Chapter 3: Sweet and Creepy

239K 13.7K 1.4K
                                    


"Jadi, bisa lepaskan dulu sayang. Pelukanmu sangat kencang." Pintaku pada Allarich dan hanya dibalas dengan gelengan.

Sekali lagi aku hanya bisa menghela nafas melihat tingkah kekasih tampanku yang satu ini.

Tak tega melihat Allarich yang terus terusan menangis aku pun menarik wajahnya dan kemudian mencubit kedua pipinya, "Berhenti menangis sayang kau tak bersalah, aku beginikan karena tubuhku yang terlalu lemah."

"Hiks tidak kau tidak lemah kau sempurna. Aku.... aku yang salah seharusnya hiks hiks aku tidak meninggalkanmu hujan hujan begitu ditambah lagi kau terjatuh ma maaf." Ucap Allarich sambil menundukkan kepalanya. Ya ampun kenapa aku memiliki kekasih tampan plus imut begini.

"Baiklah sayang kau yang salah dan aku sudah memaafkanmu," Ujarku tersenyum dan kemudian mengecup ujung hidungnya, "Sudah ya tampan, jangan menangis lupakan semuanya anggap saja kejadian ini tak pernah terjadi oke."

Allarich hanya mengangguk lemah mendengar ucapanku. "Kiss." Ujarnya seraya mendongak dengan mata yang memelas.

"Ututututu ingin kiss hmm," aku  menarik wajah Allarich mengikis jarak diantara kami, " Terima ini."

Dengan cepat aku langsung mengecup wajah Allarich bertubi tubi dimulai dari dahi kemudian pipi, hidung dan terakhir dengan perlahan kusatukan bibir kami.

Dapat kulihat Allarich tersenyum di sela sela ciuman kami. Semakin lama ciuman ini terasa semakin menuntut, Allarich menarik leherku memperdalam ciuman ini. Entah saliva siapa yang menetes turun membasahi leherku.

Ini terasa begitu memabukkan. Hngg~ Allarich begitu lihai dalam hal ini.

Sudah hampir 20 menit kami terus berciuman hingga sampai aku memukul dada Allarich tanda bahwa aku kekurangan oksigen.

Namun sepertinya Allarich tidak memperdulikanku. Ia malah menarik kuat leherku memperdalam ciuman kami sambil mengeratkan pelukannya pada tubuhku.

Aku terus meronta dan dengan sekuat tenaga akhirnya aku terpaksa mendorong tubuh Allarich berakhir dengan ia yang terjatuh ke belakang "Aku belum ingin mati muda sayang."

Sejenak ku mengatur deru nafasku. Tampan ku itu benar benar sudah gila, "Bibirmu sungguh manis aku begitu menyukainya,"

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Allarich, "Semua yang ada pada dirimu semua yang ada pada tubuhmu sudah menjadi canduku,"

"Aku akan membunuhmu jika kau berniat menghianatiku ataupun meninggalkanku sayang," kata Allarich sambil mengelus ngelus pipiku "Cantik sekali."

Aku meneguk ludahku mendengar ucapannya dapat kurasakan bulu kudukku yang berdiri.

"Hei kau tidak perlu takut sayang," ucap Allarich dan kemudian mendekat menyatukan kening kami "Karena setelah aku membunuhmu aku juga akan membunuh diriku dan kita akan selamanya hidup bahagia di surga tanpa ada seorangpun pria menjijikkan yang akan mendekatimu."

"Bukan kah itu sangat indah sayang?" Tanya Allarich dan dengan cepat aku mengangguk.

Allarich tersenyum lalu kembali berbaring di sebelahku sambil menguburkan wajahnya di ceruk leherku, "Sayang elus."

Aku mengelus surai Allarich lembut. Ia mendongak dan kemudian tersenyum padaku.

"Katakan kau mencintaiku sayang." pinta Allarich padaku

Crazy Without You Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ