Dua

329 25 2
                                    

         "Annyeonghaseyo, Baek Bujangnim." - Selamat pagi, Manajer Baek. Seorang petugas keamanan menyapa Karin di lobi utama kantornya.

          "Annyeonghaseyo," jawab Karin ramah. Satpam dan petugas kebersihan, semua orang harus ramah dan menghargai dua profesi itu. Tanpa mereka, kantor tak akan berjalan dengan baik dan karyawan tak akan bekerja dengan nyaman.

          Karin keluar dari lift untuk memasuki ruang kerjanya. Setelah sebelumnya memastikan parfum yang dikenakan tadi pagi sudah berhasil menutupi aroma asli tubuhnya, Karin pun melangkah dengan percaya diri.

          "Selamat pagi," sapa Karin.

          "Selamat pagi, Bujangnim." Beberapa karyawan menjawab sapaan Karin. Belum juga dia meletakkan tak dengan baik di meja kerja, seorang karyawan menghampirinya.

          "Bujangnim, tadi Isanim mencari Anda." Kata karyawan tadi.

          "Direktur Park? Oke, saya ke sana." Jawab Karin.

          Karin berjalan menuju ruang Direktur Keuangan. Ruang Direktur itu berada tak jauh dari ruang kerja Karin. Untuk ukuran perusahaan sebesar KC Group, ruang Direktur Keuangan Park Minjae termasuk kecil. Hanya sebidang kamar tanpa banyak hiasan khusus. Sebuah meja besar tempatnya bekerja, meja kecil di sampingnya untuk meletakkan berkas, seperangkat Desktop All In One, kursi kerja dengan sandaran tinggi, dan sice untuk menerima tamu. Meja sekretaris berada di luar ruangan tersebut.

          Karin mendekati sekretaris pribadi Direktur Park, "Kim Piseonim, tadi sepertinya Isanim mencari saya?" tanya Karin.

          "Ah, iya benar, Bujangnim. Silakan masuk, Anda sudah ditunggu," jawab Sekretaris Kim ramah.

          Karin mendekati pintu ruang direktur. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya mengetuk pintu kayu itu.

          "Annyeonghaseyo, Isanim. Ini Baek Karin Bujang," sapa Karin setelah mengetuk pintu.

          "Deureowa!" – masuklah! jawab sebuah suara berat laki-laki dari dalam ruangan.

          Ish, banmal! Pikir Karin. Banmal adalah bentuk bahasa informal yang digunakan oleh orang yang lebih tua ke yang lebih muda, atau dari senior ke juniornya. Kadang orang dengan pangkat tinggi dan berusia senior akan menggunakan banmal jika berbicara dengan bawahan yang rentang jabatannya berada jauh di bawah. Tapi rentang jabatan Park Minjae dan Karin hanyalah direktur dan manajer, hanya satu tingkat ke bawah. Lagipula dari segi usia, Park Minjae hanya 3 tahun lebih tua dari Karin. Dan ini masih di kantor di mana seharusnya setiap orang menggunakan jondaemal – bahasa formal. Karin tak melihat alasan Park Minjae bisa menggunakan banmal padanya saat ini.

          Sambil menahan emosi dan berkali-kali mengingatkan dirinya untuk bersikap baik, Karin membuka pintu dan memasuki ruangan. Direktur Park Minjae berdiri menyambut Karin, kemudian berjalan ke arahnya.

          "Annyeong, Karin-a. Anja!" – Halo, Karin. Duduklah! Direktur Park Minjae menyilakan Karin duduk di salah satu kursi sice. Karin memutar matanya dan mendengus pelan. Tentu saja setelah memastikan Park Minjae tak melihat atau mendengarnya. Ia pun berjalan mendekati kursi terdekat di sebelah kiri Direktur Park. Sang Direktur sendiri sudah duduk di kursi utama.

          "Kim Piseo, tolong bawakan teh!" seru Direktur Park pada sekretarisnya. Sekretaris Kim menggangguk kemudian beranjak dari kursinya menuju pantri.

          "Isanim, ada apa memanggil saya?" Karin membuka percakapan. Terlalu pagi untuk bermain emosi dengan laki-laki ini. Lagipula ini adalah tempat kerja, di mana Karin menggantungkan karir. Ia tak ingin punya masalah di tempat kerja ini.

          "Sudah berapa kali kubilang padamu, Karin, jika kita sedang berdua, turunkan semua formalitas. Bicara banmal denganku. Terus, isanim? Apa itu isanim? Oppa-ya, Oppa!" seru Park Minjae. Dia tak suka Karin memanggilnya "direktur", dia lebih suka dipanggil oppa, abang, oleh Karin.

          "Ini kantor. Kalau sudah tak ada lagi yang ingin Anda bicarakan, saya permisi," kata Karin sembari berdiri.

          "Ah, tunggu! Baiklah. Paling tidak, jangan pakai jondaemal," jawab Park Minjae mengalah, "dan saat kita hanya berdua, jangan panggil aku 'direktur', panggil aku dengan panggilan lain!"


**Bersambung ke Tiga**


Panduan membaca bahasa Korea pada naskah:

huruf vokal di Korea seperti pengucapannya.

Ae dibaca E seperti pada 'ekor'

Eo dibaca O seperti pada 'ekor'

Eu dibaca E seperti pada 'elang'

O dibaca O seperi pada "o, p, q, r, s"

E dibaca E seperti pada 'a, b, c, d, e"

H setelah huruf N sering tidak dibaca/lesap

Rahasia Baek KarinWhere stories live. Discover now