Bagian dua End

585 48 27
                                    

      Mereka berdua berjalan menembus hujan deras, di tengah kegelapan. Sesekali angin yang kuat dari arah pantai berhembus, dan membuat tubuh Frankenstein bergidik kedinginan. Tangan Zhielle memegang anak jemari Frankenstein dengan cemas.

"Apa kita akan tiba di Seoul dengan selamat? Ah... aku merasa kita seperti sedang ada dalam acara televisi survival"

"Kau tahu apa yang aku pikirkan sekarang?"

"Apa?"

"Aku merasa sangat bodoh, berjalan malam-malam di tengah hujan lebat"

"Karena itu aku mengatakan padamu agar kita menunggu saja di jalan tadi?"

"Kau mau kita mati di sana? Begitu maksudmu? Aku merasa lebih bodoh lagi"

"Kalau begitu, mau bagaimana lagi, kita harus berjalan walaupun hujan sangat deras"

Dari arah belakang keduanya, sinar lampu dari kendaraan bermotor memantul ke tengah aspal, lalu kemudian perlahan mendekati mereka berdua yang sempat berbalik sesaat, sebelum motor yang dikendarai seorang lakii-laki tua dalam balutan mantel biru, berhenti. Pria tua tersebut bukanlah pria asing, ia adalah laki-laki yang mereka temui di pemakaman siang tadi.

"Apa yang kalian lakukan di tengah hujan deras seperti ini?"

"Mobil kami kehabisan bensin, kami sudah terjebak di sini seharian" sahut Frankenstein sambil sedikit merasa gengsinya.

"Tempat ini memang jarang dilewati kendaraan bermotor karena memerlukan jarak tempuh yang lebih jauh dari kota. Tidak heran kalau kalian sampai terjebak selama seharian. Bagaimana kalau salah satu dari kalian aku bonceng menuju ke daerah pusat kota Gyeongpo. Jaraknya masih agak jauh dari sini, tapi setidaknya itu lebih baik dibandingkan kalian berdua berhujan-hujanan seperti itu?"

Zhielle dan Frankenstein saling memandangi sesaat.

"Naiklah!" kata Frankenstein "kau bisa pergi ke kota dan meminta mobil derek kemari. Aku akan menunggu di sini!"

"Kau saja, kau kan sudah kedinginan. Aku bisa menunggu di sini"

"Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendiri"

"Kalau begitu, aku juga tidak akan mau pergi. Kita datang bersama-sama, jadi pergi juga harus bersama-sama" Frankenstein hanya mampu berdecak, mereka sama-sama tidak mau pergi sendiri-sendiri.

"Kalau begitu kalian berdua pakai saja motorku menuju ke kota untuk mencari mobil derek. Aku akaan menunggu di sini" Frankenstein hingga Zhielle terhenyak mendengar penawaran laki-laki tua di depan mereka.

"Apa itu tidak apa-apa?" kata Frankenstein sedikit tak enak.

"Tidak masalah! Kalian berdua pasti sudah kedinginan. Dari jarak yang kulihat dari tempat kalian meninggalkan mobil cukup jauh, berjalan ke kota juga sama jauhnya, tapi kalian juga sama-sama tidak mau saling meninggalkan, jadi pinjamlah motor ini, gunakan hingga ke kota dan kembalikan bersama mobil dereknya, itu tidak masalah bagiku asal kalian tidak terlalu lama" pria tua itu lantas turun dari motornya dan mengambil sebuah mantel untuk dikenakan keduanya yang telah basah kuyup oleh hujan yang turun makin deras.

"Aku merasa sangat tidak enak, tapi terima kasih. Aku sangat mencemaskan Frankenstein"

"Tidak masalah nona, kalian berdua membuatku teringat pada masa laluku bersama dengan istriku" Frankenstein langsung saja menaiki motor tersebut setelah mengenakan mantel dari pria tersebut tanpa mau berbicang lama-lama di bawah deras hujan.

"Naiklah! Aku akan segera kembali pak, kau jangan cemas!" pria tua itu mengangguk, sementara Zhielle segera menaiki boncengan motor tersebut dan memeluk laki-laki itu dengan lekat.

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Where stories live. Discover now