Chapter 33: Mirror

67.6K 4.9K 145
                                    



Letta berjalan dengan anggun turun dari tangga. Grace yang sedari tadi terus menunggu Letta kini merasa sangat puas melihat wanita itu tiba sekarang.

Grace segera menarik tangan Letta dan menyeretnya keluar dari pintu mansion. Kali ini, tak ada para bodyguard Allarich yang melihat kejadian itu karena mereka sedang diberi Allarich libur untuk beberapa hari.

Jika para bodyguard Allarich melihat kejadian itu maka dapat dipastikan Grace akan disiksa.

"Pergi dari mansion ini dan jangan pernah kembali! Jika kau berani menghadapkan wajahmu di depan Allarich lagi, kau akan tau sendiri akibatnya." ancam Grace.

Letta tersenyum remeh "Huuu takutnya." Grace mengeraskan rahangnya mendengar ucapan Letta.

"Apa yang kau tunggu. Kau tak ingin menutup pintu itu?" kata Letta. Grace memandang wajah Letta sinis.

Dalam diam ia mengernyit dan merasa sedikit aneh. Mengapa bisa semudah ini mengusir Letta? bahkan Letta tak melawan atau memberontak sedikitpun.

Grace mencoba untuk tak peduli. Letta segera berbalik dan berjalan keluar dari pagar Mansion sambil sesekali bersenandung. Grace pun segera menutup pintu dengan cepat.

Ia menguncinya dan memastikan pintu itu tak bisa dibuka. Tak hanya pintu itu, bahkan pintu jalan keluar lain pun ditutupnya agar Letta tak bisa masuk kembali ke dalam mansion ini.

Disisi lain tepatnya dikamar Allarich. Pria itu tampak begitu sebal menunggu Letta yang tak kunjung kunjung datang.

Mata Allarich berkaca kaca karena menunggu Letta yang lama sekali.

"Letta kenapa kau lama sekali." lirih Allarich sendu.

Waktu berlalu. Tak terasa sudah 15 menit Allarich tetap menunggu Letta. Tapi tak ada tanda tanda kedatangan wanita itu. Allarich merasa ada yang ganjal. Ia segera turun kedapur dan mencari dimana kekasihnya berada.

Para pelayan yang melihat kejadian tadi sudah diancam Grace untuk diam dan jangan memberitahu kepada Allarich. Ya karena Grace adalah anak kepala pelayan, jadilah mereka menuruti perkataan gadis itu.

Allarich berjalan kesana kemari dengan panik. Matanya memerah marah karena tak melihat pujaan hatinya dimana pun.

"DIMANA ISTRIKU?!" teriak Allarich nyalang pada pelayan yang sedang berkumpul. Ia mengeraskan rahangnya lalu menampar salah satu pelayan disana.

"APA KALIAN BISU HAH?! DIMANA KEKASIHKU?!! DIMANA ISTRIKU?!"

Allarich merasa semakin marah melihat para pelayannya yang hanya terdiam sambil menunduk dalam dalam.

Melihat itu Allarich pun langsung mengambil pisau dan mengoyak perut salah satu pelayan wanita bernama Anna. Wanita itu menjerit kesakitan namun Allarich hanya tertawa dengan kerasnya.

"Hiks hiks tuan sa saya sungguh tak tau dimana keberadaan nyonya tuan. Akhhh." tangis wanita yang perutnya sudah dikoyak oleh Allarich.

Mata Allarich berkilat tajam. Ia mengamuk dan tak dapat mengendalikan emosinya. Grace bergetar, ia tak menyangka Allarich bisa berubah seperti ini hanya karena Letta.

Lagi lagi Grace menangis dan cemburu melihat Allarich yang terlalu tergila gila pada Letta.

Para pelayan lain yang mengetahui tentang kejadian sebenarnya ingin memberitahu Allarich. Tapi, mereka terlalu pengecut dan tak memiliki banyak keberanian.

Allarich terus mengamuk namun tiba tiba tubuhnya menegang beberapa detik karena sakit yang teramat sangat melanda kepalanya.

Tapi, ia langsung merubah ekspresinya menjadi menyeringai dan terkekeh. Pria itu mengambil pisau dan mulai menjilati darah yang ada di pisau tersebut.

Crazy Without You Where stories live. Discover now