Perpisahan Dari Masa Lalu

657 49 15
                                    

      Pagi sekali, Zhielle berjalan seorang diri menuju ke ruang bawah tanah tempat laboratorium rahasia milik Frankenstein berada. Ia sendiri tidak mengetahui alasan mengapa ia diminta untuk datang kesana pagi sekali, bahkan tak seorang pun dari penghuni yang telah terbangun pagi selain mereka berdua.

Tiba di dalam laboratorium, Franknenstein sedang duduk di depan komputer sambil mengamati layar monitor dengan raut muka serius. Ia bahkan tak menyadari kehadiran Zhielle di ujung pintu yang sibuk memerhatikan dirinya dalam balutan baju jas lab.

Zhielle kemudian berjalan ke ranjang yang berada tak jauh dari tempat di mana frankenstein sedang duduk. Baru kemudian setelahnya dia menyapa pria itu.

"Kenapa kau memanggilku kemari?" Frankenstein mengalihkan pandangannya.

"Aku tidak mendengarmu datang?"

"Itu karena kau sedang sibuk" Frankenstein kemudian memutar kursinya searah tempat di mana Zhielle sedang duduk.

"Hanya sebuah pemeriksaan kecil"

"Aku tidak merasa sakit" kata Zhielle menarik sweter cokelat muda yang membalut tubuhnya.

"Aku tahu, aku hanya sedang mengantisipasi sesuatu" alis Zhielle bertaut mendengar jawaban Frankenstein. Ia mencoba menerka-nerka maksud dari ucapan laki-laki itu.

"Apa yang ingin kau antisipasi saat seperti ini?" wajah Frankenstein mengguratkan sedikit kecemasan. Ia bermaksud menyampaikan pemikirannya tanpa bermaksud menyinggung perasaan gadis bermata merah darah di dekatnya. Setelah berpikir beberapa detik, Frankenstein mendekatinya. Ia menghampiri Zhielle, berdiri di depan wanita itu.

"Aku pikir kau mengerti maksudku. Kita meenghabiskan banyak waktu bersama melebihi tahun-tahun dan waktu sebelumnya. Aku hanya ingin memastikan masalah yang terjadi ratusan tahun yang lalu tidak terjadi lagi" sepasang mata biru Frankenstein mengamati wajah zhielle. ia cemas akan membuatnya marah

"Aku mengerti" balas Zhielle dengan raut muka dingin.

Sepanjang pemeriksaan yang dilakukan dengan alat Ultrasonografi 3D dan pengamatan yang dilakukan dari layar monitor. Baik Zhielle maupun Frankenstein diam saja. Gadis berambut cokelat tersebut hanya terpaku memandang langit-langit ruangan itu, sedangkan Frankenstein sibuk dengan kegiatannya.

Setelah pemeriksaan selesai, Zhielle menutup kembali kaos putih yang ia kenakan untuk menutup perutnya.

"Semuanya baik-baik saja" kata Frankenstein memulai perbincangan.

"Tentu saja hal itu baik-baik saja. Tidak ada hal yang terjadi" pria bermata biru itu lalu memutar kursinya.

"Apa kau sedang marah?"

"Aku tahu apa yang terjadi pada diriku sendiri. Aku tidak bermaksud tidak menghargai apa yang kau lakukan tapi aku tahu keadaanku"

"Justru karena kau tahu jadi kau tidak mau mengatakan apa pun padaku. Bukankah begitu?" Zhielle diam saja. Ia mengalihkan tatapannya ke arah lain, kemudian mearik sepasang kakinya naik ke atas tempat tidur sambil mendekapnya.

"Sudah tidak mungkin hal itu terjadi. Aku bahkan tidak mau memikirkan mengenai seorang anak lagi, dan aku tidak mau seseorang juga membahasnya" Frankenstein kemudian berjalan ke sisinya dan duduk di dekatnya. Tatapan mereka berdua menerawang ke depan tembok. Saat itu, laki-laki tersebut mencoba mengatakan hal yang bisa menghibur meskipun dia tahu tidak ada kalimat penghiburan yang cukup pantas saat itu.

"Sebenarnya sedikit berat untukku melakukan pemeriksaan seperti ini. Aku tahu hal itu sedikit menyinggung perasaanmu, tapi aku tidak memiliki pilihaan lain karena harus menghindarkan hal-hal berbahaya darimu maupun dariku"

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora