Chapter 32: Bit*h

86.8K 5K 435
                                    


Letta mengelus lembut rambut Allarich yang sedang tertidur pulas di kasur. Dengan pahanya yang menjadi bantalan kepala pria itu. Letta menatap dalam wajah Allarich yang sedang tertidur dengan tenang.

Dimata Letta Allarich tampak seperti seorang pangeran dalam negeri dongeng. Begitu tampan dan rupawan.

Hanya saja pangeran dalam dongeng berhati baik. Namun Allarich adalah kebalikannya.

Allarich adalah pengeran tampan namun mengerikan dan mematikan. Bak predator ganas yang siap memangsa musuh hanya dalam sekali terkaman. Tak kenal teman maupun lawan.

Pangeran sekaligus predator yang tak kenal ampun. Namun akan lemah dan bertekuk bila menyangkut prihal kekasihnya.

Letta tersenyum mengingat betapa Allarich mencintainya. Karena rasa cinta Allarich yang membumbung tinggi dan besar setiap detiknya, membuat cinta itu berubah menjadi obsesi.

Obsesi yang tak bisa dibantah. Cinta yang begitu besar menakutkan namun membuat sang kekasih terhanyut dalam obsesi manis tersebut.

"Aku mencintaimu Allarich. Dan-" Letta menggeserkan sedikit tubuhnya. Lalu mengangkat pelan kepala Allarich untuk berpindah kebantal empuk berbahan sutra.

"Dan maafkan aku karena aku tak bisa menyamai rasa cintamu yang terlalu besar itu." Letta sedikit merendahkan tubbuhnya kemudian mencium lembut kening Allarich cukup lama. Setelah itu ia tersenyum dan berbalik.

Namun tangan Allarich lebih dulu mencekal dan menarik pergelangan tangan Letta hingga membuat si cantik terjatuh dalam pelukannya.

"Allarich, kau mengagetkanku." kaget Letta yang bisa didengar Allarich.

Allarich mendekap tubuh Letta dengan erat. Ia menatap langit langit kamar dengan pandangan yang lurus dan dingin.

"Kau adalah wanita paling jahat di dunia ini Letta. Aku sangat membencimu."

Letta menghela nafasnya. Oh ayolah moodnya langsung berubah mendengar ucapan yang keluar dari mulut Allarich.

"Apa kesalahan yang sudah kubuat Allarich?" lirih Letta. Letta tetap tenang walau moodnya kacau. Ia bersandar di dada Allarich yang memiliki sedikit bulu bulu halus. Itu sangat seksi bagi Letta.

"Aku sangat membencimu."

Letta menarik wajahnya dan menatap Allarich datar "Apa kesalahanku?"

Allarich sedikit takut melihat tampang Letta yang datar. Ia menukik senyum ke bawah "Kenapa kau menatapku begitu?"

Letta menghela nafasnya. Perlahan tampang datar ia gantikan dengan senyum lembut yang mampu menghangatkan hati Allarich.

Letta mengelus pipi Allarich penuh sayang "Kalau begitu kenapa Allarich ingin membenci Letta hmm? Apa Letta membuat salah?"

Allarich mengangguk cepat "Salah besar."

"Salah apa?" tanya Letta lembut. Letta tetap mengelus wajah Allarich dengan penuh sayang.

"Tadi, kau bilang kau tak mencintaiku." Allarich menunduk. Satu bulir kristal jatuh membasahi pipi pria itu.

"Kau begitu menjengkelkan Allarich. Kapan aku bilang aku tak mencintaimu." seru Letta. Kali ini tak ada nada lembut yang keluar dari mulutnya.

Letta bangkit dan berniat beranjak keluar dri kamar Allarich. Namun lagi lagi Allarich mencengkram tangan Letta.

Letta memutar bola matanya malas.

"Lepaskan!" bentak Letta

Allarich terkejut mendengar bentakan dari Letta. Matanya berkaca kaca dan- bumm. Ia langsung menangis histeris bak bayi tak diberi susu.

Crazy Without You Where stories live. Discover now