Dua Puluh Tiga

94 18 0
                                    

"Annyeonghi gaseyo, Bujangnim," – selamat tinggal, Bu Manajer, salah seorang karyawan menyapa Karin sebelum meninggalkan ruangan.

"Ne, Sugohaesseoyo," – Ya, terima kasih atas kerjasamanya, jawab Karin.

Jarum pada arloji Karin menunjukkan pukul enam lewat empat puluh menit. Masih ada waktu bagi Karin untuk membereskan perlengkapannya dan turun. Biasanya Arjuna sudah ada di parkiran menunggunya, walaupun dia berjanji akan menjemputnya pukul tujuh. Ini yang Karin suka dari Arjuna, tak pernah terlambat menjemputnya. Mungkin Arjuna tak mau mengulang kesalahan di masa lalu, saat Karin marah karena Arjuna datang sepuluh menit terlambat.

Karin tertawa kecil, menertawakan dirinya di masa lalu. Tak seharusnya dia semarah itu, hanya karena sepuluh menit terlambat. Sepuluh menit yang membuat Karin lari pada Park Minjae, membuat kesalahpahaman di antara mereka, dan hampir mengacaukan persahabatan antara Arjuna dan Park Minjae. Karin, kamu harus tahu diri! kata Karin pada dirinya.

Insting Karin benar. Ketika Karin tiba di lobi, Arjuna sudah menunggunya. Karin tersenyum lebar melihat kekasihnya. Sambil mengingatkan dirinya untuk tidak memeluk Arjuna di lobi kantor.

"Kayo," – ayo berangkat, ajak Karin sambil menarik tangan Arjuna.

"Baiklah," balas Arjuna mengikuti Karin.

Karin segera duduk di kursi penumpang depan, sebelah kanan kursi pengemudi. Karin bukan gadis manja yang baru akan masuk mobil jika pintu dibukakan. Kadang Arjuna protes kala ia ingin memanjakan Karin. Tapi itu dulu, sekarang Arjuna tak lagi memusingkan hal itu. Arjuna menganggap itu sebagai sisi positif Karin, bahwa dia adalah perempuan yang mandiri.

Jam pulang kantor di Seoul tiap hari suasananya sama saja. Jalanan penuh dan macet. Karin memutar radio dan mencari-cari saluran musik yang nyaman didengar.

"Stop!" ujar Arjuna ketika Karin sampai di saluran musik tertentu. Kedengarannya saluran musik ini memperdengarkan lagu-lagu lawas, sekitar tahun sembilan puluhan atau dua ribu awal.

"Waeyo?" – kenapa? tanya Karin.

"Sssttt!" Arjuna meletakkan telunjuknya di depan bibir. Karin pun terdiam.

Can we go back to the days our love was strong?

Can you tell me how a perfect love goes wrong?

Can somebody tell me how to get things back

The way they use to be?

Oh God give me a reason

I'm down on bended knee

"Boyz II Men, On Bended Knee?" tanya Karin heran.

"Iya, kamu tadi bertanya, siapa penyanyi favorit Minjae, kan?" kata Arjuna.

"Jeongmariyo?" – benarkah? Tanya Karin terkejut. "Minjae Seonbae suka lagu-lagu Boyz II Men?" tanyanya lagi.

"Oh," – iya, jawab Arjuna.

"Sesanghae!" – astaga! Kata Karin tak percaya. "Aku benar-benar tak terpikir Minjae Seonbae suka lagu soul seperti ini. Kupikir paling tidak dia suka Bon Jovi atau Green Day," kata Karin lagi. Dia masih takjub dengan apa yang dia ketahui.

"Jangan bilang aku yang memberitahumu, ya! Aku masih ingin berteman dengan Minjae, dengan tenang," kata Arjuna tertawa. Karin ikut tergelak mendengarnya.

"Juna-ssi, suka lagu yang mana? Sepertinya Juna-ssi tak punya genre lagu favorit tertentu, kan?" tanya Karin memastikan.

"Iya, aku suka segala jenis lagu. Termasuk hiphop yang jadi favoritmu," jawab Arjuna. Karin tertawa mendengar jawaban Arjuna.

"Iya, terima kasih sudah ikut suka hiphop. Terima kasih sudah mau menemaniku menonton konser Show Me the Money,"

"Asal jangan seperti waktu itu. Terlalu heboh melihat Zico, sampai lupa sama pacar yang di dekatnya," kata Arjuna protes.

"Hahaha, mianhaeyo, Juna-ssi," – maaf, Juna, kata Karin. "Tidak tiap hari aku bisa melihat Zico dan Mino dari dekat. Tolong pahamilah," rajuk Karin.

Arjuna tertawa kecil melihat tingkah kekasihnya.Seperti anak kecil bila merajuk. Orang yang baru kenal dengan Karin tak akanmenyangka bahwa Karin punya sisi kekanakan seperti ini. Arjuna bersyukurmenjadi salah satu orang yang melihat sisi Karin yang ini.


**Bersambung ke Dua Puluh Empat**


Panduan membaca bahasa Korea pada naskah:

huruf vokal di Korea seperti pengucapannya.

Ae dibaca E seperti pada 'ekor'

Eo dibaca O seperti pada 'ekor'

Eu dibaca E seperti pada 'elang'

O dibaca O seperi pada "o, p, q, r, s"

E dibaca E seperti pada 'a, b, c, d, e"

H setelah huruf N seringtidak dibaca/lesap

Rahasia Baek KarinWhere stories live. Discover now