Chapter 40: Eros

50.3K 4.4K 467
                                    


Thomas merasa begitu bahagia. Perasaannya menghangat melihat putrinya masih ada dan kini akan menikah dengan pria yang menjadi pilihannya. Hatinya menghangat melihat kedua pasangan itu berpelukan.

Namun, Thomas merasa Letta agak kaku dan terlihat sedikit murung? Entahlah, Thomas tak mau memusingkan hal itu. Yang penting putrinya sudah berada di tangan pria yang tepat. Thomas tau Sean pasti bisa menjaga dan membahagiakan Letta dengan baik.

Thomas yang tadi tersenyum senang mengernyit melihat Eros yang hanya diam di ambang pintu. Disana terlihat Eros sedang menatap seseorang dengan tubuh dingin dan kakunya. Thomas mengikuti arah pandang Eros. Dan ternyata Eros sedang melihat Letta dengan pandangan yang sulit diartikan. Tak dingin, tajam maupun datar. Tapi....

Entahlah, Thomas tak mengerti maksud tatapan yang Eros berikan pada Letta.

"Apa yang kau lakukan disana Eros?" seketika itu semua mata yang ada disana tertuju pada satu titik. Pada Eros.

Eros menunduk hormat. Lalu berjalan mendekati mereka bertiga saat dilihatnya tuannya Sean memanggilnya dengan senyum mengembang. Sean mengarahkan tangannya kemari memberi sinyal bahwa Eros harus kesana.

Eros berjalan dengan menunduk hormat. Walau menunduk dan menatap lantai. Tapi pikirannya entah kemana. ia hanya berjalan lurus saja.

Letta memalingkan wajahnya menatap Eros. Ia tak sanggup melihat wajah itu. Jika dilihat lebih dalam. Entah kenapa Letta merasa Eros sangat mirip dengan Allarich. Sangat mirip. Mulai dari tatanan rambut, alisnya yang tebal. Bulu mata yang panjang, dan mata elang yang selalu menatap tajam. Apalagi aura yang Eros keluarkan begitu pekat. Persis seperti Allarich.

Tanpa sadar Letta meremas kecil dadanya sendiri. Ia mati matian berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya. Mengingat Allarich membuat luka di hatinya terbuka semakin semakin semakin lebar.

Karena tak fokus akhirnya Eros terpijak pecahan kaca yang ada di lantai itu. Eros meringis. Letta langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Eros.

"Allarich!!" dengan sigap Letta berjalan ke arah pria itu kemudian berjongkok untuk melihat keadaan kaki Eros yang mengeluarkan banyak darah. Letta terlihat begitu panik dan cemas.

"Allarich!! apa yang kau lakukan. Apa kau tak melihat disini banyak pecahan kaca tapi kau malah memijaknya. Padahal kau sedang menatap lantai. Kau memang selalu ceroboh All-" ucapan Letta terhenti saat ia mendongak melihat wajah Eros. Dengan cepat ia menjauhkan tangannya dari kaki Eros.

"Ma maafkan aku. A aku, maksudku kepalaku sangat pusing jadi. Jadi, sekali lagi maafkan aku." Sean menggeram melihat Letta dan Eros. Sean yang awalnya tersenyum kini merubah raut wajahnya menjadi datar. Benih benih kebenciannya pada Eros pun mulai tumbuh. Padahal Eros tak ada salah apapun.

Sean memang begini ia akan selalu membenci siapapun pria yang menarik perhatian wanitanya. Hanya dia, hanya dialah yang boleh mendapatkan perhatian dari Letta.

Tapi tunggu, ia tak salah dengar tadi kan? Letta berteriak memanggil Eros dengan nama Allarich. Sean mulai bingung sebenarnya Letta benar benar mencintai Allarich atau tidak. Dan jika jawabannya Letta memang mencintai pria itu Sean tak akan tinggal diam. Ia akan kembali merebut hati Letta. Walau menggunakan cara yang salah atau pun licik ia tak peduli. Dan satu lagi hanya namanyalah yang boleh ada di hati wanita cantik itu.

Letta kemudian berbalik dan berjalan mendekati kasur lalu kembali duduk di atas kasur tersebut.

Thomas berjalan mendekati Letta lalu mengelus puncak kepalanya "Sudahlah nak, lupakan dia. Dia sudah tiada. Lagipula dia bukanlah pria yang pantas untukmu."

Crazy Without You Where stories live. Discover now