Pertarungan

456 37 8
                                    

      Berbeda dengan pagi tadi, mereka datang saat suasana di tempat Lord sepi dan hanya Lascrea bersama Gechutel dalam ruangan itu. Frankenstein dan Zhielle datang sambil bergandeng tangan, membuat Gechutel milirik sepintas ke arah Lascrea yang sedang duduk bertopang dagu tanpa selera di atas tahtanya. Pria tua berkacamata itu hendak meninggalkan mereka untuk berbicara, namun Lascrea memberinya isyarat untuk tetap tinggal.

"Kenapa aku tidak terkejut melihat kalian berdua berada di sini?" ujar pemimpin tertinggi Lukedonia di depan mereka dengan nada datar dan acuh.

Frankenstein dan Zhielle membuka dengan salam hormat, sebelum kemudian mereka mengutarakan alasan kedatangan mereka.

"Ada yang ingin aku sampaikan..." ujar Zhielle dengan sikap ragu-ragu, memilih tiap kata yang akan ia utarakan dengan hati-hati mengenai keinginannya.

"Apa pun yang ingin kau sampaikan, aku menolak mendengarnya" Lascrea bahakan enggan menatap mereka berdua dan mengalihkan perhatian ke arah lain.

"Aku bahkan belum mengatakan apa pun!"

"Tindakanmu mewakili lebih dari sebuah kata-kata. Kali ini apa yang ingin kalian inginkan dariku?" ia menghentikan ucapannya "Kalian tahu aku ini adalah Lord, tapi bukan Tuhan yang akan menampung keinginan berdasarkan belas kasihan" balasnya mengakhiri dengan nada sinis perbincangan itu.

"Biarkan kami hidup bersama-sama" sela Frankenstein tiba-tiba. Lascrea tersenyum dingin. Sedangkan Gechutel diam saja mendengarkan mereka, meski ia juga begitu terkejut melihat keberanian mereka berdua.

"Apa ini permohonan atau pembangkangan?"

Zhielle dan Frankenstein saling menatap masing-masing, sebelum menyahut kemudian.

"Ini keinginan kami berdua"

"Kalau begitu tidak ada alasan bagiku untuk menerima keinginan kalian! Seperti aturan yang berlaku dalam kehidupan manusia, harapan kalian bisa disebut sebagai dosa di sini"

"Ada alasan bagimu untuk menerimanya... Mengenai anak kami" Zhielle melontarkan jawaban dengan menekan ucapannya di ujung kalimat begitu hati-hati.

Lascrea menarik napas, melempar tatapan jauh ke tempat lain.

"Apa maksud kalian?" Gechutel menyergah, namun tak ada yang membalas pertanyaan itu, karena Frankenstein memilih bungkam sedangkan Zhielle terlalu takut untuk menjelaskan lebih jauh

"Seperti yang kau dengar Gechutel, kami datang kemari hanya untuk menyampaikan kabar ini. Selebihnya, baik diterima atau tidak ini bukan lagi urusan kami" Frankenstein menarik tangan Zhielle dengan angkuh menjauh pergi dari tempat tersebut.

Gadis itu masih terbengong sebentar, memandangi Lascrea dengan wajah penuh harap. Ia mencoba menahan langkah Frankenstein karena ingin tinggal dan membujuk Lascrea mengubah keputusannya. Nihil, sikap Frankenstein terlalu acuh. Ia terus berjalan melintas mendekati pintu sambil terus menarik tangannya.

Lascrea tidak mengatakan apa pun. Ia diam saja selama beberapa detik sambil melihat mereka berdua berjalan makin jauh. Tanpa ia sadari Gechutel memerhatikan dirinya dengan raut muka ingin tahu. Mencoba menebak keputusan apa yang akan diambil oleh pemimpinnya itu. Akan kah membiarkan mereka pergi, atau menahan langkah mereka berdua guna memberinya hukuman seperti yang selalu ia tegaskan selama ini.

Lascrea menegakkan badannya dari tahta "Jika kalian melintasi pintu itu, kalian akan dianggap mengkhianati Lukedonia" Frankenstein dan Zhielle berhenti satu langkah di depan pintu. Mereka berdua bertukar pandang, berpikir sambil mencoba menebak isi kepala masing-masing dalam kesunyian.

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Where stories live. Discover now