Bertemu Ignes Part B

515 39 8
                                    

Regis datang di waktu yang tepat dan menyelamatkan Zhielle. serta melihat keadaan Rael yang terluka cukup parah.

"Kalian tidak apa-apa?"

"Ignes membawa Seira" karta Rael

"Kita harus mengejarnya" ungkap Zhielle

"Tapi kalaian terluka!"

"Aku tak mungkin membiarkan orang lemah sepertimu pergi sendiri"

"Diamlah Rael, sebaiknya kau istirahat saja!" sambung Regis

"Mereka mungkin mengikutimu. Bisa berbahaya kalau kau juga tertangkap!"

"Tapi...!"

"Rael, kemarikan tanganmu!" pinta Zhielle

"Kenapa?" dia mengobati tubuhnya dengan sapuan tangan, seperti yang ia lakukan ketika menyembunhkan Frankenstein "ini?" katanya dengan nada takjub

"Kita tidak memiliki waktu, dan sebaiknya bergerak sekarang"

"Bagaimana denganmu nona?" timpal Regis. Zhielle menyapu rambutnya dan tersenyum

"Tidak masalah"

**

Pengejaran mereka sampai pada sebuah pulau yang amat lengang. Diam-diam mereka bergerak memasuki area hutan, karena mengira tak ada yang mengetahui keberadaan mereka di tempat itu. Sebaliknya, mereka sudah disambut oleh seorang pria tua yang merupakan tetua ke-9, yang merupakan pecipta dari banyak mahluk modifikasi di union.

"Kita kedatangan subyek yang bagus" kata laki-laki tua itu

"Di mana Seira?" kata Rael setengah berteriak diliputi amarah

"Oh, jadi kalian mencari teman kalian itu? Tenang, sebentar lagi kalian juga akan bergabung dengannya menjadi subyek penelitianku!"

"Diam kau!"

"Mundur! Aku akan melawan dia, dan tugas kalian temukan jalan untuk menemukan Seira" Zhielle berdiri di depan Rael dan Regis. Di tangannya ia sudah menggenggam soul weapon, bersiap untuk pertarungan lebih lanjut.

"Wah, kau bahkan masih mengejar sampai di sini?" Ignes muncul tiba-tiba di antara mereka dan menyerang Zhielle serampangan, lalu memisahkan diri jauh ke dalam hutan dari tempat Tetua ke-9, Regis dan Rael berada.

'Di sini tempat yang bagus untuk memulai pertarungan!"

"Aku tahu kau tidak mau melawanku. Katakan padaku apa yang kau inginkan Ignes?" perempuan itu menyeringai dengan picik, disertai kemarahan yang besar

"Tentu aku mau! Sebagai rekan di masa lalu, kau seharusnya bangga kalau bisa mati di tanganku! Tidak, aku kira kita bisa membuat kesepakatan yang jauh lebih menarik. Kenapa kau tidak jadi subyek penelitianku dan aku bisa membuatmu jauh lebih kuat tanpa bergantung pada darah manusia seperti dulu?"

"Omong kosong..."

"Katakan padaku, kenapa kau malah meninggalkan Lukedonia setelah kita menyerang desa itu. Apa seseorang tahu siapa dirimu, karena itu kau melarikan diri?"

"Karena apa yang kita lakukan adalah sebuah kesalahan!"

"Kesalahan? Kau juga mulai suka membual seperti kepala keluarga lain. Yang bahkan tidak ada yang mengenalimu!" Ignes melancarkan serangannya

Flash back

"Benar, saat itu sudah lama sekali. Aku bahkan sudah hampir lupa kejadian itu. suatu malam, aku dan Ignes menyerang sebuah desa di tengah hutan. Tidak ada satu pun dari kepala keluarga yang mengetahui kejadian itu, karena kami bergerak diam-diam dan amat rahasia. Ignes dan aku, kami tak jauh beda di masa lalu. dia memiliki keinginan untuk diakui kemampuannya oleh kepala keluarga lainnya, sedangkan aku... Aku saat itu takut, takut kalau orang mengetahui kelemahanku. Seorang vampir yang memiliki kemampuan menyembukan diri yang amat menyedihkan. Aku membenci diriku, tapi di satu sisi, meski demikian aku ingin, sangat ingin melindungi Raizel. Bagiku, di dunia ini tak ada seorang pun yang bisa menjadi tumpuan hidupku, selain dia seorang. Keluarga yang amat kucintai, tapi begitu sering terluka. Dalam benakku di masa lalu, jika aku menjadi seseorang yang lebih kuat, aku bisa membuat hidupnya lebih lama. Senyum Raizel, senyum kakakku yang tak pernah nampak pada tiap penghujung musim.

Malam itu, di desa itu. Aku membantai sebuah keluarga tanpa sisa dan aku bertemu dengannya. Anak itu! Benar, saat itu untuk pertama kalinya aku melihat seseorang menatapku penuh kebencian dan kutukan dari dalam mulutnya. Dia berkata dengan begitu lantang padaku, jika aku telah membunuh orang yang paling dia cintai. Yah, aku lupa jika... Orang yang aku lukai, orang-orang yang aku rampas hidupnya juga memiliki orang yang mencintai mereka. Bagiku, demi meyelamatkan hidup satu orang berarti merampas kehidupan orang lain. Tapi aku ingat, Raizel tidak akan menyukainya.

Di dalam rumah kayu dalam kobaran api yang menyala dia berkata

'Aku bersumpah akan menjadi lebih kuat dan membunuhmu suatu hari!' saat itu aku menertawakan ucapannya, dan berniat untuk membunuhnya. Tapi air matanya yang jatuh dalam genggaman tanganku seperti membakar perasaanku. Aku membiarkan dia hidup, menggunakan kendali pikiran untuk membutnya lupa pada peristiwa yang menyakitkan untuknya. Aku mengubur masa laluku sangat dalam dan meninggalkan Lekedonia untuk pergi ke Alchem.tinggal di sana selama 20 tahun, kemudian bertemu Kennis.

Kennis adalah adik Kentas, adik yang paling dia cintai. Karena sebuah kesalahan, hidupnya berakhir di tanganku. Sejak itu aku hanya tahu, kalau tanganku hanya mampu melakukan satu hal, membunuh!. Aku berhenti belajar cara menjadi seorang Alchemis dan kembali ke Lukedonia, tanpa seorang pun pernah tahu masa lalu, keburukan dan kejahatanku. Dalam hidup, tak ada seorang pun yang memiliki masa lalu yang bersih. Begitu pun aku!.

Semuanya dibangun kembali dari awal, seluruhnya. Aku kira hidupku akan kembali tenang sesudahnya, tidak aku salah. Aku bertemu Frankenstein, dan tidak pernah tahu kenapa aku begitu membencinya. Sinar dan warna matanya dulu adalah hal yang tidak aku sukai, melihatnya membuatku terluka... Tapi saat itu, ketika aku melihat dia berubah menjadi begitu mengerikan karena kegelapan yang membenamkan dirinya, aku bisa memahami rasa sakitnya. Rasa sakitnya sampai ke dalam hatiku, kekuatan yang membuat seseorang kemudian menjadi terluka. Dia seperti aku..."

**


Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Where stories live. Discover now