40.cahaya yang pergi

23 11 1
                                    

Sehabis pulang dari luar negeri mereka berdua segera mendarat ke Indonesia.

Setelah mengetahui apa yang telah terjadi dalam kehidupan putrinya, abiyan dan calistha pergi ke kediaman kabir untuk mengambil putrinya kembali.

Karena ia tidak tega melihat sang putri yang di khianati oleh suaminya sendiri.

"Assalamu'alaikum. "

Gus daffa dan ustadzah aruna yang sedang mengobrol di ndalem menghentikan kegiatan nya sebentar untuk membuka pintu, ia berdiri dan menuju luar.

"Wa'alaikumussalam, bundaa.. Papah. " ucap daffa gugup.

Abiyan menatap pria itu sejenak lalu ia masuk ke ndalem bersama istrinya tanpa basa-basi pada pria itu.

"Bagus, setelah meninggalkan putri saya kau seenaknya mempunyai wanita lain. " abiyan tersenyum miring saat melihat aruna yang duduk di sofa.

"Di mana putri saya? " tanya bunda calistha.

"Kalian siapa? " mendengar itu mereka semua menoleh ke arah sumber suara.

Bunda dan suaminya terdiam saat melihat putrinya bersama seorang gadis kecil, siapa itu?

"Putriku. "

Mereka berpelukan. "bagaimana kabar mu nak?"

"Baik-baik saja bund. "

"Orang lain mungkin bisa kau bohongi, tapi bunda tidak nak. "

Syarifah menarik tangan areesha. "umma peri cantik, siapa mereka? "

"Sha siapa anak itu? " tanya bunda.

Sha menarik nafasnya panjang, bagaimana pun ia harus menceritakan anak itu pada mamahnya.

"Sya, mereka berdua itu bunda, papahnya umma peri cantik. " balas areesha.

"Umma peri cantik, mau bicara sama bunda dulu ya. sya main sama abba aja. " lanjutnya.

Anak itu menggeleng pelan. "engak, aku mau main sama umma peri cantik. "

"Sayang, umma peri cantik nya ada urusan dulu. " daffa menggendong putrinya.

Lalu areesha membawa kedia orang tuanya masuk ke dalam kamarnya untuk memberi tau segalanya.

Beberapa lama suasana di ruangan itu hening namun tidak lama kemudian mahendra mulai membuka suara.

"Siapa anak itu, sha? "

Sha menoleh. "dia putri ma- daffa dan aruna, pah. "

Abiyan dan calistha membulatkan matanya "keterlaluan daffa, papah akan buat dia pelaja-"

"Pah, jangan. " cegah areesha dengan wajah memelas.

"Sayang, ikut bunda pulang yu. " ajak bunda.

"Bund, bunda ingat dulu bunda pernah bilang kalau orang yang mencintai atau di cintai tidak akan menduakan istri nya, iya kan? "

"Tapi apa yang bunda bilang semuanya tidak terjadi pada sha, kehidupan sha hancur, dunia sha hancur, bahkan cinta sha juga hancur bundaa. " lanjutnya.

Calistha tak kuasa melihat putrinya menangis ia pun langsung menariknya ke dalam dekapan nya. "maaf sayang, bunda menyesal karena telah berbicara seperti itu. "

"Tidak ada yang perlu bunda sesali, semuanya telah terjadi. " ucap areesha.

"Rapikan semua pakaian mu, sha kita pergi sekarang. " ujar abiyan.

"Pah-"

"Cepat rapikan atau tinggalkan. " potong abiyan, kini amarahnya sudah bergejolak.

Ia menatap bundanya lirih , namun bundanya mengisyaratkan kalau ia harus msnuruti apa kemauan abiyan.

I'M DAREES || perjalanan hidup [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang