Sungai Han

670 40 10
                                    

Frankenstein melintas ruang bawah tanah, berjalan ke laboratoriumnya. Tiba di dalam ia sudah mendapati Zhielle tengah duduk, nampak melamun dengan raut wajah sedih. Ia sendiri bahkan tak menyadari kedatangan laki-laki itu, karena terlalu sibuk dengan dirinya sendiri.

"Kau sudah bangun?" Zhielle tersentak dan buru-buru berbalik ke arah pintu di belakang punggungnya. Wajah Frankenstein nampak ramah menyapanya, berbeda jauh dengan raut mukanya saat ini.

"Kau sudah kembali?"

"Aku dalam perjalanan pulang, ketika KSA di serang"

"Aku tidak ingat seberapa buruk situasinya, lalu di mana anak-anak itu?"

"Mereka baik-baik saja" dengan langkah tegas, ia menarik kursi dan duduk di depan komputer

"Syukurlah! Aku tidak begitu ingat apa yang terjadi. Jam berapa sekarang?"

"Ini baru jam 02.00 siang"

"Kenapa hari ini rumah terdengar ramai sekali, aku bahkan merasakan keberadaan Lascrea"

"Iya, Lord di sini setelah mengetahui kebangkitan Muzaka"

"Muzaka, kukira dia sudah mati"

"Banyak yang mengira demikian! Tuan sendiri mengatakan kalau beliau sempat bertarung dengannya ratusan tahun lalu dan kukira, apa yang terjadi pada tuan ada hubungannya dengan dia"

"Ada terlalu banyak hal buruk terjadi di masa lalu" Frankenstein membalik kursinya. Menatap punggung Zhielle dan helaian rambut kecokelatannya yang jatuh di antara bahunya.

"Sudah lama aku tidak melihat lampu-lampu di sungai Han. Apa kau tidak mau ke sana?"

"Aku tidak mau menunjukkan wajahku di depan Lascrea. Pertemuan kami yang terakhir sangat jauh dari baik"

"Kau tidak perlu terlihat olehnya"

"Apa?" Zhielle membalik mukanya dan menatap Frankenstein.

**

Mereka berdua duduk di dalam mobil berwarna silver, melesat di antara laju mobil lainnya yang begitu riuh memadati aspal keabuah. Malam penuh warna karena deretan lampu penerang jalan dan lampu dari kendaraan yang saling sorot.

"Aku tidak tahu kalau di Lab-mu ada jalan pintas" Frankenstein yang sedang sibuk mengemudikan mobil hanya menyeringai

"Ada banyak keadaan darurat yang harus diperhitungkan"

"Jadi, sudah berapa kali kau gunakan jalan pintasmu itu?" Zhielle meliriknya dengan kesan curiga

"Kau bertanya atau sedang menuduh?"

"Tentu saja keduanya!"

"Jangan memikirkan hal-hal yang aneh, aku tidak punya waktu keluar untuk bermain"

"Kau benar-benar mencurigakan"

"Sebentar lagi kita akan sampai" kata Frankenstein mencoba mengalihkan perhatian. Zhielle diam saja, melihat ke arah depan tempat yang akan mereka tuju. Dari jauh jembatan Namsan sudah berkilau oleh lampu-lampu di sekitarnya. Air dibawahnya memantulkan warna lampu dari bangunan-bangunan yang mengisi di sepanjang sisinya. Hingga air yang gelap nampak berkilau kekuningan.

"Kita ke taman Hannam-dong, bagaimana? Lalu setelah itu kita bisa pergi ke Cafe Rainbow?"

"Kedengarannya menyenangkan"

"Kau marah?"

"Tidak, aku hanya sudah lama tidak keluar jadi tidak tahu tempat yang bagus. Tapi aku kira kau memiliki tujuan yang bagus" Zhielle menatapnya dengan sebaris senyum singkat dan kembali menatap keluar dari kacamobil. Frankenstein yang melihat dia demikian tak mau berkomentar apa-apa.

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Where stories live. Discover now