Pernikahan

601 51 7
                                    

Frankenstein masih terbaring penuh luka di atas pembaringan kamarnya. Sepasang matanya mengatup rapat dalam tidur. Beberapa gerak lembut timbul dari jemarinya, ketika menyadari seseorang datang, menyentuh lukanya yang terbalut kain perban yang masih nampak rembesan darah yang basah.

Kelopak mata Frankenstein mengerjap beberapa kali, meencoba menangkap sebuah bayangan samar-samar di depan wajahnya. Seorang wanita bermuka oval dengan mata rusa, dan iris merah darah yang berkilau mengamatinya dengan cemas sambil menyeka titik keringat yang bergantung di dahinya.

Flash back

Langkah Raizel melintasi lorong-lorong panjang, sedikit gelap dengan penerangan seadanya dari rentetan obor yang menempel di dinding bata merah berukuran besar-besar. Tak lama ia berhenti di depan pintu yang terbuka lebar menyambut langkah kakinya.

Wanita berambut gelap yang sedang duduk tak jauh dari depan pintu terbangun dari lamunannya. Ia melirik sebentar, ingin tahu alasan pria dingin itu datang menemuinya selarut itu. Mereka sama-sama terdiam, karena tidak mengerti akan memulai dari mana. Namun perkataan dari Raizel memecah kesunyian.

"Ada yang ingin aku minta darimu!" sepasang alis Lascrea mengernyit. Ia meluruskan punggungnya dengan sikap serius.

"Meminta, tumben sekali. Apa yang kau harapkan?"

Sepasang mata sendu Razel bertemu sorot mata Lascrea yang menunggunya dengan sabar dan tenang "Biarkan mereka bersama-sama. Aku tahu hal ini sulit untuk kau terima, tapi... Ini adalah satu-satunya permintaanku pada Lukedonia dan padamu!" Lascrea tertegun sebentar. Raut mukanya tenang masih tanpa ekspresi.

"Kau tahu apa yang akan terjadi saat kau meminta hal ini?" Raizel diam membisu. Terpaku menunggu jawaban darinya. Lascrea membuang napas tanpa selera "Apa aku harus menolak atau menerima permintaan ini?" sekali lagi hanya kebisuan yang ia dapati dari lelaki itu. Sepasang mata wanita itu saling menyapu dalam pertimbangan "Kenapa kau malah harus meminta hal ini. Apa karena kau pikir aku tidak akan menolak?" ketika ia berpikir jika pria berambut gelap itu akan mengabaikannya, sebaliknya ia berbicara ringkas sebelum berbalik pergi.

"Terima kasih untuk bantuanmu..."

"Ini bukan bantuan, hanya keterpaksaan!" langkah Raizel berhenti sejenak, menatap Lascrea dari ujung matanya. Hanya sejenak, lalu ia menghilang pergi.

Frankenstein mengumpulkan sejenak kekuatannya. Ia mencoba memusatkan perhatian untuk bisa melihat wajah Zhielle. Ketika ia pikir kesadarannya telah kembali sepenuhnya, ia menegakkan badan sambil memegangi jemari Zhielle dengan tangannya yang lebar.

Masih dengan sedikit lelah menahan rasa sakit, Frankenstein duduk dengan tubuh sedikit membungkuk. Zhielle diam saja, jemarianya mencoba menyentuh luka di tubuh Frankenstein yang masih merah. Mereka berdua diam dalam kesedihan yang tak terkata.

"Apa kau baik-baik saja?" buka Frankenstein dengan suara pelan. Zhielle yang duduk membungkuk di atas lantai, mendongak mengiyakan tanpa bicara. Sepasang matanya berkaca-kaca menatap pria bermata biru di depannya.

Ia berdecak, mengumpulkan keberanian untuk bicara "Aku mengatakan padanya... Akhirnya aku mengatakan juga padanya!" Frankenstein diam mendengarkan. Tak lama ia menegakkan wajah sambil menghirup dalam napasnya. Sepasang bola matanya yang berkabut menatap langit-langit dengan kesedihan. Zhielle mengeratkan genggaman tangannya sambil tertunduk ke arah lantai "Aku sudah meminta padanya. Aku memintanya mengizinkan kita bersama, aku kira hanya ini satu-satunya hal yang bisa aku lakukan, meski aku mencoba begitu keras untuk tidak melibatkan dan mengorbankannya!"

"Tapi pada akhirnya, tuan melakukannya lagi untuk kita..." Zhielle meletakkan dahinya ke lutut Frankenstein lalu menangis tersedu.

Frankenstein yang masih lemah berjalan meninggalkan kamarnya. Ia mencoba tetap kuat untuk melaksanakan tugasnya seperti biasa. Siang itu ia datang dengan membawa hantaran teh untuk Raizel, yang sedang duduk menyendiri dalam ruangan kesenanganya. Jauh dari keramaian dan kebisingan.

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora