Chapter 10: Broken Angel

131K 8.6K 592
                                    


"Am ampun aakhhh maafkan akuakkhh." Letta melepaskan lengan wanita itu dari high hillsnya. Dan kemudian berlari dari kerumunan itu.

Ia berlari dengan kencang sambil terus menggendong Lulu "Hiks kenapa, kenapa aku jadi begitu jahat hiks."

Ketika ia memasuki lift Letta melihat Allarich yang sedang mengejarnya. Ia langsung menekan tombol turun agar lift itu segera menutup.

"LETTA TUNGGU," pintu lift pun segera menutup, "Akkkhhh."

Allarich mengacak surainya dan memencet mencet tombol agar lift itu terbuka. Tapi ia sudah terlambat.

Tak mau menunggu, Allarich terpaksa turun lewat tangga.

Ketika sudah diluar Letta berlari tak tentu arah ia pun terus menangis tanpa henti.

Karena tak melihat jalanan akhirnya Letta terjatuh. Dan kakinya menjadi sedikit terkilir. Lulu menjilat wajah Letta yang terus basah karena air mata.

"Hiks hiks, madam hiks aku ingin bertemu denganmu." Letta menangis terisak dan mengencangkan pelukannya pada Lulu.

Kaing

Letta ingin bangkit tapi ia terjatuh lagi. Ia merasa sakit teramat sangat di kakinya.

"LETTA!!" Sean yang melihat Letta menangis di jalanan langsung segera menghampiri wanita itu.

"Letta apa yang terjadi padamu sayang." Ucap Sean khawatir. Sean langsung memeluk tubuh pujaan hatinya sambil mengelus punggungnya.

"Hiks Sean aku ingin bertemu Madam aku ingin bertemu dengannya." Ucap Letta memohon kepada Sean.

"Kau merindukan Madam hingga menangis begini." Sean tertawa dan segera menghapus air mata Letta.

"Baiklah ayo kita berangkat ke Prancis." Sean langsung menggendong Letta ala bridal style, "Kau tak berniat akan membawa anjing itu juga kan."

"Aku ingin membawanya." ucap Letta lemah.

Sean tersenyum dan memasukkan Letta ke dalam mobil "Baiklah jika itu maumu tuan putri."

Allarich yang melihat Letta digendong oleh pria lain. Merasa begitu tak terima. Ia segera berlari ke arah mobil itu berniat mengejarnya. Namun lagi lagi ia terlambat. Allarich berteriak frustasi. Ia pun merogoh sesuatu di kantong celananya.

"Bawakan mobilku sekarang, waktumu hanya 5 menit."

"Baik tuan."

Allarich begitu marah, rencananya yang hanya ingin melihat gadisnya terus mengemis memohon kepadanya menjadi kacau karena ulahnya sendiri.

Ia baru menyadari jika perkataan yang ia ucapkan terlalu berlebihan. Kini gadisnya sudah pergi di gendongan pria lain.

"Aku tak pernah menganggap makananmu sebagai sampah sayang, aku selalu memakannya sampai tak tersisa."

"Maafkan aku selalu menyakiti hatimu." Gumam Allarich menyesal. Kini mobil yang diinginkannya sudah berada di depan mata. Suruhannya segera keluar dan membiarkan Allarich masuk mengendarai mobil itu.

"AKAN KUBUNUH PRIA ITU AKAN KUBUNUH DIA." Teriak Allarich dan melajukan mobilnya dengan sangat kencang.

Letta yang sedang melihat ke arah kaca spion. Begitu terkejut melihat mobil Allarich tepat berada dibelakang mereka.

"Cepat lajukan mobilnya Sean." ucap Letta panik

" Huh? memangnya kenapa."

"CEPAT LAKUKAN SEAN."

"Ada pria tua bangka yang sedang mengejarku, sekarang ia berada dibelakang." Sean melihat ke arah belakang dan dengan kencang ia melajukan mobilnya.

"Cih, ingin mengajakku bermain hah." Allarich menancap gas dan sekarang mobil mereka sejajar. Allarich dan Sean saling menatap satu sama lain dengan tajam.

Crazy Without You Where stories live. Discover now