Malam

692 49 9
                                    

Zhielle sudah lelap lebih dulu. Frankenstein yang lelah, juga mencoba memejamkan matanya perlahan-lahan. Namun satu tendangan keras yang tanpa sengaja dilakukan oleh Zhielle tepat mengenai punggungnya. Ia segera bangun, melirik ke belakang punggungnya. Muka kesalnya nampak jelas, tapi ia tak bisa berbuat banyak, karena orang yang membuatnya kesal melakukan demikian tanpa sengaja. Dengan kasar dia menjauhkan kaki Zhielle darinya dan menarik selimut. Saat itu senyum kesenangan tergambar di wajahnya. Tak lama, hanya beberapa detik, sampai beberapa tendangan yang beriringan sampai pada punggungnya.

"Jika aku manusia biasa, aku pasti sudah lama mati!" ia menggerutu dan mendorong badan Zhielle ke pinggir tempat tidur. Ia merasa begitu lega, dan kembali berbaring dengan tenang.

Kembali ia memasuki fase awal mimpi dan lelap yang dalam, tapi tiba-tiba saja lengan Zhielle menampar permukaan wajahnya. Kesabarannya hilang dan mendorong zhielle makin jauh, sampai gadis itu jatuh ke pinggir tempat tidur. Frankenstein sedikit terkejut, dia mengintip dari pinggir ranjang dan melihat wajah lelapnya seperti tak terpengaruh sama sekali.

"Hai... Hai!!" jemarinya menunjuk-nunjuk pipi Zhielle yang tak bereaksi sama sekali "kau itu tidur atau mati?" dengan nafas yang dihembuskan berat, Frankenstein bangkit meskipun agak malas dari tidurnya. Berjalan ke sisi Zhielle dan mengangkat tubuhnya kembali ke tempat tidur. Tak disangkanya, sepasang mata mereh yang bersinar terang itu membuka.

"Apa yang kau lakukan?" katanya dengan suara serak

"Tadi kau..."

"Kau pasti akan melakukan sesuatu padaku! Ayo, katakan saja apa yang mau kau lakukan?" Frankenstein melempar tubuh Zhielle ke atas tempat tidur dengan tak peduli.

"Aku tidak tertarik melakukan apa pun padamu!"

Zhielle mengeluh, meraba punggunya "Kenapa kau melemparku?"

"Jangan manja, kau itu hanya jatuh di atas kasur bukan di lantai"

"Tapi, punggungku kan terluka! Rasanya jadi sakit sekali" wajahnya nampak menderita, menatap sedih pada Frankenstein yang salah tingkah

"Aku lupa, aku tidak bermaksud seperti itu! lagipula saat kau tidur tadi, kau menendangku. Apa kau tidak menyadarinya?"

"Aku tidak lakukan itu, mana mungkin aku bisa menendangmu?'

"Jadi kau pikir aku berbohong?"

"Bukan... Bukan, aku hanya tidak tahu! Kenapa aku jadi merasa bersalah seperti ini"

"Sudah lah, sebaiknya kau tidur saja, jangan menggangguku"

Frankenstein menarik selimut, lalu tidur di sebelah Zhielle. Karena terbangun tiba-tiba, kepalanya menjadi sakit hingga dia sulit kembali tertidur dan hanya duduk sambil menggumam. Sebaliknya, Frankenstein juga tak bisa memejamkan matanya karena keterkejutannya tadi. Ia hanya menutup mata dan memunggungi Zhielle.

"Hai Frankenstein, ponselmu mana?"

"Kau mau apa?"

"Aku tidak bisa tidur"

Ia meraba ke pinggir meja, meraih ponsel hitam yang diserahkanya pada Zhielle. Diraihnya benda itu dengan senang hati.

"Apa yang harus aku buka, ya?" katanya pada diri sendiri dengan senyum tak sabar, sedangkan Frankenstein hanya mencoba kembali memejamkan matanya karena harus tertidur cepat agar bisa bangun lebih awal.

"Omo,apa ini?" ujarnya sekali lagi lalu tertawa "Ckckck... apa yang harus aku katakan!"

"Ukurannya berapa? Siapa nama perempuan itu?"

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang