" Ayden , jangan main kat situ . Bahaya ! Nanti jatuh . "
Aku berdecit geram bila Ayden terus-terusan menunjukkan sikap kepala batunya itu . Risau aku bila tengok dia main berhampiran dengan parit di luar pintu pagar . Parit tu bukannya kecil , besar . Kalau jatuh tu , naya woii !
Ayden ni pula macam tak ada tempat lain nak main , parit itu juga dipilihnya . Sudahlah di luar rumah , kalau kena culik macam mana ? Sudahlah zaman sekarang kes penculikan kanak-kanak boleh dikatakan agak 'trending' pada masa kini . Memang tak boleh dipandang remeh .
" Ayden , sudahlah tu . Jom masuk . Mandi dulu lepastu kita makan . "
Aku menarik lembut tangan kecil Ayden untuk berdiri dari terus duduk bercangkung di tepi parit itu . Aku tak tahu apa bendalah yang dia buat sampai boleh duduk melekat dekat sini .
Ayden merengus kasar . Tidak suka bila dia sedang bermain , ada sahaja 'malaun' yang datang mengganggu .
" Just go lah , Kak Liya . I want to play here . Mind your own business ! "
Itu dia .. Mind your own business . Wah , Ayden ni tak sedar ke dia tu masih budak ? Bahaya main sorang-sorang dekat luar . Tak akanlah aku nak biarkan saja dia main dekat sini .
" Ayden ... Jomlah masuk . Panas ni sayang kat luar . Tahulah kulit awak tu putih , kena panas pun tak bagi effect . Lainlah akak ni . Dah nak rentung kulit akak dekat sini . "
" So what ? "
Aku menarik nafas panjang . Terpejam mataku sesat cuba menahan sabar . Sabar .
Sedang aku leka memerhati Ayden yang bermain di tepi parit , tiba-tiba BMW berwarna biru gelap berhenti di hadapan kediaman banglo milik majikanku .
Dahi aku mula main peranan . Berkerutlah kau dahi sampai kedut .
Seorang gadis kelihatan anggun sekali keluar dari pintu belakang penumpang sambil tangan memegang beg tangan LV .
" Auntie Waniy ! "
Ayden menjerit tiba-tiba . Terus Ayden bangkit dari cangkung lalu menerpa ke arah gadis itu . Mungkin gadis itu bernama Waniy memandangkan Ayden panggil dia Auntie Waniy .
Gadis itu senyum simpul sambil tangan memeluk Ayden . Seketika mata dia menghala ke arahku .
" Aliyah ? "
Gadis bernama Waniy tadi memandangku terkejut . Dengan aku sekali terkejut bila dia tahu nama aku .
" Ma-macam mana awak tahu nama saya ? "
Gadis itu tergelak kecil .
" Come on , Liya .. Ni akulah , Irwaniy Arrisa . Sampai hati tak ingat aku pun ! "
Kata Waniy bernada merajuk .
Aku tergamam . Arrisa ? Arrisa kawan baik aku masa zaman sekolah menengah dulu ke ?
" Risa ? Kau ke Risa ? "
Waniy mengangguk laju . Dia dengan Aliyah dulu kawan baik , tapi terputus hubungan apabila masing-masing berpisah mengikut haluan sendiri selepas keputusan peperiksaan SPM keluar . Pada hari keputusan SPM keluar itulah hari terakhir mereka berjumpa .
Aku pula rasa macam nak nangis . Risa !
" Kau pergi mana ? Kau tahu tak aku rindukan kau ! Sampai hati tinggalkan Malaysia tak bagitahu aku ! "
Terus tubuh Waniy aku peluk . Sumpah aku rindu dia gila-gila . Dari tingkatan satu kot kitaorang kawan , memanglah rindu bila lama tak jumpa .
" Sorry lah pergi tak bagitahu kau . Aku dekat Perth pun bukannya buat apa , belajar saja . I'm sorry , okay ? "
YOU ARE READING
SUPER MAMA
ChickLitSeawal usia 20-an , aku terpaksa bekerja sebagai pengasuh kepada anak-anak encik duda demi tiga ribu sebulan . Pada pandangan orang kaya , tiga ribu tu apalah sangat . Tapi pada aku ..tiga ribu tu besar ya bapak bapak ibu ibu! Anak dia bukan satu...