Perpisahan

555 43 10
                                    

      Keesokan paginya, di depan ruang kantor Frankenstein tanpa sengaja ia melihat Sui sedang berbiara akrab dengan perempuan yang pernah ditemui Frankenstein tempo hari. Ketika melihat Zhielle, Sui sempat tersenyum, namun nampak rasa tidak suka di mata wanita tersebut yang lekas saja menarik tangan Sui menjauh dari tempat itu.

Zhielle terpana sesaat melihat pemandangan tak biasa tersebut. Ia lantas berjalan menuju ke ruangannya sendiri untuk membereskan sisa barang yang belum ia bawa kemarin. Memasuki ruangan itu tersirat rasa sedih di wajahnya bila memikirkan banyak hal yang ia lalui di tempat itu. Sesaat ia kemudian merenung di depan meja kantornya dengan tanpa tenaga.

Jemari Zhielle kemudian meraih beberapa barang di dalam meja dan mengemasnya kedalam sebuah kotak kardus. Ia lalu mengecek ke dalam komputernya sebelum kemudian memutuskan meninggalkan kantor itu tanpa ingin menimbulkan masalah lainnya. wajah Zhielle tak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya ketika melihat di salah satu file ada sebuah rekaman milik Frankenstein. Rekaman itu nampak tersimpan dari satu setengah tahun sebelumnya, dan tidak pernah ia ketahui sampai hari itu.

Dalam rekaman singkat itu ia bisa melihat wajah sedih dan menderita dari Frankenstein. Ia terhenyak, tak bisa menyembunyikan rasa sedih ketika suara berat laki-laki itu menggema dalam ruangan.

"Tempat ini penuh dengan wangimu, kau tahu itu? tidak, bukan hanya di tempat ini tapi di kamar itu juga penuh dengan baumu..."

Setelah melihat rekaman itu, Zhielle hanya bisa mematung dalam kesunyian untuk sesaat.

"Jika kau bersikap seperti ini, bagaimana aku bisa meninggalkanmu tanpa penyesalan?" katanya berujar pada dirinya sendiri.

Mendadak suara keributan dari luar membuat perhatian Zhielle teralih. Ia berjalan melirik ke arah kantor Frankenstein yang dipenuhi oleh banyak orangtua dari para siswa, termasuk ibu Sui sendiri. Sekelompok orang tersebut menatap sinis ke arahnya dan saling menggunjing. Mereka baru terdiam ketika Frankenstein datang menghampiri mereka. selama beberapa detik, pandangan Frankenstein dan Zhielle beradu.

"Mari kita masuk!" katanya mengajak beberapa orangtua tersebut memasuki ruang rapat. Zhielle terdiam sampai keramaian itu menghilang. Ia lalu beranjak ke arah ruang rapat.

Di dalam ruangan itu, ia memandangi Frankenstein yang nampak serius mendengarkan keluhan para orangtua. Tanpa berpikir panjang, zhielle berjalan memasuki ruangan. Frankenstein mengamatinya sedikit penasaran. Ia berjalan ke dekat lelaki itu dan tersenyum ke arah semua orang.

"Aku tahu maksud kalian kemari karena masalah yang aku timbulkan. Aku sungguh menyesali keputusanku dan kelakuanku yang tidak baik dan ceroboh. Aku menyeseal dan aku mohon kalian tidak perlu mempermasalahkan hal ini lagi. aku akan keluar dari sekolah ini," Zhielle terdiam sesaat ia menarik nafas dalam-dalam lalu membungkukkan badannya, masih dengan membawa kotak kardus ditangannya.

"Aku minta maaf, dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Aku sungguh meminta maaf" Frankenstein yang terlihat muak berdiri dari kursi di mana ia duduk dan membanting kertas di depan meja. Sampai semua orang terkejut, tapi tak membuat Zhielle bergeming.

"Aku bisa gila kalau begini" katanya kemudian berlalu meninggalkan tempat itu.

Zhielle sedang dalam perjalanan pulang ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan Lascrea di taman tempat ia kadang singgah untuk beristirahat. Ia sempat terkejut, hingga mulutnya mengatup rapat.

"Aku harap kau bisa menyelesaikan semuanya sebelum tenggak waktu yang kau janjikan habis" Zhielle berjalan memasuki taman, ia lalu duduk di dekat sebuah ayunan tempat di mana Lascrea sedang berdiri. Tatapannya memandang jauh ke tengah kolam pasir dan hamparan tanaman hijau di depannya. Suasana taman menjelang siang hari nampak lengang, hanya ada beberapa bunyi mobil yang terdengar dari kejauhan, menemani obrolan santai keduanya.

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Where stories live. Discover now