32.cairo

15 8 0
                                    

Orang yang benar-benar mencintaimu tidak akan pernah meninggalkanmu sekalipun engkau menjadi duri yang menghadang di hadapannya

By:areeshacassandra

•••

Di malam hari yang gelap terang langit yang di hiasi oleh terangnya bintang untuk menerangi gelapnya malam, angin sepoi-sepoi membuat udara sedikit sejuk, di dalam kamar dengan jendela yang terbuka seorang wanita menatap langit dengan tatapan kosong.

"Ketika aku memejamkan mata di malam hari, aku tidak sabar untuk bangun supaya aku bisa melihatmu, karena kamu lebih baik dari mimpiku. Tapi apa dayaku yang terpejam dan terbangun tidak bisa melihat wajah mu yang di penuhi senyuman. "

Wanita duduk di atas ranjang sembari melihat ke arah luar jendela. "di sana banyak bintang yang indah dan terang tapi aku tidak mau memilih bintang untuk menerangi hidupku, aku maunya kamu yang selalu menerangi hidupku, mas daffa. " lanjutnya.

Sementara daffa dia berada di halaman rumahnya, entah kenapa menurutnya pemandangan malam hari sangat indah.

"Jangan memaksa bintang hanya untuk menerangi gelapnya malam, bintang datang tidak menentukan waktu dan begitupun hilang nya bintang tidak menentukan waktu. " kata daffa.

Areesha "aku tidak akan memaksamu untuk menerangi gelapnya malam, tapi apa aku tidak boleh berharap agar kau kembali seenggaknya untuk menghibur kesedihan dengan terangnya cahaya bintang mu. "

Daffa "Tugasnya bintang menerangi bukan menghibur. "

Areesha "berarti kau egois bintang, bisa saja tugasmu bukan hanya menerangi tapi menghibur bagi siapa saja yang melihat indahnya dirimu. "

•••

Pria yang tidak mau menjadi gagal untuk menghidupi putrinya, ia akan berusaha untuk membuat sang putri tersenyum. Pagi sekali daffa bekerja di sebuah cafe hanya sebagai pelayan.

Masih beruntung karena dirinya di beri pekerjaan, aruna yang mau membantu daffa mencari uang untuk sya mengikuti studytour nya ia juga ikut bekerja menjadi guru ngaji di rumahnya, Anak-anak yang mau mengaji mereka semua pergi ke rumah daffa untuk mengaji bersama aruna sebagai guru ngajinya.

Sementara di pesantren areesha sangat sibuk untuk persiapan untuknya pergi ke cairo mengajak anak-anak yang ada di salah satu sekolah di sana untuk studytour, akbar tak diam ia pun ikut menemani sahabatnya namun lagi dan lagi umi selalu melarang mereka bersama.

"Di tinggalin suami, malah jalan sama pria lain iya? " cibir umi, ia tak suka jika melihat menantunya bersama akbar.

Areesha hanya diam, ia tidak ingin ribut dengan umi di karenakan ia lagi tidak mood dan ia harus melihat keadaan jangan sampai jika mereka bertengkar dan membuat para santri terganggu.

"Sha kapan kamu ke sana nya? " tanya abi kabir.

"Minggu besok abi, sha minta izin sama abi untuk pergi ke kairo, boleh? " tanya sha ragu, pasalnya ia belum sempat meminta izin pada abi.

"Boleh dong sayang. " balas abi "akbar, jaga putriku baik-baik di sana ya. " lanjutnya di angguki oleh pria itu.

"Bukan mahram. " sindir umi.

"Kalau mereka bukan mahram, saya sendiri yang akan membuat mereka halal. " ucap abi kabir.

"Apa abi lupa kalau putra ab-"

"Abi tidak lupa, tapi umi sendiri yang lupa sama putri umi sendiri. " potong abi Hasyim.

"Dulu umi emang nganggep dia sebagai putri umi, tapi dia adalah wanita terkutuk yang sudah buat putra ku tiada. "

"Umi! " tegur abi kabir yang sudah tersulut emosi.

"Abiii." lirih sha memberikan isyarat pada kabir agar tidak memperpanjang masalah ini, kemudian ia pergi ke kamarnya.

"Lihat, apa yang telah umi lakukan sangat keterlaluan. " omel abi lalu pergi meninggalkan istrinya di sana.

Di sana hanya ada johan dan umi, umi menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Nyai saya-"

"Jangan panggil saya nyai. " potong umi lalu pergi.

Akbar menghela nafas kasar, ia merasa bersalah karena telah memisahkan ibu dan anak, tapi apa ia salah? Padahal sama sekali ia tidak terlibat dalam kecelakaan lima tahun lalu yang menyebabkan daffa tiada.

Wanita duduk di samping kasur sambil menangis, ia tak tahan untuk mengeluarkan air matanya, takdir membuat ia terus menangis tapi ia tidak boleh putus asa. Ia masih yakin kalau putri dan suaminya masih hidup.

"Kau adalah bayangan ku, kini bayangan ku sudah pergi jauh. Dan aku tidak bisa hidup tanpa bayangan ku. " ucapnya di barengi isak tangisan.

"Kenapa kau pergi meninggalkan ku sendiri mas daffa? " lanjutnya.

Seorang perempuan menyodorkan satu batang cokelat pada sha, ia menoleh. "aku tidak menginginkan itu. "

"Tapi kak sha, ini dari akbar. Katanya kak sha suka banget sama cokelat. " ucap eliz sambil duduk di samping elyssa.

"Kak sha masih ingat waktu itu pas pertama kali kita bertemu bang daffa kayaknya udah jatuh cinta sama kaka. " sha tetap diam, dan termenung.

"Hm.. Kak sha mau ke pasar malam? Kebetulan hari ini ada pasar malam kak, kaka mau iku-"

"Cukup liz, makasih saya tau kamu mau hibur saya. Tapi kesedihan ini tidak akan hilang jika tidak dengan obatnya. " ucap sha.

Eliz memijat pangkal hidungnya. "mau anterin aku ke cafe? "

"Liz, aku tau kamu mau hibur aku tap-"

"Engak, aku bukan hibur kaka. Aku pengen pergi ke cafe, makanan di sana pada enak-enak kak, lagipula kaka belum makan kan? "

"Iya, tapi saya tidak mau ke sana. "

"Ayolah kak, temani aku ke sana. Kalau aku di culik jin tomang gimana? Ntar kaka sedih lagi, liz gak mau ya. Iya aja kalau di culik pangeran surga pasti liz gak bakalan lawan. "

"Ngomong nya, oke saya ikut kamu. "

"Serius? Jom lah sekarang. " eliz berdiri dan mau menarik tangan sha agar wanita itu juga ikut berdiri.

"Sekarang? "

"Iya sekarang yakali tahun depan, keburu bangkrut cafe nya. " celetuk eliz, kemudian mereka berdua keluar menaiki mobil dengan ia yang menyetir.

Lamanya perjalanan di tambah macet membuat sha sedikit bosan di dalam mobil sana, ia melihat ke arah kaca mobil melihat anak-anak sehabis pulang sekolah berlarian menuju rumahnya masing-masing.

•••

Setelah pulang bekerja, aruna dan daffa menjemput syarifah pulang sekolah bersama karena mereka pengen memberikan kejutan untuk sya kalau dia akan ikut studytour.

"Abba. "

Daffa tersenyum. "coba tebak, kata sya Abba udah dapet uang apa belom? "

"Aku masih lima tahun bagaimana aku bisa tau Abba? " Syarifah bertanya balik pada ayahnya. Membuat daffa dan aruna terkekeh pelan.

"Haha, besok pagi sya siap-siap oke? "

"Serius Abba? "

"Serius, pokoknya besok harus siap. Ntar Abba sama sahabat yang anter. "

"Horee! sya senang Abba. " ia tertawa bahagia, jika melihat sya bahagia daffa dan aruna pun ikut bahagia melihatnya.

Mereka pulang ke rumahnya, sya sibuk memasukkan pakaian ke dalam koper dengan di bantu aruna.

Malam ini menjadi malam yang paling bahagia, karena ia besok pagi akan ikut studytour di sekolahnya, besok pagi meyra hanya menunggu di depan rumahnya saja karena bus sekolah yang akan menjemput setiap anak yang ikut.

Sementara areesha pun ikut menyiapkan beberapa pakaian nya untuk di bawa ke cairo, ia harus bangun jam 05:00 shubuh karena jika ke sana mungkin memakan beberapa jam.

_tbc_

🌷see you next chapter

I'M DAREES || perjalanan hidup [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang