Chapter 29: Wedding Dresses

82.5K 4.6K 354
                                    

                          ***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                          ***

Setelah sampai Allarich langsung menggendong Letta ala bridal.

Letta melototkan matanya "Hei! setidaknya biarkan aku memakai celana dalamku."

Allarich tak menjawab. Ia tetap berjalan diam dengan tampang datar.

Allarich berjalan memasuki perusahaan miliknya yang lain. Titalic Grup. Perusahaan yang bekerja dalam bidang manajemen administrasi.

"Allarich! turunkan aku. Cairanmu itu membanjiri pahaku bagaimana jika ada yang melihat huh?!" Letta mengecilkan suaranya di akhir kalimat.

"Itu bagus."

"Apanya yang bagus?!"

"Itu bagus karena semua orang akan tau kau hanyalah milikku." Allarich berucap dengan nada mengejek. Ia bahkan menjulurkan lidahnya menatap Letta.

Letta membulatkan kedua matanya. Ia memukul kecil dada Allarich "Kau menyebalkan."

Allarich terkekeh. Sepanjang jalan para karyawan langsung menunduk melihat CEO mereka yang datang tiba tiba.

Allarich menggeram marah pada karyawan pria yang menatap Letta tanpa berkedip. Ia langsung menyalakan laser matanya. Seketika karyawan tersebut langsung menegang bak patung.

Saat Allarich sudah berada di lapangan lantai atas. Helikopter pribadinya pun langsung datang.

Para bawahannya menunduk hormat meyambut kedatangan Allarich dan calon nyonya mereka.

Allarich menurunkan Letta lalu membantu gadis itu untuk naik.

"A Allarich kita ingin kemana?"

"Amsterdam."

"Amsterdam? untuk apa kita kesana?"

"Untuk membeli baju pernikahan kita tentu saja."

Letta terkejut "Membeli? apa kita tidak menyewa saja?"

Allarich tertawa. Perlahan dan pasti Allarich mulai menyalakan mesinnya dan menjalankan helikopter tersebut.

Allarich sempat membuka jasnya dan menyelimutkan di tubuh Letta "Walaupun sekarang sedang musim panas bukan berarti kau harus pakai yang tipis tipis. Apalagi kita sedang berjalan di atas udara sebentar lagi kau akan kedinginan."

Letta merona dengan perlakuan Allarich. Allarich kembali fokus dengan helikopternya. Letta melirik Allarich.

"Oh God. Dia tampan sekali." batin Letta.

Letta mengibas ngibaskan tangannya ke wajahnya. Seolah olah tangannya itu adalah kipas "A aduh, apa kau tak merasa panas sayang?"

"Tidak. Kau merasa panas?" Letta mengangguk.

"Dia tampan tampan tampan. Dia tampan sekali, calon suamiku sangat tampan. Oh tidak, bagaimana jadinya nanti rupa anak kami." batin Letta.

Letta tetap mengibas ngibaskan tangannya. Sambil sesekali melirik Allarich dan merona. Letta menarik nafasnya dan menyembunyikan rambutnya di belakang telinga.

Crazy Without You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang