintai ku, areesha? "

I'M DAREES || perjalanan hidup [end]Where stories live. Discover now