Chapter 24: Truth in the ring

88.1K 5.4K 607
                                    

Sean terus celingak celinguk kanan dan kiri. Sudah hampir satu jam setengah ia menunggu disini. Tapi, tak ada tanda tanda keberadaan Letta yang akan muncul.

Sean megetuk ngetukkan jarinya di atas meja. Ia tampak bosan menunggu Letta yang datang cukup lama.

Hingga tak lama kemudian, ia langsung melihat ke arah pintu masuk dimana ada seorang wanita cantik yang berjalan ke arahnya.

Sean tersenyum mengembang. Kini, semua mata di restorant itu tertuju kepada Letta. Letta tampak begitu cantik dan anggun dengan dress mini biru langit sebatas lutut.

Tak lupa dengan high heellsnya miliknya yang berwarna putih.

Drees itu tampak begitu ringan dipakai Letta. Sehingga angin yang menerpa tubuhnya sedikit saja. Membuat dress itu bergelombang dengan indah.

Semua yang ada pada diri Letta begitu sempurna. Hanya saja, gaya berjalan Letta sedikit aneh hari ini. Sean berfikir, apa kaki Letta sedang sakit.

Letta datang dan menghampiri Sean. Ia menarik kursi dan duduk berhadapan dengan pria itu.

Letta tersenyum kepada Sean "Apa aku membuatmu menunggu."

Sean menggaruk tengkuknya "Ah, tidak juga. Kau hanya terlambat 5 menit."

Disisi lain tepatnya di dalam mobil. Allarich tersenyum sinis mendengar ucapan yang keluar dari mulut Sean. Ia memantau Sean dengan menggunakan Earphone monitor yang melekat di telinganya.

Ia sudah menyuruh anak buahnya yang menyamar sebagai pelayan disana, untuk meletakkan sebuah perekam suara mini. Di meja makan mereka.

Dari informasi anak buahnya. Mereka mengatakan, jika Sean sudah berada disana sekitar satu jam empat puluh lima menit lamanya.

Kembali ke Sean dan Letta.

"Pelayan." Sean memanggil pelayan. Mereka mulai memesan makanan.

"Kau ingin pesan apa Letta."

Letta mengelus dagunya "Emm, samakan saja denganmu. Aku tau, seleramu dalam memilih makanan cukup bagus."

Letta mengedipkan sebelah matanya. Lalu mereka berdua saling tertawa bersama. Letta tampak begitu senang hari ini.

"Hey, kau begitu terlihat senang hari ini Letta." Letta tersenyum mengembang "Ya. Aku sangat senang hari ini dan semalam."

"Memangnya ada apa dengan hari ini dan semalam?" tiba tiba Letta memerah malu mengingat tentang kejadian 'hari ini dan semalam'

"Hehehe, kepomu tak pernah hilang." Letta tak henti memamerkan senyum cantiknya.

"Jadi, apa hal penting yang ingin kau katakan."

Sean tersenyum "Coba kau tebak."

Letta mengernyitkan keningnya "Apa? apa tentang panti?"

"Bukan. Ayo tebak lagi."

"Emm tentang anak anak panti?"

Sean menggeleng "Bukan bukan."

"Tentang Madam?"

Sean menggeleng dan tertawa "Bukan Madam."

"Oh!!" Letta menggebrak meja. Sean sempat terkejut dibuatnya.

"Aku tau." Letta menaik turunkan kedua alisnya seraya menatap Sean menggoda " Tentang gadis yang ingin kau lamar itu bukan?"

"Ya, satu juta poin untukmu." Sean bertepuk tangan. Letta hanya mengibaskan rambutnya menatap Sean.

Sean ingin mengambil cincin itu dan segera melamar Letta. Tapi, seorang pelayan lebih dulu datang membawa pesanan mereka."

"Huwaahh makanan datang. Aku sangat lapar." Letta menatap makanan dengan tatapan menggoda. Dengan anggun ia langsung menyantap makanan itu.

Crazy Without You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang