Bab 42 - Nah !

25.5K 1.5K 88
                                    

Aku bergegas turun ke bawah sebaik saja bunyi kereta Audi milik suaminya menderu masuk ke perkarangan rumah .

Pintu utama dibuka sebelum wajah Ayriel menyapa pandanganku . Senyuman nipis dihadiahkan buat lelaki itu .

" Lewat abang balik hari ni . Dah makan ? " Soalku seraya menyalami tangan kasar Ayriel .

" Belum . Anak-anak dah tidur ke ? ", aku mengangguk kepala tanda sudah . Sambil itu aku mengambil briefcase dan coat di tangannya .

" Abang belum makan kan ? Naik atas , mandi lepastu solat dulu . Dah siap nanti turun bawah ya ? Saya sediakan makanan . ", ujarku tenang .

Ayriel memandang lama Aliyah . Gadis itu tekun merungkaikan ikatan tali leher berwarna hitam miliknya . Dari kening , mata , turun pula ke hidungnya . Hidung isterinya itu tidak terlalu mancung , biasa-biasa jelah . Bibir gadis itu pula dia perhati .

Ya Tuhan .. Seksa aku tengok ! Wahai Ayriel , bawa bersabar .

Aliyah . Sebut saja nama itu sudah bisa buat hatinya tidak tenteram . Cinta ? Cintakah dia ? Sayang ? Adalah sikit , belum sepenuhnya .

Rajin ? Bini dia terlebih rajin rasanya . Baik ? Ya , isterinya memang seorang yang baik . Pandai jaga hatinya sebagai suami . Tidak pernah mengeluh dengannya meskipun memang bukan salah gadis itu .

Penyayang ? Isterinya itu juga penyayang orangnya . Kalau Aliyah bukan penyayang , sudah pasti anak-anaknya itu akan dibiarkan saja tidak dijaga seperti.. ahh malaslah nak mengungkit .

Isteri aku sempurna . Semuanya sempurna . Ya Allah , betapa sempurnanya ciptaan-Mu . Aku beruntung ada isteri sepertinya . Cuma .. Aku sajakah yang tidak tahu bersyukur ?

Bisik hati kecil Ayriel .

" Abang ? "

Aku melambai-lambaikan tapak tangan di hadapan mukanya . Mengelamun ke dia ni ?

Sudah lima minit laki aku termenung pandang aku . Ya tahu aku memang cantik , tapi janganlah pandang macam tu . Malulah ..

" Abang ? ", panggilku sekali lagi lantas tangan naik menepuk perlahan bahunya .

" A-apa dia tadi ? ", Ayriel tersedar . Muka diraup kasar . Boleh pula dia boleh tak sedar Aliyah memanggilnya sejak tadi .

" Abang okay ke tak ni ? Abang penat ke ? "

" No , aku okay . Aku naik bilik dulu . Dah siap nanti aku turun. "

Tak sempat aku hendak mengangguk , lelaki itu terlebih dahulu jalan meninggalkannya di ruang tamu besar ini .

Tidak mahu berlengah , langkah kaki mula menapak ke dapur . Baru separuh berjalan , namaku diseru .

Tubuh dibawa pusing ke belakang . Aik , tak masuk bilik lagi ?

" Kenapa ? Bukan ke aw- "

Belum sempat aku habiskan soalan , Ayriel lebih pantas memotong . " Maaf . "

Aku terkebil sendiri . Maaf ?

" Untuk ? "

" Semalam . Aku tak patut tengking kau . Aku tahu niat kau baik , cuma aku ni je yang bodoh . Aku minta maaf . Kalau kau nak pukul aku sekarang pun aku tak kisah . Pergilah amik senduk , sudip , dulang tu semua . Pukul aku ! " balas Ayriel sambil kaki menapak perlahan ke arah isterinya .

Aliyah senyum nipis . Ya , memang dia terasa dengan Ayriel semalam . Tapi .. benda dah lepaskan ? Tak usahlah ungkit semula . Itu lebih baik ..

Kepala mendongak memandang wajah Ayriel yang kini berada betul-betul di hadapanku . Sangat dekat jarak antara kami berdua . Ni kalau aku ke depan sikit mesti dah dapat cium free . Ya Tuhan otak aku .

SUPER MAMA Where stories live. Discover now