Part 2

445 42 5
                                    

      Suasana di hari berikutnya sekolah Ye Ran mulai agak ramai. Beberapa orangtua murid nampak di sepanjang lorong tanpa ada yang mengetahui maksud kedatangan mereka ke sana.

Pagi itu Zhielle baru saja datang, ia melintasi koridor dengan perasaan tak nyaman. Ada banyak pasang mata memandangi wajahnya tanpa ia mengerti alasannya mengapa. Namun, hampir di sebagian besar tempat yang ia lewati ia bisa mendengar orang-orang berbisik, berbicara mengenai dirinya. Hal yang tak ia mengerti, sampai masuk ke dalam sebuah ruang kelas. Ruang kelas itu kebetulan ruang kelas di mana Raizel berada.

Suasana riuh langsung menyambutnya dengan sekumpulan anak-anak bersorak sorai, sampai ia harus menggebrak meja dengan sedikit lebih keras untuk membuat suasana lebih tenang.

"Ada apa ini, aku merasa kalian sedang melakukan penyambutan besar" semua anak dalam kelas diam. Ikhan dan Shinwu tidak mengatakan apa pun, sedangkan Yoona dan Sui nampak mengatup rapat mulut mereka. Regis dan Seira tidak tahu apa yang terjadi dalam kelas saat itu.

"Kami merasa ibu sangat populer, beberapa video dan foto ibu sangat populer di Naver. Apa ibu mau kami menunjukkannya?" kata seorang siswa laki-laki yang membuat semua anak laki-laki bersorak sorai. Zhielle tersenyum kecut, memutar sejenak matanya sambil menarik nafas dalam.

"Bu, apa itu benar bu guru? Apa bu guru juga menerima tawaran kencan?" sambung murid laki-laki lainnya.

"Apa kau mau seseorang merusak wajahmu?" Shinwu berdiri dengan kesal dari kursi di mana ia duduk dengan tangan mengepal.

"Han Shinwu, sebaiknya kau duduk!" perintah Zhielle agak keras, shinwu mengacak rambutnya kesal, lalu duduk dengan terpaksa.

"Itu memang benar, kenapa apa ada masalah dengan yang aku lakukan. Apa kau suka padaku?" anak laki-laki dalam kelas sontak menyahut dengan ramai. Salah seorang anak berdiri dengan begitu percaya diri.

"Apa bu guru mau kencan denganku?"

"Kencan denganmu?"

"Benar..." suasana yang riuh dalam kelas, membuat Frankenstein yang tak sengaja lewat, lantas berjalan menghampiri ke arah kelas Raizel yang tidak biasanya segaduh itu.

"Aku akan mempertegasnya padamu, aku memang bekerja di klub itu dan hal itu bukan hal yang memalukan untukku. Kau tahu, saat aku bekerja di sana aku bertemu dengan dua jenis manusia. Satu manusia bisa memiliki kesempatan untuk menjadi berguna tapi tidak memiliki cukup uang, sedangkan satu jenis manusia lainnya menjadi tidak berguna karena uang. Kau adalah tipe manusia kedua! Standarku ini sangat tinggi dan kau bahkan tidak akan masuk dalam daftarku bahkan jika aku bertemu denganmu di jalan, aku tidak akan melirikmu. Sekarang kau seharusnya bersyukur aku mau menemanimu berbicara dengan menurunkan standarku. Apa kau mengerti perbedaan kelas di antara kita?" anak-anak lain yang mendengarnya hanya bungkam. Regis dan Seira mengatup mata mereka sesaat, sedangkan Raizel tidak bicara apa-apa, ia hanya mendengarkan apa yang terjadi karena tidak mengetahui penyebab dari masalah tersebut.

"Apa itu berarti ibu juga sudah menurunkan kelas ibu karena tidak memiliki kelas sosial yang bagus?" suasana dalam kelas yang tadinya senyap mulai sedikit panas.

"Apa katamu? Apa kau mau aku mengajari padamu tatakrama yang baik?"

"Apa kau juga akan memukulku seperti murid lainnya karena mengatakan kenyataan?"

"Berita buruk memang selalu menyebar lebih cepat dan dibicarakan oleh lebih banyak mulut kotor!"

"Ada keributan apa ini?" Frankenstein masuk ke dalam kelas dan melerai situasi yang mulai memburuk. Membuat murid laki-laki tersebut kembali duduk dengan seenaknya.

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Where stories live. Discover now