Chapter 15: Andromeda

117K 7K 398
                                    



"Allarich ayo tunjukkan wajahmu. Aku ingin kembali mengompresnya."

"Kau sudah mengecup pipiku jadi sudah sembuh."

"Benarkah?" Allarich mengangguk. Letta menyipitkan matanya menatap Allarich.

"Mana mungkin bisa begitu."

"Bisa saja. Ada sihir dibalik ciumanmu."

Letta tertawa "Kau tidak cocok menggombal."

Allarich memperhatikan wajah Letta yang sedang tertawa "Tawa mu sangat manis."

Letta menghentikan tawanya dan menatap Allarich dengan pipi yang bersemu merah. Kenapa pria ini selalu punya banyak cara membuat dirinya merona.

Ting tong ting tong

"Huwaahh itu pasti makanan." Letta langsung berlari keluar dari kamar "Jangan berlari Letta nanti kau terjatuh."

Allarich mengikuti Letta yang sedang menuju pintu. Ia melihat ada seorang pria yang mengantar pesanan.

Allarich menatap pria itu dengan geram berani beraninya dengan terang terangan ia menatap Letta penuh kagum "Huwaahh terima kasih banyak."

"Jadi, berapa harganya?" pria itu masih melongo melihat Letta bagaimana tidak gadis ini terlihat sangat seksi dan cantik. Lihatlah rambutnya yang tergerai berantakan, juga bibirnya yang bengkak dan ada sedikit darah yang mengering disana.

Belum lagi gadis ini hanya memakai baju kebesaran dan tak memakai celana apapun. Tentu saja paha mulusnya terekspos begitu saja. Sungguh pemandangan yang menggoda iman.

Letta sebenarnya sangat risih melihat pria ini yang terang terangan menatapnya penuh nafsu.

Allarich datang, kemudian mengecup bibir Letta singkat dan memegang pinggang gadis itu dengan posesif.

"Berhenti menatap kekasihku seperti itu. Atau kau akan kehilangan kedua bola matamu." Allarich berucap dengan dingin. Allarich menatap pria itu dengan tatapan membunuh. Nyali pria itu pun menciut seketika.

"Ma maaf. Saya hanya ingin mengantar makanan itu." Allarich mengambil uang di dompetnya dan langsung memberikannya kepada pemuda itu.

"Ma maaf ini sangat kelebihan."

"Aku tak perduli, pergi dari sini sekarang." Sorot mata Allarich begitu mengerikan pria itu sampai lari terbirit birit dibuatnya.

"Kau tak apa?" Tanya Allarich kepada kekasihnya.

Letta mengecup pipi Allarich "Terima kasih sudah menyelamatkanku dari tatapan pria mesum."

Allarich menggeram menatap Letta. Ia mengubah ekspresinya menjadi dingin "Bukankah sudah kubilang jangan keluar jika kau berpenampilan seperti itu, Hah!!"

"Jangan marah. Maafkan aku." Letta menunduk tak berani menatap mata Allarich.

"Masuk dan segera makan makananmu." Letta mengangguk kemudian masuk ke dalam lalu pergi menuju ruang dapur.

Setelah merasa Letta sudah pergi Allarich mengambil hp di kantong celananya kemudian mulai menelpon seseorang "Bunuh pria yang barusan mengantar makanan ke rumah kekasihku. Buat kematiannya seolah olah hanyalah kecelakaan biasa."

Allarich langsung mematikan teleponnya. Ia menyeringai kemudian menutup pintu apartement dengan tawa kecil yang menyeramkan.

"Allarich ayo makan bersama."  Letta memanggil Allarich yang sedang berjalan kearahnya.

Allarich masih mempertahankan wajah dinginnya dan tampak acuh tak acuh melihat gadis itu.

Allarich duduk disebelah Letta kemudian memperhatikan gadis itu yang sedang makan. Letta melihat Allarich kemudian menyodorkan makanan ke dalam mulutnya.

Crazy Without You Where stories live. Discover now