29a

28.7K 4.2K 175
                                    

Rabu (21.20), 19 Juni 2019

Holllaaa... semuaaa ☺

------------------------

Kakak?

Ellen masih tidak percaya dengan seruan yang didengarnya barusan. Dia berdiri membeku di ambang pintu dengan pandangan mengarah pada Dennis dan wanita tadi yang saling memeluk erat. Bahkan wanita itu sampai menangis terisak, membuat suasana begitu haru.

"Hai, boleh aku tahu kau siapa?"

Ellen tersentak, baru menyadari ada orang lain di belakangnya. Buru-buru dia berbalik seraya tersenyum ragu lalu menyingkir ke samping, memberi jalan bagi lelaki itu masuk.

"Oh, maaf saya membiarkan Anda di luar. Silakan masuk."

Lelaki itu mengangguk dengan sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis. Dia membawa tas besar di tangan kirinya sementara tangan kanan memegang tongkat.

Begitu lelaki itu berada di dalam rumah, buru-buru Ellen menutup pintu untuk menghalau udara dingin masuk. Lalu perhatiannya kembali pada Dennis yang kini terlihat tersenyum lebar pada wanita itu dengan kedua tangan menangkup pipi si wanita. Dia tampak membisikkan sesuatu sebelum kembali merengkuh si wanita ke dalam dekapannya.

"Aku Xavier." Lagi-lagi Ellen tersentak. Segera dia berbalik menghadap lelaki bermata hitam pekat di sampingnya yang tengah mengulurkan tangan.

"Oh, saya Ellen." Ellen menjabat tangan lelaki itu.

"Jangan terlalu formal," dia mengibaskan tangan lalu menunjuk wanita yang masih berada dalam dekapan Dennis. "Dan itu Sintha, istriku."

Ellen mengangguk, namun masih belum mengerti situasi ini. Dia tidak tahu bahwa Dennis memiliki seorang adik. Ah, bahkan Ellen pikir Dennis sudah tidak memiliki keluarga. Jadi fakta bahwa ternyata lelaki itu memiliki adik, rasanya tidak masuk akal bagi Ellen.

"Dan—boleh aku tahu kau siapa?" Xavier mengulang pertanyaan sebelumnya yang tidak ditanggapi Ellen. "Maksudku, apa hubunganmu dengan Dennis?"

Ellen menatap Xavier. Kali ini terlihat agak gugup. "Aku...."

Apa yang harus dia bilang? Kekasih? Apa Dennis memang benar-benar menganggap dirinya kekasih?

"Dia kekasihku," celetuk Dennis tiba-tiba sambil berjalan menghampiri Ellen dan Xavier. Lengan kirinya sedang memeluk pinggang Sintha.

"Kekasih? Sungguh?" tanya Sintha dengan wajah berbinar. Mendadak dia melepaskan diri dari rangkulan Dennis dan langsung menghampiri Ellen. Bahkan tanpa permisi dia memegang kedua tangan Ellen dengan akrab. "Aku Sintha," katanya memperkenalkan diri.

Ellen tersenyum ragu. "Ya, suamimu tadi sudah memberitahu namamu. Aku Ellen."

"Senang sekali bertemu denganmu, Ellen." Mata Sintha yang sembab kembali berkaca-kaca. "Dan terima kasih sudah membuat Kak Dennis menghubungiku."

"Hah? Aku?" Sekilas Ellen menatap Dennis bingung lalu kembali menatap wanita di hadapannya. "Aku—aku tidak melakukan apapun. Bahkan aku baru tahu bahwa Dennis memiliki adik."

Seketika wanita di hadapan Ellen merengut. Sangat lucu dengan wajah sembabnya. Dia menoleh menatap Dennis tanpa melepas genggamannya di tangan Ellen. "Kakak sama sekali tidak menceritakan tentang keluarga kakak pada Ellen?"

Salah satu alis Dennis terangkat. "Apa aku harus menceritakan tentang keluargaku pada tiap orang yang kutemui?"

"Tentu saja tidak seperti itu. Tapi seharusnya kakak memberitahu mengenai kami pada Ellen. Dia kekasih kakak."

His Eyes (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang