✨Extra Part✨

104K 5.3K 453
                                    


"Mansion ini masih sama ya, tak ada perubahan sama sekali." ujar Letta sambil melihat ke sekeliling, saat ini Letta sedang duduk disofa dengan Allarich yang terus memeluknya, bermanja dan kadang mencuri curi kecupan.

Para pelayan sangat terkejut melihat kehadiran Letta kemari, tubuh mereka merinding bukan main. Bukankah wanita itu sudah tiada? apa yang sekarang ini adalah hantu. Bisa saja kan tuan mereka yang tak bisa melupakan mendiang istrinya itu melakukan ritual aneh untuk memanggil jiwa Letta.

Letta menoleh pada pelayan dan tersenyum, Letta mengerti kenapa semua pelayan dan maid sangat pucat ketika melihat dirinya "Aku masih hidup, aku bukan hantu." ujar Letta.

Para pelayan tampak kaget beberapa saat namun setelah itu mereka menunduk lalu pergi berlalu dari sana atas perintah dari Allarich.

Allarich yang sedang menenggelamkan wajahnya di dada Letta merasa aneh dengan suara yang dihasilkan dari detak jantung wanita itu.

Allarich menempelkan telinganya di dada Letta mendengar dengan seksama suara tersebut "Letta, jantungmu..."

Letta menangkup kedua pipinya sendiri dan tertawa "Hahaha itu katup jantung buatan. Apa suaranya menganggumu?" tanya Letta dengan lembut.

Allarich menggeleng cepat "Tentu saja tidak. Dan-" Allarich menjeda kalimatnya lalu berubah menjadi murung.

"Maafkan aku tidak ada disaat kau sakit." sesal Allarich.

"Kenapa kau minta maaf? ini kan pilihanku. Sudah sudah, jangan fikirkan itu lagi. Aku sudah baik baik saja sekarang." ujar Letta dengan senyumnya. Letta menangkup kedua pipi Allarich kemudian berkata "Lupakan yang sudah berlalu. Oke?"

Allarich mengangguk "Oke, my lady." senyum Allarich pada wanita cantik di hadapannya. Kesayangannya telah kembali, Allarich benar benar tak mampu mendeskripsikan seberapa besar kebahagiannya sekarang.

Letta menatap Allarich dengan pandangan lembut, setelah itu ia mengecup kening Allarich dalam waktu lama, melihat tingkah Letta yang memanjakan dirinya membuat senyum Allarich menjadi semakin lebar.

"All aku ingin bertemu dengannya. Dimana dia?" tanya Letta menoleh kekanan kekiri.

Allarich menoleh sekilas pada lantai atas dan kemudian tersenyum "Tunggulah disini, aku rasa sekarang dia sedang belajar." imbuh Allarich seraya mengacak surai Letta gemas. Letta hanya menjawab dengan anggukan cepat, tak sabar bertemu dengan putranya yang sangat dirindukannya.

Allarich berjalan menuju lift. Karena kamar Aarich yang berada di lantai tiga, Allarich lebih memilih menaiki lift daripada tangga yang hanya akan membuat Letta menunggu lama. Satu lantai sudah terlewati, dua lantai sudah terlewati. Dan sekarang waktunya...

Tingg...

Allarich keluar lalu berjalan menuju kamar Aarich. Benar dugaanya saat ini Aarich sedang belajar dengan posisi tengkurap. Ketika merasa ada yang membuka pintu Aarich langsung mendongak dan bertanya "Eh, daddy? ada apa?"

Allarich mendekati anaknya kemudian berjongkok lalu memeluk buah hatinya itu dengan pelukan yang terasa sangat lembut. Aarich mendadak bingung dan merasa aneh dengan tingkah daddynya kali ini. Tak seperti biasanya.

"Mau bertemu dengan seseorang?" tanya Allarich dengan senyum yang jarang ia tunjukkan.

                         ***

Saat ini Letta sedang memilin ujung bajunya. Dirinya tampak sangat cemas takut jikalau Aarich tidak menyukai dirinya nanti. Jika itu terjadi maka Letta lebih memilih untuk melompat ke samudera atlantik saja. Mengingat dirinya sudah terlalu lama meninggalkan keluarga ini. Bisa saja kan itu membuat Aarich kesal tiba tiba datang memasuki dan menganggu kehidupannya.

Crazy Without You Where stories live. Discover now