Chapter 2: Sorry

261K 15.8K 1.4K
                                    


"Hmm kurang lebih begitu ceritanya." ucapku pada Eillin. Yang begitu penasaran pada kisah awal pertemuan ku dengan big baby Allarich.

Eilin mengerutkan keningnya sambil mengelus ngelus dagu yang seolah olah ada janggut disana.

"Kau tau Letta? kau itu terlalu cantik dan ehem sexy, jadi ya wajar saja jika Allarich mu itu begitu tergila gilanya padamu. Kurasa jika kau menyuruhnya untuk memakan kotoranmu pasti dia juga akan melakukannya dengan senang hati."

Aku melototkan mataku mendengar ucapan Eilin, yang benar saja ughh aku tidak bisa membayangkan semua itu. Begitu menjijikkan dan hey apa yang
ku pikirkan.

aku menggelengkan kepalaku menghilangkan pikiran yang ughh "Menjijikkan Eilin."

Eilin hanya mengedikkan bahunya dengan tampang bodoh. Terlarut dalam obrolan konyol bersama Eilin membuatku merasa seperti melupakan sesuatu.

"Sekarang jam berapa ini?" tanyaku pada Eilin, Eilin pun langsung melihat jam di tangannya "Sekarang pukul 8, memangnya ada ap-"

Prang

Aku terlonjak kaget, ya ampun jantungku hampir keluar dari tempatnya.

Bagaimana tidak dengan tiba tiba Allarich datang lalu membanting gelas hingga membuat berpasang pasang mata melihat ke arah kami.

"Allarich, apa yang kau lakukan?" ucapku berusaha selembut mungkin mencoba untuk tidak membuat darahnya naik.

"Apa yang ku lakukan?! seharusnya itu menjadi pertanyaanku Mrs. Hunter, apa yang kau lakukan?! Dan kau," Allarich menjeda kalimatnya sambil menunjuk pada Eilin "Menjauh dari kekasihku."

Aku menghela nafas pelan melihat tingkah Allarich. Kali ini aura yang ia keluarkan begitu gelap, kental dan menakutkan.

"Kita bicarakan ini diluar oke,"
Ucapku sambil menarik Allarich keluar dari kafe "Maafkan Allarich Eilin."

Kulihat Eilin hanya mengangguk dengan tubuh yang menegang. Aku jadi merasa tak enak padanya.

Kini, kami sudah berada di luar kafe. Tiba tiba Allarich menghempaskan tanganku darinya seraya menatapku dingin "Sudah ku bilang bukan, untuk tidak berbicara maupun menatap orang lain Klaletta."

"Allarich, Eilin itu perempuan." kataku mencoba mengingatkan gender Eilin pada Allarich.

"Sangat banyak perempuan di luar sana yang menyukai sesama Letta, dan tidak menutup kemungkinan Eilin akan menyukaimu," aku menatap Allarich tak percaya bagaimana mungkin pikirannya bisa sesempit itu.

"Hei, Eilin sudah memiliki kekasih dan bahkan kekasihnya itu jauh lebih tampan darimu," upss sepertinya aku salah memilih kata.

Benar dugaanku Allarich terlihat begitu marah sekarang. Lihatlah bagaimana rahangnya mengeras. Aku meneguk ludahku susah payah tau begini lebih baik aku diam saja tadi.

"Maksudmu kau menyukai kekasih teman bodohmu itu?" seperti yang kuduga Allarich akan salah paham.

"Bukan begitu sayang maksudku, Allarich hei! Allarich!!!" tanpa mendengar perkataanku Allarich langsung pergi menjauh dan masuk ke dalam mobil. Ya ampun aku tak memiliki maksud untuk membuatnya marah.

Bagai orang bodoh aku pun berlari mengejar mobil Allarich "Berhenti Allarich tunggu hei."

Aku berlari sekuat tenaga tanpa melepaskan dulu high heels yang melilit di kakiku.

Crazy Without You Where stories live. Discover now