Makan Malam

790 41 71
                                    

Kalau ada typo, maklum belum edit detail

Kembali mereka berjalan-jalan melintasi area taman dan melihat sekitar. Pada salah sudut taman Zhielle melihat sepasang orangtua sedang bergandeng tangan dan melempar senyum, menatap penuh cinta ke arah masing-masing. Kedua orang tua itu telah bungkuk,tangan mereka penuh kerutan halus dan berjalan dengan, tertatih sambil melewati mereka berdua.

"Bukankah itu manis sekali?" Frankenstein menatap ke arah Zhielle

"Apa yaang manis?"

"Orangtua tadi, kau tidak melihatnya?"

"Untuk apa aku melihat hal seperti itu" balasnya dengan dingin. Zhielle melihatnya dengan tak menyangka

"Kau tidak lihat bagaimana mereka berpegang tangan, terlihat sangat hangat pada satu sama lain. Coba bayangkan berapa lama mereka sudah hidup bersama sampai beruban dan tetap saling menggenggam seperti itu?" katanya memerotes Frankenstein

"Kau yakin?"

"Memangnya kau tidak?"

"Bisa saja mereka itu baru bertemu setelah tua. Apa kau tidak berpikir kemungkinan seperti itu?"

"Tetap saja itu begitu manis. Manusia yang hidup bersama sangat lama, sampai memiliki anak, cucu, tapi masih saling mencintai. Berpegang tangan, saling menyapa tiap hari, menderita dan terluka ketika salah satu pergi, bahkan ada yang meninggal dalam waktu yang tidak jauh beda, saling bersebelahan. Apa kau tidak pernah mendengar hal seperti itu?"

"Kenapa kau harus iri pada kehidupan seperti itu. Orang-orang kalau tahu tentang kita yang hidup sudah selama ratusan tahun dan tetap seperti ini, merekalah yang cemburu. Lagipula apa menariknya bisa mati bersama. Aku heran padamu"

"Kau memang tidak pernah memikirkannya, tapi kadang-kadang aku membayangkannya, bahwa kau dan aku bisa tua bersama-sama. Aku ingin tahu seperti apa saat melihatmu tua, memiliki garis-garis keriput, tanpa gigi, berjalan bungkuk dengan tongkat, lalu akan berdiri di sebelahmu, memapah tubuh tuamu melintasi pekarangan rumah, melihat cucu-cucu kita memanggil nenek dan tertawa. Membayangkannya membuatku terharu"

"Sudah, berhenti membayangkan hal seperti!" katanya mencubit pipi Zhielle, hingga ia mengerang lirih "Lebih baik kita makan malam sekarang"

"Aku mau makan es krim"

"Terserah saja!"

Ketika tiba di depan restoran Rainbow, tempat itu sudah padat pengunjung hingga mereka berdua memutuskan untuk tak menghabiskan waktu malam di tempat itu, dan memilih ke tempat lain untuk menghabiskan waktu.

Mereka berhenti di depan sebuah tempat parkir hotel berlantai 12 dengan lampu-lampu terang dan banyak deret mobil mewah di seputaran tempat itu.

"Kita makan malam di sini?" Zhielle mengintip keluar lewat kaca mobil

"Iya, turunlah!" kata Frankenstein beranjak lebih dulu.

Mereka berjalan melewati lima deretan anak tangga, disambut dua pelayan hotel yang menyapa dengan senyum dan membukakan pintu untuk mereka berdua. Zhielle terus mengikuti langkah Frankenstein sampai mereka berdua memasuki lift dan berhenti di depan sebuah kamar berpintu cokelat. Dengan sebuah kunci yang memang telah dibawanya dalam saku, Frankenstein beranjak masuk, menyalakan lampu yang seketika itu menerangi ruangan berlampu putih kekuningan.

Kamar itu amat luas dengan ruang tamu, di dalamnya ada ruang tv yang berhadapan jendela sepanjang sisinya. Tertutup tirai merah menyala. Zhielle buru-buru ke sana, membuka tirainya dan melihat keluar. Pemandangan dari lantai itu amat indah, lampu kota yang seperti kunang-kunang berhamburan sepanjang jalan. Bahkan jembatan Hannam-dong yang mereka datangi barusan saja juga begitu benderang, dilihat dari tempat Zhielle berdiri.

Fanfic Frankenstein Love Story season 3 (Selesai)Where stories live. Discover now