Bab 41 - Muncul kembali

24.8K 1.3K 163
                                    

Ayad berjalan perlahan merapati Aliyah yang sedang duduk berteleku di gazebo seorang diri . Hampir satu jam dia lihat mama barunya itu berada di situ .

Kejadian semalam tiba-tiba menyinggah di benak fikirannya . Bukannya Ayad tidak dengar papa mengamuk semalam . Dia juga perasan akan air mata mamanya tatkala Aliyah keluar dari bilik .

Sampai ke hari ini dia masih lagi tidak faham apa yang sedang berlaku antara papa dan mamanya . Yelah budak baru lima tahun kan ? Manalah faham hal orang tua. 

" Mama .. "

Aku menoleh spontan apabila tiba-tiba saja satu suara menyapa dari belakang .

Ayad .

" A-Ayad .. ", tergagap aku memanggil namanya . Tak ada sebab apa pun untuk terkejut , cuma rasa terharu bila dia panggil aku mama . Mama .

Ayad cuma diam . Ruang kosong pada bangku di sebelah Aliyah diduduknya . Mata langsung tidak memandang Aliyah , lebih tertarik untuk memandang rumput-rumput hijau di hadapannya .

" Ayad dah boleh terima akak ? ", soalku sekadar ingin memecah kesunyian .

" Tak perlu gelar diri mama 'akak' lagi . Mama dah jadi mama Ayad . So please stop calling yourself 'akak' . "

Balas Ayad tenang . Ringkas tapi terselit nada tegas di situ .

Gulp ! Aku telan air liur payah . Budak kecik ni punya dingin sama level dengan suaminya dan Ayden . Tak padan dengan budak-budak .

Senyuman nipis diukir . Dingin-dingin Ayad pun dia boleh terima aku . Syukur Alhamdulillah .

Kepala Ayad mendongak  memandang Aliyah . " Crying brat ! "

Cemuh si Ayad sambil tergelak kecil . Tahu ianya nampak seperti kurang ajar , tapi bukan dia sengaja cakap macam tu pun . Cuma kebelakangan ini dia tak suka  lihat mamanya itu menangis . Nampak buruk !

Memuncung terus bibir aku . Ingat lawaklah tu .

" Ayad kalau datang sini nak sakitkan hati mama je baik tak payah . Hmph ! ", ujarku seakan berjauh hati .

Ayad langsung terdiam . Muka kembali seperti sedia kala . Beku .

" Sorry . Kenapa mama nangis ? You keep crying since yesterday . "

Aku senyum tipis . " Mana ada mama nangis . Ayad ni memandai je . "

" Granny cakap tak baik menipu . I saw every single things what happened between papa and you okay ? ", langsung mataku memanah ke tunak mata Ayad . Dia tahu ?

Kelu seribu kata , tak tahu nak cakap apa . Malu bila pergaduhannya antara dia dan Ayriel diketahui anak .

Melihat wajah Aliya kembali mendung membuatkan Ayad dihurung rasa serba salah . Lantas tangan wanita itu dia pegang .

" Let it go , jangan pendam .. "

Mataku sudah mula berkaca . Bila-bila masa saja air mataku akan gugur .

" Let it go ..  " langsung tangisanku pecah . Ayad di sisi aku peluk . Aku hamburkan segalanya . Sakit .

Sekali sekala tangan Ayad naik menepuk belakang badan Aliya menenangkan si mama .

" P-papa marah mama .. "

Ayat itu ulang berkali-kali . Berkali-kali jugalah Ayad mengganggukkan kepala .

Tangisan aku pula Makin lama Makin kuat . Mujur tika ini suaminya tiada di rumah , kerja . Kalau tidak , pasti suaminya akan fikir macam-macam .

Lebih kurang sepuluh minit menangis , pelukan Ayad aku lepaskan . Sisa air mata di pipi diseka Ayad seraya tersenyum pahit .

SUPER MAMA Where stories live. Discover now