Chapter 34: The demon

70.5K 5.1K 504
                                    


"Sudah selesai nyonya." ucap sang dokter. Dokter beserta dua orang perawat langsung mengemas ngemas berkakas mereka dan segera pamit undur diri.

Tadi, Aldrich langsung memanggil Dokter untuk mengecek keadaan Letta sekaligus diterapi.

Letta mendudukkan dirinya. Aldrich menatap Letta datar. Wanita itu melirik Aldrich sekilas.

Lalu menatap Aldrich dengan pandangan polos. Tangannya terulur untuk mengambil selimut dan berbaring disebelah perapian.

Aldrich membuka bajunya lalu membuangnya asal. Pria itu berjalan mendekati Letta yang berbaring membelakanginya.

"Buka bajumu Letta!" Perintah Aldrich. Letta pun segera mengangguk patuh.

Ia segera membuka bajunya. Dan hanya menyisakan bra saja. Melihat Letta yang sudah membuka baju, Aldrich segera berbaring sambil memeluk gadis itu dari belakang.

Letta dapat merasakan tubuhnya yang kian hangat karena kulit mereka saling bertemu. Letta tersenyum di sela pelukan hangat yang diberikan oleh Aldrich.

Jam terus berdetak. Disebelah perapian sepasang pasangan itu hanya diam dengan si pria mencoba untuk memberi kehangatan pada wanitanya sekaligus memandang wajah sang wanita dengan pandangan memuja.

Hening, tak ada yang memulai percakapan. Baik Letta maupun Aldrich, mereka sama sama tenggelam dalam pikiran masing masing.

Entah mengapa Aldrich tak suka suasana hening ini ketika bersama Letta. Biasanya gadis itu akan bercerita banyak hal yang tak penting atau kadang menggodanya. Tapi, wanita itu hanya diam saja kali ini.

Letta menutup kedua matanya. Namun ia tak berniat tidur, hanya sekedar merem saja.

Aldrich tiba tiba berdiri. Ia berjalan mendekati kaca.

Dan tanpa aba aba ia langsung memukul kaca itu dengan tangannya sendiri.

Prang

Letta segera menoleh dan melotot melihat darah segar perlahan keluar dari tangan pria itu.

Aldrich tak memperdulikan darahnya. Ia terus memukul kaca itu tanpa henti.

Aldrich memang begini, jika ia menginginkan perhatian Letta ia tak akan berucap dan berkata 'Hey, aku menginginkan perhatianmu!'

Tidak! dia tak kan begitu. Namun, dia akan mencarinya dengan berbagai cara yang cukup anti mainstream.

Biasanya melukai diri sendiri. Seperti ini contohnya.

Letta segera berlari dan memeluk punggung tegap pria itu dari belakang "Sa sayang berhenti. Apa yang kau lakukan? Jangan menyakiti dirimu kumohon."

Letta menarik lengan Aldrich dengan pelan untuk menghentikan pukulan pria itu. Aldrich pun langsung menghentikan pukulannya

Letta segera memeluk punggung tegap Aldrich dari belakang "Maafkan aku sayang. Aku tak bermaksud mengacuhkanmu tadi."

Letta membalikkan tubuh Aldrich agar menatap dirinya. Lalu ia tersenyum manis pada pria tampan itu "Maaf ya, kau tau aku merasa seperti moodku sering berubah akhir akhir ini."

Letta menarik tangannya lalu mengelus pipi Aldrich penuh sayang. Ia pun mengambil kotak P3K dan segera mengobati luka di tangan Aldrich.

"Ya ampun, tadi Allarich yang terluka dikakinya. Sekarang kau ditangan. Kalian ini benar benar," gerutu Letta. Letta begitu serius dan telaten mengobati luka milik Aldrich.

Tak lama kemudian akhirnya Letta selesai dengan pekerjaannya.

"Selesai!" seru Letta senang. Aldrich melirik tangannya dengan pandangan tak peduli. Pria itu kembali menatap Letta yang lebih enak dipandang daripada tangannya.

Crazy Without You Where stories live. Discover now