Tiga Puluh Tiga

145 12 0
                                    

"Ah, kupikir dia pacarmu. Dulu kalian sering kemari berdua. Kupikir langkah kalian ada perkembangan. Ternyata tetap Seonbae-Hoobae, ya?" kata Ahjumma menggoda Karin.

"Ne. Hubungan kami berhenti di Seonbae-Hoobae," jawab Karin sambil tertawa.

"Annyeonghaseyo, Ahjumma," sapa Park Minjae.

"Annyeong, Doryonnim," – Halo, anak muda, jawab Ahjumma.

"Sandwich tuna untukku satu," kata Park Minjae lagi.

"Hoobae-mu sudah memesankan untukmu," kata Ahjumma lagi.

Karin tertawa mendengar kata-kata Ahjumma, terutama saat dia memperjelas bahwa Karin adalah Hoobae, junior, dari Park Minjae.

"Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan. Tapi, yah, yang penting sandwich tunanya jadi," kata Park Minjae yang memilih tak peduli dengan pembicaraan antarperempuan itu dan duduk di kursi yang tersedia.

"Ini dua sandwich tuna untuk kalian makan di sini. Ini satu untuk tunanganmu, Agassi," kata Ahjumma sambil menyerahkan dua bungkusan.

Karin menerima keduanya dalam sekali ambil. Ia pun berjalan ke arah meja di mana Park Minjae menunggu.

"Ini sandwichmu, Seonbaenim," kata Karin seraya menyerahkan setangkup roti lapis isi daging tuna.

"Gumawo," ujar Park Minjae berterima kasih sambil menerima sandwichnya.

"Aku senang rasa sandwich ini masih sama," ujar Karin.

"Kamu benar. Rasa sandwich ini tidak berubah sejak terakhir aku memakannya," timpal Park Minjae setuju.

"Kapan-kapan aku harus membawa Juna-ssi ke sini, dan memperkenalkannya pada Ahjumma. Dia mengira Seonbaenim adalah pacarku," kata Karin.

"Wajar saja," gumam Park Minjae.

"Ne?" kata Karin bingung.

"Ah, tidak. Ayo segera habiskan sandwichmu! Kita harus segera berangkat. Mungkin Juna sudah menunggu kita," kata Park Minjae mengalihkan pembicaraan.

Karin mengangguk setuju dan segera membereskan sisa rotinya. Diambilnya segelas air putih dingin yang tersedia di meja. Karin meminum air itu, dan menawarkan segelas lagi untuk Park Minjae.

Setelah meminum segelas air putih dingin yang diberi Karin, Park Minjae segera beranjak dan keluar dari kedai.

"Ahjumma, Gumawoyo!" teriak Park Minjae berterima kasih sambil mengucapkan selamat tinggal.

"Oh, gumawo! Nanti datang lagi, ya!" balas Ahjumma sembari melayani pelanggan lainnya.

Karin menyusul langkah panjang Park Minjae tanpa berpikir apa-apa. Seonbaenim sedang buru-buru karena Juna-ssi sudah menunggu, pikirnya saat melihat Park Minjae segera masuk mobil. Karin langsung menyusul dan duduk di kursi penumpang.

Tanpa melirik ke arah Karin, Park Minjae segera mengidupkan mesin mobil dan mengendarainya. Karin kebingungan dengan sikap seniornya ini, tapi ia memilih diam.

Mobil SUV itu telah memasuki kawasan Universitas Nasional Seoul. Mereka segera menuju gedung tempat laboratorium Arjuna terletak.

- Juna-ssi, kami sudah di tempat parkir.

Karin mengirim sebuah pesan pada Arjuna.

- Oke, aku segera turun.

Tak lama, jawaban dari Arjuna tiba.

"Juna-ssi akan segera turun," kata Karin memberi informasi pada Park Minjae.

Karin yang merasa tak nyaman berlama-lama berdua dengan Park Minjae sejak dari kedai tadi, memilih turun dari mobil dan berjalan-jalan. Dia melihat sekelilingnya. Lingkungan ini sebenarnya asing baginya, karena jurusan yang dia ambil berbeda dengan jurusan yang diambil Arjuna. Gedung kuliahnya pun jauh dari sini. Dia ingat beberapa kali ke lingkungan ini untuk mencari Arjuna, tapi mereka lebih sering bertemu di luar kampus walau mereka satu almamater.

"Karin-a!" sebuah suara memanggil nama Karin dari kejauhan. Arjuna terlihat gagah dengan jas abu-abu dan sebuah tas ransel di punggungnya. Karin merasa kembali jatuh cinta pada kekasihnya itu.

"Juna-ssi!" kata Karin berlari menyambut Arjuna. Kali ini ia menahan diri untuk tidak memeluk Arjuna. Mereka punya banyak waktu yang akan dihabiskan berdua, sekarang tak memeluk pun tak apa-apa, begitu yang ada di pikiran Karin.

"Minjae?" tanya Arjuna.

"Di mobil," jawab Karin singkat. Karin meraihlengan Arjuna dan mereka pun berjalan menuju mobil.


**Bersambung ke Tiga Puluh Empat**


Panduan membaca bahasa Korea pada naskah:

huruf vokal di Korea seperti pengucapannya.

Ae dibaca E seperti pada "ekor"

Eo dibaca O seperti pada "ekor"

Eu dibaca E seperti pada "elang"

O dibaca O seperi pada "o, p, q, r, s"

E dibaca E seperti pada "a, b, c, d, e"

H setelah huruf N sering tidak dibaca/lesap

Rahasia Baek KarinWhere stories live. Discover now