Part 2

495 44 6
                                    

  Karena pendek jadi upnya ternyata cepet.. ^^   

       Sepanjang perjalanan pulang menaiki sebuah mobil, Frankenstein nampak menahan rasa sedih. Ia terpaku, meski sesekali memandang sekilas ke arah lampu kota yang menyala terang dipinggir sudut jalanan Seoul.

Sesampai di rumahnya, ia segera menghambur ke dalam laboratorium. Di sana ia suduk merenung seorang diri menumpahkan rasa sedih dan kesal yang memenuhi kepala dan batinnya.

Tak hentinya ia mengepalkan tinjunnya di atas meja, menggerakkan jemarinya dengan resah meski gambaran wajahnya terlihat tenang.

Waktu berlalu beberapa jam dengan begitu cepat. Ia masih duduk di depan layar komputer tanpa melakukan apa pun, tanpa berbicara dan terus terduduk tanpa merasakan kantuk sama sekali.fajar mulai menyingsing perlahan-lahan. Jam di dinding menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia lantas berjalan ke luar dari laboratoriumnya, bersamaan itu ia juga melihat Zhielle sedang duduk terpaku di kursi ruang tamu. Mereka beradu pandang hingga suasana sekali lagi menjadi beku, dan tak nyaman untuk keduanya. Frankenstein lantas mengalihkan pandangannya segera dan meninggalkan Zhielle.

Sarapan pagi telah siap, para penghuni rumah sudah berkumpuldi meja makan. Saat itu hanya ada Frankenstein seorang, sedang duduk dengan wajah serius yang tak tergoyahkan meski ketika itu Tao bertanya padanya. ia mengabaikan semua orang, meski tak mengabaikan Raizel,ia sama sekali tak mengatakan apa pun padanya. dengan segera, suasana yang menekan itu membuat semua orang menyadari sesuatu, hingga mereka lebih memilih diam karena telah terbiasa dengan situasi demikian.

**

Malam itu, di dalam kamarnya Zhielle sedang merapikan rambutnya di depan cermin meja rias. Kamar itu menjadi sepi, semenjak pertengkaran dengan Frankenstein, pria itu tidak pernah lagi berada di sana dan lebih memilih berada di laboratoriumnya seorang diri.

Ia lantas berdiri setelah melihat penampilannya nampak baik. Meski begitu, sekali lagi dia memerhatikan dirinya lebih lagi, sambil menatap pakaian hangat berwarna putih berlengan panjang yang ia kenakan dengan rok sifon berwarna merah muda bermotif floral setinggi paha yang ia pakai. Dengan langkah pasti meski sedikit berat ia berjalan menuju ke laboratorium. Di sana sudah ada Frankenstein sedang duduk dengan raut muka serius, tanpa senyuman sama sekali.

Ia menghampirinya, mencoba menunjukkan wajah yang dapat menyembunyikan kesedihannya dengan baik, di depan laki-laki bermata biru yang sedang memendam kemarahannya dalam-dalam.

"Kau memanggilku?" katanya sambil berdiri di depan meja pria itu. Frankenstein melepaskan dekapan jemari yang menumpu dagu ovalnya dan menghamburkan segera apa yang ia pikirkan. Jemari tangannya membuka laci, lalu meletakkan sesuatu di depan Zhielle.

Benda itu merupakan sebuah tiket pesawat dengan tujuan Jeju. Melihatnya membuat Zhielle menelan ludah, menarik nafas perlahan-perlahan untuk menenangkan perasaannya.

"Apa ini?" Frankenstein berdecak, ia bahkan nampak enggan menatapnya sama sekali.

"Seperti yang kau lihat kalau ini adalah tiket pesawat menuju ke Jeju, tempat yang selalu ingin kau kunjungi. Sekarang aku mengirimmu ke sana. Ada sebuah rumah yang sudah aku beli di tempat itu, pemandangannya bagus, menghadap ke pinggir pantai. Kau bisa tinggal di sana! Mengenai uang dan semua keperluan yang kau butuhkan di sana aku akan memenuhinya untukmu, kau hanya perlu membawa benda yang kau anggap penting ke sana" sepasang mata Zhielle mulai memanas, beberapa kali dia mengalihkan pandangannya untuk menahan agar air mata, tak lantas jatuh di antara kulit pipinya.

"Kau mau aku tinggal di sana? Apa itu berarti sekarang kau mengusirku?" Frankenstein diam saja seolah tak mendengar.

"Penerbangannya jam 09.00 besok pagi, kau bisa memesan taksi menuju ke bandara. Aku yakin kau bisa mengurus dirimu sendiri, sekarang aku tidak ingin tahu apa pun lagi mengenai dirimu. Kau juga tidak perlu mengatakan apa pun pada tuan Raizel, aku akan menjelaskannya sendiri"

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Where stories live. Discover now