Chapter 53: Baby Aarich

80.7K 5.6K 815
                                    

*Aarich Hunter*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Aarich Hunter*

***

6 Tahun Kemudian...

***

"Aarich mau beli apa?" tanya Leo pada Aarich yang berada disampingnya. Aarich hanya menjawabnya dengan menggeleng.

"Aarich tidak mau ice cream?"

Aarich mendengus "Aku sudah besar, bukan anak kecil lagi."

Leo tersenyum lalu mengacak surai Aarich. Jika diperhatikan lebih dalam, Aarich adalah tipe anak yang sangat dingin dan pendiam. Ia, sangat jarang menunjukkan emosinya. Mungkin itu semua karena Allarich yang terlalu dingin pada Aarich dan terlalu suka memberi anak ini hukuman walau itu hanyalah kesalahan kecil.

Bahkan pada suatu hari, Leo pernah melihat Allarich menghukum Aarich mati matian, hanya karena anak itu tidak sengaja menyenggol vas kesayangan Letta sehingga membuatnya pecah.

Tapi, Leo tau pada dasarnya Allarich tetaplah menyayangi Aarich walau terkadang cara menunjukkannya selalu salah.

"Kau tau kan kenapa kita kemari?" ucap Leo sambil melihat barang barang yang ada di mall.

Aarich mengangguk "Tau."

"Apa?" tanya Leo tanpa mengalihkan perhatiannya pada barang barang yang berjejer rapi.

"Untuk menemani paman membeli cemilan." ucap Aarich apa adanya.

"Pintar sekali. Jadi, apa kau juga tak ingin membeli cemilan atau sesuatu seperti mainan." Leo terus berjalan jalan melihat barang yang ingin dibelinya. Aarich berfikir sejenak dan kemudian menggeleng "Tidak perlu paman. Daddy, sudah membelikan banyak mainan untukku."

"Dan lagipula aku tak perlu semua itu. Yang kuperlukan hanyalah giat belajar agar daddy bangga padaku." gumam Aarich pada akhirnya.

Leo hanya bisa menatap Aarich dengan pandangan yang tak terbaca. Tak berselang lama keheningan tiba tiba terjadi, untuk membuka suasana Leo banyak bertanya tentang hal yang tidak penting, seperti "Daddymu suka Apa Rich?"

"Suka menangis." timpal Aarich. Leo tiba tiba tersedak mendengar ucapan Aarich. Betapa polosnya anak ini, fikir Leo dalam hati.

Leo menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Bukan itu maksud paman. Yang lain yang lain, apa daddymu suka yang lain selain menangis?"

"Mommy. Selain menangis daddy suka Mommy." ucap Aarich dengan wajahnya yang tak berdosa.

Leo langsung terdiam. Ia tak lagi ingin bertanya pada Aarich. Mungkin jika ia bertanya yang tidak tidak bisa membuat anak ini bertambah sedih dengan sendirinya. Lagipula, kenapa bisa bisanya dia bertanya hal seperti itu, tidak ada hubungannya sama sekali.

Crazy Without You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang