Dua Puluh Tujuh

90 15 0
                                    

"Anja!" – duduklah! suruh Eomma pada Karin dan Arjuna. Mereka pun mengambil kursi masing-masing dan duduk.

Karin, Arjuna, dan Eomma menikmati sarapan sederhana yang disiapkan Eomma. Karin hampir tak pernah memasak karena Eomma sudah menyiapkan semuanya. Eomma suka memasak. Buat Eomma, memasak adalah sebuah renjana. Yang pasti, semua masakan Eomma, rasanya enak. Semua masakan Eomma adalah makanan favorit Karin.

"Kalian jadi berangkat sore ini?" tanya Eomma membuka pembicaraan.

"Iya, nanti setelah makan siang, kami ke bandara," jawab Karin.

"Semua pakaian yang dibutuhkan sudah kamu kepak, Karin?" tanya Eomma lagi.

"Sudah, Eomma. Juna-ssi membantuku semalam. Memilihkan pakaian yang cocok dengan cuaca dan iklim di Indonesia," jelas Karin.

"Juna-ssi tidak mengepak pakaian?" tanya Eomma pada Arjuna.

"Seharusnya sih tadi malam saya mengepak pakaian yang akan dibawa ke Indonesia. Tapi kan, Jangmonim tahu sendiri, saya tertidur di sini," kara Arjuna tersipu. Eomma tertawa kecil, geli pada kelakuan calon menantunya.

"Saya bisa melakukannya setelah mengantar Karin ke kantor," lanjut Arjuna.

"Mengantarku?" tanya Karin.

"Yah, sekalian saja. Mobilku ada di depan rumah. Daripada kamu naik angkutan umum sambil membawa koper besar, lebih baik kuantar sampai kantor," jelas Arjuna.

"Koperku dibawa ke kantor?" tanya Karin bingung.

"Kamu tidak berencana pulang ke rumah untuk mengambil koper, kan?" tanya Arjuna balik.

"Juna-ssi benar, Karin. Bawa saja kopermu ke kantor! Titipkan pada resepsionis, atau bawa saja ke ruanganmu!" saran Eomma. Karin yang berpikir mereka berdua ada benarnya, mengangguk-angguk setuju.

"Cepat habiskan makanannya lalu mandi, kemudian bersiaplah ke kantor! Kamu harus menyelesaikan pekerjaan sebelum berangkat, kan?" suruh Arjuna. Karin lalu segera menghabiskan sarapannya kemudian beranjak dari duduk dan bersiap mandi.

"Juna-ssi, jurus apa yang Juna-ssi pakai sehingga Karin bisa langsung menurut dan mandi? Dia tak pernah suka mandi pagi," tanya Eomma heran.

Arjuna cuma tertawa kecil menjawab pertanyaan Eomma. Bukannya Arjuna tak tahu kebiasaan Karin, dia tahu persis Karin tak suka mandi pagi. Tapi entah kenapa, kata-kata yang dia ucapkan langsung dituruti oleh Karin. Arjuna merasa bangga akan dirinya. Dia makin percaya diri bisa menjadi suami yang baik bagi Karin.

"Jangmonim, biar saya saja yang mencuci piring kotornya," kata Arjuna menawarkan diri.

"Geurae," – baiklah, kata Eomma mengalah, memberikan peralatan mencuci piring pada Arjuna. "Aku akan bersiap mengajar," lanjut Eomma pamit, meninggalkan Arjuna yang sedang sibuk mencuci piring bekas sarapan mereka.

Karin sudah siap berangkat bekerja. Koper yang semalam ia kepak dibawanya serta. Arjuna mengambil koper itu dan membawanya. Karin mencari-cari Eomma untuk berpamitan.

"Eomma, eodiyeyo?" – ibu, di mana? Teriak Karin.

"Yeogiisseo!" – aku di sini! balas Eomma dari kamarnya.

Karin masuk kamar ibunya, dilihatnya Eomma sedang berdandan setelah berpakaian rapi seperti halnya seorang pengajar.

"Eomma, aku akan berangkat," kata Karin.

Eomma menghentikan kegiatannya dan mengalihkan pandangan dari cermin ke Karin. Eomma menghela napas.

"Sepertinya inilah saatnya," kata Eomma.

"Mwoyeyo?" – apa? tanya Karin.

"Saat aku harus melepaskanmu, Karin," jawab Eomma.

"Aku cuma pergi satu minggu, Eomma. Anggap saja aku sedang berlibur dengan Juna-ssi," kata Karin tertawa. Dia pun memeluk Eomma.

"Makan teratur! Tidur teratur! Kalau perlu, panggil Halmeoni ke sini untuk menemani Eomma. Atau, Eomma bisa cuti dulu dan pulang ke rumah Halmeoni. Membantu Halmeoni di restoran Mi Dingin Pyongyang-nya," saran Karin berkelakar. Eomma tertawa mendengarnya.

"Ide bagus, Karin. Aku sudah lama tidak berlibur. Mungkin bisa kupertimbangkan untuk pulang ke kampung dan membantu ibuku," kata Eomma setuju.

"Karin-a, kaja!" – Karin, ayo berangkat! ajak Arjuna. "Ijegayo, Jangmonim," – kami berangkat, Bu, pamit Arjuna pada Eomma.

"Geurae, josimhae!" – baiklah, hati-hati! jawab Eomma.

**Bersambung ke Dua Puluh Delapan**

Panduan membaca bahasa Korea pada naskah:

huruf vokal di Korea seperti pengucapannya.

Ae dibaca E seperti pada 'ekor'

Eo dibaca O seperti pada 'ekor'

Eu dibaca E seperti pada 'elang'

O dibaca O seperi pada "o, p, q, r, s"

E dibaca E seperti pada 'a, b, c, d, e"

H setelah huruf N seringtidak dibaca/lesap

Rahasia Baek KarinWhere stories live. Discover now