Tiga Puluh Dua

86 10 0
                                    


"Yes! Kita mulai petualangan Baek Karin di Indonesia!" seru Karin mengulang kata-kata Park Minjae.

Mobil SUV Hyundai itu melaju membelah sibuknya jalanan kota Seoul. Seperti halnya di kota besar, Seoul sama sibuknya dengan ibukota-ibukota lain. Jam makan siang adalah waktunya semua kendaraan melaju di jalan raya. Jalanan memadat dan mobil SUV yang dikendarai Park Minjae pun tak luput dari jebakan macetnya jalan raya.

"Seonbaenim, boleh aku memutar musik?" tanya Karin meminta izin.

"Silakan," kata Park Minjae memberi izin.

"Ada musik yang ingin Seonbaenim dengar?" tanya Karin lagi.

"Tidak, pilih sesukamu!" jawab Park Minjae.

Karin pun memutar radio, memilih lagu yang ingin didengarnya. Sebenarnya, Karin punya satu saluran radio yang dicari, saluran radio yang memutar lagu tahun sembilan puluhan.

"Annyeonghaseyo, yeorobun. Setelah ini kita dengarkan request lagu dari Park Jimin-ssi, Backstreet Boys, I Have to Give," suara penyiar radio mengudara dengan lembutnya, diikuti intro lagu I Have to Give dari Backstreet Boys.

"Seonbaenim, apa Seonbaenim suka lagu-lagu Backstreet Boys?" tanya Karin memecah diamnya mereka.

"Hm, biasa saja. Lagu mereka enak didengar, musiknya juga easylistening," jelas Park Minjae. Karin mengangguk-angguk mengiyakan.

Lagu I Have to Give masih mengalun di dalam mobil SUV merah mereka. Tak lama kemudian, lagu itu berakhir dan digantikan suara penyiarnya.

"Yeorobun, kita sudah mendengarkan lagu I Have to Give dari Backstreet Boys. Sekarang kita dengarkan request lagu dari Kim Seokjin-ssi, Boyz II Men dengan lagunya End of the Road," suara penyiar radio itu menggema.

Although we've come

To the end of the road

Still I can't let go

It's unnatural

You belong to me

I belong to you

Lagu End of the Road kali ini mengambil alih seluruh indera pendengaran penumpang mobil SUV ini. Karin melirik pada Park Minjae di sebelah kirinya. Yang dilirik fokus pada jalanan, sambil sesekali bergumam mengikuti lirik lagu tersebut.

"Lagu favorit Seonbaenim?" tanya Karin memecah diam.

"Ah," Park Minjae tak menjawab, tapi pipinya memerah karena malu.

"Gwenchanha, Seonbaenim. Tidak apa-apa juga kalau Seonbaenim suka lagu ini. Memangnya kenapa?" kata Karin menenangkan.

"Siapa yang bilang aku suka lagu ini?" kata Park Minjae protes.

"Wajah Seonbaenim yang bilang!" jawab Karin sambil tertawa.

"Terlalu jelas, ya?" tanya Park Minjae.

"Iya, sangat jelas," jawab Karin yakin. Park Minjae tertawa mendengarnya.

Park Minjae meneruskan mengemudi sambil bernyanyi. Kali ini suaranya keras dan tak malu-malu lagi. Karin pun menyesali kata-katanya, karena sebenarnya suara Park Minjae tak enak didengar.

Mobil SUV yang mereka naiki berhasil meloloskan diri dari penuhnya jalan raya. Park Minjae mengarahkan mobil itu ke sebuah kedai sandwich di pinggir kota Seoul.

"Sandwich Ahjumma!" teriak Karin girang. Kedai Sandwich Ahjumma adalah kedai sandwich langganan mereka sejak SMA.

"Aku sudah lama tidak ke sini, semoga rasanya seenak dulu," kata Park Minjae.

"Aku juga. Terakhir ke sini sebelum lulus sarjana. Sudah lama sekali," timpal Karin.

Mereka pun turun dari mobil dan memasuki kedai.

"Ahjumma!" panggil Karin pada seorang perempuan setengah baya pemilik kedai itu. Ahjumma adalah panggilan untuk perempuan setengah baya.

"Ah, Agassi! Lama tak ke sini," Ahjumma menyapa balik. Agassi artinya nona, panggilan akrab untuk perempuan yang dirasa masih muda.

"Ahjumma, sehat-sehat saja, kan? Aku mau tiga sandwich tuna. Dua dimakan di sini, satu dibawa pulang," kata Karin.

""Iya, aku sehat-sehat saja. Agassi, dia pacarmu?" tanya Ahjumma menunjuk ke Park Minjae.

"Nuguyo?Minjae Seonbae? Bukan, dia bukanpacarku. Dia sahabat dari tunanganku. Sandwich yang dibungkus ini untuktunanganku, Ahjumma," kata Karinmenjelaskan.


**Bersambung ke Tiga Puluh Tiga**


Panduan membaca bahasa Korea pada naskah:

huruf vokal di Korea seperti pengucapannya.

Ae dibaca E seperti pada "ekor"

Eo dibaca O seperti pada "ekor"

Eu dibaca E seperti pada "elang"

O dibaca O seperi pada "o, p, q, r, s"

E dibaca E seperti pada "a, b, c, d, e"

H setelah huruf N seringtidak dibaca/lesap

Rahasia Baek KarinWhere stories live. Discover now