Dua Puluh Empat

95 14 0
                                    

Mobil Arjuna telah tiba di depan rumah Karin. Mereka segera masuk ke dalam rumah.

"Eomma, na wasseoyo," – Bu, aku pulang, teriak Karin di pintu depan. "Juna-ssi isseoyo," – ada Juna juga, sambungnya.

"Jangmonim, jeo wasseoyo," – Ibu Mertua, saya datang, seru Arjuna.

"Oh, Juna-ssi wasseo?" – oh, Juna datang? sambut Eomma.

"Eomma, anak Eomma itu aku, kenapa yang disambut cuma Juna-ssi?" kata Karin kesal.

"Kamu kan sering pulang ke rumah ini, Juna-ssi jarang-jarang ke sini. Aku kan kangen juga dengan Juna-ssi," jawab Eomma enteng. Arjuna dan Karin tertawa mendengarnya.

"Kalian sudah makan. Ayo, aku sudah siapkan makan malam untuk kita," ajak Eomma.

"Gamsahamnida, Jangmonim," – terima kasih banyak, Ibu, jawab Arjuna. Mereka segera menuju ruang makan dan duduk di kursi makan masing-masing.

Di meja makan telah tersedia bulgogi dan nasi goreng. Arjuna memperhatikan nasi goreng itu. Kemudian ia tersenyum.

"Jangmonim, apa benar Jangmonim kangen sama saya?" tanya Arjuna.

"Iya, tentu saja," jawan Eomma sambil menyiapkan peralatan makan.

"Tapi kenapa menu utama di meja makan adalah Nasi Goreng Eomma?" kata Arjuna menggoda. Nasi Goreng Eomma adalah sebutan untuk nasi goreng ala Indonesia buatan Eomma. Karin yang menamakan demikian. Nasi Goreng Eomma adalah makanan favorit Karin.

"Wa, gumawoyo, Eomma!" - terima kasih, bu! seru Karin memeluk Eomma. "Aku tak lagi merasa jadi anak tiri," kelakarnya.

"Aku memang kangen pada Juna-ssi, tapi makanan yang kusiapkan tak ada hubungannya dengan perasaanku," dalih Eomma. Arjuna tertawa mendengarnya.

Suasana di rumah Karin selalu hangat seperti ini. Dengan Eomma yang menganggap Arjuna sebagai anak kandung laki-lakinya, Arjuna selalu betah di rumah ini. Di awal hubungan mereka, Arjuna sering menginap di sini. Dia tidur di kamar tamu. Sekarang ia merasa tak akan sanggup lagi menginap di rumah Karin, tanpa menyusup ke kamar Karin.

"Jal meoggesseumnida," - terima kasih atas makanannya, ucap Karin sebelum makan. Mereka pun makan dengan tenang.

"Jangmonim, maaf saya mengangkat topik ini. Karin sudah cerita tentang Abeonim," Arjuna membuka pembicaraan.

"Oh, itu," balas Eomma singkat.

"Karin bilang ingin mencari Abeonim," kata Arjuna. Eomma terkejut. Sesaat dia menghentikan makannya, kemudian meneruskannya lagi seperti tak terganggu.

"Eomma, Juna-ssi akan menemaniku mencari Abeoji. Juna-ssi tahu wilayah Indonesia. Kami pasti bisa mencari Abeoji, Eomma," kata Karin meyakinkan Eomma. "Sekarang kami cuma harus tahu informasi lebih banyak lagi, Eomma," lanjutnya.

Eomma kembali terdiam.

"Kamu yakin akan mencari ayahmu, Karin?" tanya Eomma.

"Ne," - iya, jawab Karin yakin.

"Arasseo. Aku akan ceritakan semuanya," kata Eomma. Karin dan Arjuna langsung mengambil sikap menyimak.

"Jujur saja, aku tak tahu pasti keberadaan ayahmu. Tapi sebelum aku kembali ke Korea bersamamu, Karin, aku menerima sebuah kartu pos yang berisi alamat ayahmu. Karena aku tak bisa menghubunginya lewat telepon dan dia tak ada kabar berita lagi, aku memutuskan pulang ke Korea," jelas Eomma.

"Sebelumnya, kalian tinggal di mana?" tanya Arjuna.

"Sebuah daerah di pinggir Jakarta. Kami tinggal di rumah petak dan sempit di sana. Tapi kami bahagia. Ayahmu bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta, aku tak ingat nama perusahaannya. Aku mengajar bahasa Inggris di dekat rumah. Kamu sering ikut jika aku mengajar, Karin," kata Eomma menjelaskan.

"Eomma bilang, ada surat yang memerintahkan Abeoji untuk pulang? Kenapa kita tak diajak serta?" tanya Karin.

"Ayahmutak mau pulang. Dia bilang, jika dia pulang dia tak akan bisa keluar lagi darikampungnya karena suatu kewajiban, entah kewajiban apa, aku tak ingat. Diaberencana mengajak kita ikut serta ke sana jika sudah tahu situasinya. Tapi dikartu pos terakhirnya dia menulis lebih baik kita pulang ke Korea saja," tutur Eomma.

**Bersambung ke Dua Puluh Lima**

Panduan membaca bahasa Korea pada naskah:

huruf vokal di Korea seperti pengucapannya.

Ae dibaca E seperti pada 'ekor'

Eo dibaca O seperti pada 'ekor'

Eu dibaca E seperti pada 'elang'

O dibaca O seperi pada "o, p, q, r, s"

E dibaca E seperti pada 'a, b, c, d, e"

H setelah huruf N seringtidak dibaca/lesap

Rahasia Baek KarinWhere stories live. Discover now