Seoul

734 53 13
                                    

Zhielle pulang terlambat dari biasanya. Di ujung pintu di dengarnya suara keramaian, sesaat ia mengira jika itu adalah gerombolan Ikhan dan Shinwu, namun ketika ia membuka pintu, di dapatinya Lazark dan Rael di sana, beserta Frankenstein, Raizel, Seira, Regis, M21, Tao dan Takio dengan wajah babak belur. Perhatiannya tertarik ketika melihat kedua putera dari Rayga yang benar-benar mirip dengannya, untuknya hal itu sebuah nostalgia yang tak sempat dilalui ketika berada di Lukedonia.

"Lama tidak bertemu, aku tidak sempat menyapa ketika kita berada dalam pertarugan yang sama" ujarnya, kemudian duduk di salah satu kursi, saling berhadapan anak Rayga. Rael terpaku sejenak dengan heran, sementara Lazark tenang seperti biasanya.

"Ah, iya... tapi, aku tidak begitu mengenalmu saat itu" kata Lazark dengan jujur

"Itu tak masalah, tak ada yang mengenalku itu lebih baik," tatapan lembut Zhielle ia tujukan ke arah Rael dan kemudian tersenyum padanya. Anak laki-laki itu terpaku menatapnya kemudian tersipu merah ketika melihat sebaris senyum itu ditujukan untuknya "apa dia adikmu?"

"Iya, aku datang kemari untuk meminta maaf karena Rael sudah melukai penghuni rumah ini" Tao, Takio, dan M21 mengangguk setuju ketika mata Zhielle melirik ke arah mereka bersamaan

"Ah, kukira masalah itu sudah lama berlalu... ternyata belum selesai," kembali wajah Zhielle ia fokuskan pada Rael "kau memiliki penampilan yang lebih mirip dengan ibumu. Rayga pasti sangat menyayangimu" Rael sontak terkejut, untuk pertama kalinya ada yang bicara mengenai ibunya saat itu.

"Kau tahu ibuku?" ucap anak itu dengan tertarik sekaligus tak menyangka. Orang-orang hanya berdiam dan mendengarkan bincang mengenai masa lalu tersebut.

"Kau memiliki senyum dan garis wajah yang sama dengan ibumu, sikapmu tidak setenang Lazark karena kau mirip ibumu, sedangkan Lazark mirip dengan ayahmu. Seira mewarisi ketenangan ayahnya dan wajah cantik ibunya, sedangkan Regis lebih mirip ayahnya," tanpa sadar bibir Zhiele melepas senyum ketika ingat mengenai masa lalu mengenai Lukedonia "sudah sangat lama kukira sejak hari itu, cukup mengejutkan untukku bisa bertemu dengan anak-anak mereka"

"Kau mengenal orangtua kami dengan baik" kata Lazark lagi

"Iya, aku mengenal mereka dan melihat mereka menikah sebelum pergi dari Lukedonia. Biasanya para bangsawan akan menikah dengan garis keturunan terdekat dari mereka untuk mempertahankan darah murni yang ada padanya, karena itu wajah orang-orang di Lukedonia begitu mudah dikenali"

"Keluarga terdekat? Maksudmu menikah dengan sesama anggota keluarga?" timpal Tao penasaran. Mata Zhielle memandang padanya sekilas

"Iya, di dunia manusia itu mungkin aneh, tapi untuk keluarga bangsawan hal itu lumrah dilakukan. Pernikahan dengan seseorang yang di luar dari lingkungan keluarga, atau para bangsawan bukan hal yang bisa diterima. Jadi, biasanya seorang laki-laki dari keluarga bangsawan akan menikah dari sepupu jauh atau dekat keluarga. Sistem tubuh vampir tak seperti manusia"

                                                                                     **

Frankenstein duduk bersender punggung pada kepala ranjang sambil membaca. Tak lama kemudian Zhielle keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah tertutup handuk putih, lalu duduk di meja riasnya dan memakaikan beberapa krim ke wajah pucatnya. Suasana tenang malam itu, meski Rael ada di rumah mereka saat ini.

"Bukankah anak itu manis" buka Zhielle mengarahkan pandangannya pada Frankenstein yang duduk terpaku

"Siapa?" kata lelaki itu yang masih tak mendongak dari bacaannya

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Where stories live. Discover now