Chapter 54: Amoura

75.8K 4.6K 574
                                    


"Ihh omma aku tak mau menikah dengannya." sang omma yang mendengar perkataan cucunya hanya bisa memutar bola mata malas.

"Masa aku yang secantik ini harus menikah dengan pria tua bangka itu. Huh! aku tidak mau, lagipula kan sudah kubilang berapa kali aku ini-"

"Kau apa hah?! kau apa?! sudah tua gini masih belum punya suami. Amoura jika kau benar benar menyayangi omma maka kau harus menikah dengannya." Amoura yang mendengarnya hanya bisa berdecih sebal.

Ommanya ini jika sudah bertemu dengannya pasti akan selalu berceramah sepanjang waktu. Benar benar menyebalkan. Tak sekalipun ia membiarkan dirinya untuk berbicara dan membuka suara. Pasti ada saja perkataan yang dipotong.

Amoura menghela nafas pelan "Baiklah aku akan menikah omma. Tapi, aku tak ingin dengan si tua bangka itu." ujar Amoura.

"Hah, terserah kau mau dengan siapa. Asalkan kau mau menikah, itu sudah membuat omma senang."

Amoura mengibaskan rambutnya sambil tersenyum cantik "Aku ingin menikah dengan si direktur tampan itu." jelas Amoura dengan senyumnya yang tak kunjung luntur.

"Direktur mana?" tanya ommanya.

"Yang tampan itu lo omma. Yang tinggal di Inggris itu." Ommanya hanya bisa memukul tengkuk belakang Amoura "A aduh omma sakit." ringis Amoura.

"Dari dulu kau selalu berbicara begitu. Apa kau tau dia itu duda dan punya anak satu." seru sang omma sambil menatap Amoura kesal.

"Dan lagipula kau fikir mudah hah, mengatur perjodohan dengannya. Omma sering mendengar gosip jika dia itu cinta mati pada mendiang istrinya." mendengarnya membuat Amoura berbunga bunga.

"Benarkah?! kalau begitu bukankah dia pria baik yang sangat setia. Omma mengatakan itu membuatku semakin menyukainya saja." ujar Amoura sambil berbaring di atas kasur membayangkan dirinya dengan si direktur tampan.

"Tidak tidak, kau tidak bisa menikah dengannya. Jadi jangan bermimpi." mendengar ucapan sang omma Amoura hanya bisa tertawa kecil. Amoura kembali mendudukkan tubuhnya lalu memasang tampang narsis setinggi langit.

"Omma kau kan tau, tak ada satupun pria yang bisa menolak pesonaku. Sekali kedip sepuluh yang datang tau~" ujar Amoura sambil mengibaskan rambutnya.

"Kalau sepuluh sepuluh tua bejanggot nak mampus buat apa tau~" timpal Luna dan Amoura hanya bisa menatap omma laknatnya itu dengan pandangan nanar.

Amoura mendekati ommanya lalu menggenggam tangan Luna penuh yakin "Tenang lah omma aku yakin dia akan mencintaiku. Hidupku hanya akan sempurna bila aku menikah dengannya. Jadi, kumohon omma mau membantuku melakukan perjodohan ini."

Melihat cucunya yang tersenyum dengan sangat teduh dan tampak sangat bahagia. Membuat Luna menjadi tak tega. Yang ia inginkan hanyalah kebahagian cucunya ini. Tapi, jika melangsungkan perjodohan dengan si Direktur dingin itu bukanlah suatu hal yang mudah.

Ditambah lagi direktur itu sangat mencintai mendiang istrinya. Ia takut sejujurnya nanti direktur tersebut tak dapat mencintai Amoura dan justru menjadikan wanita narsis ini hanya sebagai wanita pelampiasan.

"Apa kau yakin dengan keputusanmu Amoura?" tanya Luna. Amoura mengangguk mantap "Aku yakin omma."

"Baiklah kalau begitu. Omma akan berusaha semaksimal mungkin membujuknya untuk melangsungkan perjodohan ini. Lusa nanti kita ke Inggris."

"Lagipula kau memang ada jadwal pemotretan disana kan." mendengar kata ke luar negeri membuat Amoura merinding.

"O omma bisakah nanti kita naik kapal saja." ujar Amoura dengan bulu kuduknya yang sudah berdiri tegap.

Crazy Without You Where stories live. Discover now