Persiapan Sebuah Liburan

973 58 9
                                    

Zhielle, Frankenstein dan Raizel memulai perjalanan pulang dari Lukedonia ke Seoul pada siang harinya dan baru tiba pada dini hari, ketika lampu-lampu kota pinggir jalan mulai menyela gelap malam. Meski telah tiba saatnya lelap untuk mengistirahatkan diri, namun keramain di ibu kota Seoul masih saja mencuri perhatian dengan semua lampu-lampu toko, lampu kendaraan yang seolah tak ingin habis karena tertidur, seolah berharap menyaingi warna bulan.

Di sudut kotanya,di kawasan perumahan elit Gangnam, ketiganya menginjakkan kaki dengan lapang di tengah senyap. Suasana keramaian di tengah kota tak sampai lagi di sana. Tepat di ujung hamparan rumput halaman rumah berlantai tiga, mereka berhenti. Zhielle yang berdiri di antara kedua pria itu, menemukan kenangannya saat memandangi rumah yang dihias bintang bergantungan di atas atapnya yang cemerlang. Sebaris senyum ia lemparkan penuh arti, lalu di bawa angin yang lirih tanpa jejak.

Matanya melirik sudut setiap tempat, memandangi rumput yang di sinari cahaya lampu penerang jalan yang menimpa sebagian sudut sambil matanya mengedip beberapa kali.

"Sepertinya tidak ada yang banyak berubah di sini selain rumputnya yang sudah tinggi dan makin banyak" Frankenstein melirik ke arah Zhielle, sementara mata Raizel menyoroti ke mana arah jemari Zhielle menuju tanpa berujar banyak kata.

"Tentu saja tidak ada banyak yang berubah" terangnya lalu menuju ke beranda rumah. Jemarinya sibuk memasukkan kode kunci hingga pintu putih itu menunjukkan celah sebaris. Dua orang itu kemudian berjalan di belakangnya dengan langkah perlahan-lahan.

Tiba di dalam, lampu menyala terang di seluruh ruangan, menimpa kursi-kursi ruang tamu, dan dapur yang berdiri berdampingan hanya berbatasan sebuah sekat tipis. Namun kesunyian tak kalah sepinya dengan keadaan di luar. Para penghuni rumah yang ditugaskan berjaga telah tertidur lelap dalam kamarnya masing-masing tanpa menyadari kehadiran tiga orang yang pergi pada dua hari sebelumnya.

"Aku akan beristirahat dulu" kata-kata Raizel membuat Zhielle dan Frankenstein kontan berbalik. Mereka menimpali dengan mengangguk, namun Frankenstein memberinya salam hormat ketika langkahnya mulai jauh dan bayangan tubuhnya hilang perlahan di sudut ruangan. Tersisa mereka berdua sekarang yang tak mengerti hendak berbuat apa.

"Aku akan tidur, besok aku harus ke Ye Ran" mata Frankenstein memandang perlahan ke arah Zhielle. gadis itu mengangguk mengerti. Bersama pria itu, ia berjalan ke kamar yang selalu mereka huni dan sempat ia tinggalkan selama setahun lebih.

Bau wangi lavender menyeruak ketika pintu putih kamar depan mereka membuka lebar-lebar. Mata Zhielle terkesima, beserta langkahnya yang menginjak perlahan lantai yang tertutup ubin putih bercorak hijau di kakinya. Ia menyorot dengan menyeluruh pada tiap senti kamar itu seolah mencari sesuatu. Ia tak mencari apa-apa, hanya sedang mencoba menemukan gambaran tempat yang sempat ia tinggalkan sebentar.

Frankenstein mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih dingin dan terasa longgar di badannya, sedangkan Zhielle membuka lemari pakaiannya dan menemukan tumpukan bajunya masih rapi dengan bau harum seperti sebelumnya. Ia meraih salah satu dan mengganti pakaiannya di kamar mandi.

Ketika ia telah berganti pakaian, ia sudah mendapati Frankenstein di salah satu tepi ranjang tengah membaca buku, kebiasaan yang selalu dilakukan pria itu sebelum tertidur. Selelah apa pun, ia akan membaca buku meski hanya lima menit, sedangkan Zhielle hanya akan memandang atau bertanya padanya ketika suasana baginya terlalu sunyi.

Ia merapat ke sisi tempat tidur. Gaun tidurnya yang berwarna putih setinggi paha menyentuh seprai violet tanpa motiv penutup kasurnya. Dengan pelan ia membuka selimut. Frankenstein tak melirik, ia sedang hanyut pada dunia buku kesukaanya, tempat ilmu dan sumber kecerdasan yang di agung-agungkan olehnya.

"Buku apa yang kau baca?" buka gadis itu menurut kebiasaannya

"Susunan DNA" pria itu menimpali dingin karena terpaku pada hal yang disukainya. Zhielle mengangguk sebatas mengerti judul itu tanpa pernah tahu buku demikian

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Where stories live. Discover now