15

30.9K 4K 78
                                    

Rabu (14.13), 10 April 2019

Jangan lupa taburan bintangnya...

-----------------------

Ellen terjaga dengan rasa tak nyaman yang mendera seluruh tubuhnya. Dia merasa lemas, dan sakit di beberapa bagian tubuh. Terutama kepala dan pipi. Perlahan Ellen menoleh. Tapi lalu tubuhnya membeku menyadari ada tangan yang digenggamnya kuat dengan punggung tangan itu menempel di pipinya.

Penasaran Ellen menyusuri tangan itu dengan tatapannya hingga ke pemiliknya yang tertidur di samping Ellen. Posisi orang itu yang tidur telentang dengan tangan yang lain diletakkan di bawah kepala, membuat Ellen kesulitan melihat wajahnya.

Cukup lama Ellen hanya terdiam dengan tatapan mengarah pada orang yang lengannya Ellen peluk. Otaknya masih seperti dipenuhi kabut hingga kesulitan berpikir. Tapi beberapa saat kemudian Ellen terbelalak menyadari orang itu adalah laki-laki. Dan dia lebih terkejut lagi begitu mengenali postur tubuhnya.

Dennis Anthony.

DEG.

Seketika jantung Ellen bertalu-talu di dada. Dia tidak bisa menjelaskan perasaannya. Senang, malu, bingung, panik, takut, atau bahkan perpaduan semuanya. Susah payah Ellen memaksa otaknya berpikir, mengingat-ingat bagaimana dirinya bisa berakhir di sini, bersama Dennis, dengan posisi yang intim.

Namun tidak ada apapun yang Ellen ingat. Yang paling nyata hanya kekerasan yang dilakukan sang ibu. Lalu semuanya kabur, membuat Ellen khawatir ada yang salah dengan otaknya.

Mungkin karena terlalu keras memaksa otaknya berpikir, mendadak kepala Ellen berdenyut menyakitkan. Lalu gelombang rasa mual bergulung dalam perutnya, terus naik ke tenggorokan.

Panik, Ellen melepas tangan Dennis yang masih digenggamnya. Dia berguling ke sisi ranjang dan berniat langsung berlari cepat ke kamar mandi. Tapi Ellen melupakan kakinya. Baru dua langkah, Ellen jatuh terjerembap ke lantai sambil meringis kesakitan merasakan ngilu yang menyengat di kakinya.

"Arghhh..."

Tanpa bisa dicegah, Ellen menangis. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan luar biasa lemas. Dia merasa seperti kain lap yang sudah lusuh karena terlalu sering dipakai. Dan kondisi ini semakin membuat hati Ellen pedih.

Dennis yang tersentak kaget akibat sentakan tiba-tiba di tangannya, terbelalak menyadari Ellen terjatuh. Tadinya Dennis kira Ellen terguling jatuh dari ranjang saat masih tertidur hingga dia langsung melompat turun siap membantu Ellen. Tapi lalu Dennis ragu begitu mendengar wanita itu menangis.

Apa tadi Ellen berniat melarikan diri karena menyadari Dennis tidur di sampingnya?

Ragu, Dennis berjongkok di samping Ellen yang masih tertunduk menangis dengan kedua tangan menumpu di atas lantai.

"Ellen, aku tidak berbuat macam-macam, sungguh." Dennis berusaha meyakinkan. "Semalaman kau menggenggam erat tanganku. Dan tiap aku berusaha melepaskan diri, kau terbangun lalu menangis sambil memohon agar aku tidak pergi. Jadi—"

"Aku... mau muntah."

"Hah?"

"Mual...."

Dennis terbelalak dan refleks meletakkan kedua tangannya di belakang punggung dan lutut Ellen lalu membopongnya ke kamar mandi. Setelah memastikan Ellen bisa berdiri tegak, dia keluar kamar mandi lalu menutup pintu rapat.

"Panggil aku kalau sudah selesai."

Sahutan pelan dari kamar mandi membuat Dennis semakin cemas. Ellen terdengar sangat lemah. Bagaimana kalau dia terjatuh di kamar mandi lalu kepalanya membentur sesuatu?

His Eyes (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang