Chapter 26: Oh, fuck!

108K 5.2K 383
                                    


"Ahkk sakit brengsek!" Sean menatap tajam dokter di depannya. Thomas yang melihat itu, hanya bisa menggeram kesal.

"Diamlah! peluru yang mengenai bahumu itu bukan peluru sembarangan. Peluru itu mengandung racun yang akan membuat tubuhmu mengelinjang kesakitan dan mati secara perlahan!"

Thomas mengacak surainya kasar "Dulu, dia juga melakukan hal yang sama padaku. Untung aku segera menemukan penawar rajun itu. Si bedebah itu memang sial!"

Sean mendengkus malas. Ia terpaksa pasrah menerima suntikan terus menerus dari Dokter ini. Karena, ya mau bagaimana lagi. Toh sebelum semuanya terlambat. Sebelum racun itu menyebar dan membuatnya kesakitan juga mati.

"Jadi, apa yang kau inginkan?" Suaranya terkesan begitu dingin nan datar. Sean menatap tajam ke arah Thomas yang sedang tersenyum aneh.

Thomas melipatkan kedua tangannya di atas dada "Aku hanya ingin mengajakmu bekerja sama."

Sean menaikkan alisnya sebelah "Aku ingin mengajakmu bekerja sama, untuk menghancurkan si bedebah Allarich itu."

Sean yang mendengar itu hanya tertawa sinis. Ia menggelengkan kepalanya tanpa memberhentikan tawanya itu.

"Aku tak butuh bantuanmu," Sean memandang Thomas remeh. "Aku memang sangat ingin menghancurkannya. Tapi aku menghancurkannya bukan untuk mencari keuntungan, melainkan hanya untuk merebut apa yang seharusnya menjadi milikku."

Lagi lagi Thomas menggeram kesal. Pemuda di depannya ini cukup pintar untuk membuat darahnya menjadi sedikit naik.

"Memangnya kau bisa menghancurkannya sendiri? kau memanggil anak buahmu dalam jumlah banyak saja sudah kewalahan begitu. Terlebih lagi mereka menghabisi anak buahmu dalam waktu terbilang sangat singkat."

"Allarich itu sangat berbahaya, dia bahkan bisa membunuh tanpa menyentuh. Jika kau menghancurkannya sendiri, maka sampai mati pun kau tak akan bisa."

Thomas menatap Sean tajam. Sean bungkam mendengar semua ucapan Thomas.

"Aku bukan hanya mencari keuntungan aku hanya ingin balas dendam. Dia sudah membuat hidupku menderita. Aku juga akan membantumu merebut milikmu itu. Jadi, apa kau tetap tak setuju?"

Sean menatap kosong ke arah dinding. Ia mengeraskan rahangnya mengingat bagaimana perlakuan Allarich pada Letta. Begitupula sebaliknya.

"Aku akan memikirkannya lagi." Dokter menyudahi acara suntikannya pada tubuh Sean. Ia sedikit bergidik melihat mata Sean yang terlihat kosong namun tajam.

"Emm Tu tuan, saya sudah selesai. Dan ia akan segera sembuh. Na namun tetap saja, dia akan merasa sedikit sakit. Tapi itu tidaklah berbahaya." Thomas mengangguk, Dokter itu segera bergegas pergi. Ia tak berani berada lama lama di dalam ruang ini.

Rasanya ruang ini dipenuhi hawa hawa yang gelap dan menyeramkan. Bagaimana tidak menyeramkan, didalamnya toh ada satu ekor macan dan satu ekor harimau jantan yang sedang menggeram marah.

Tak lama kemudian setelah berbincang bincang sedikit dengan Thomas Sean juga ikut beranjak pergi.

Tapi, langkah Sean terhenti karena mendengar suara perempuan yang menyahut memanggilnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Carlot.

"Ngg namaku Carlot siapa namamu?" Carlot menggigit bibir bawahnya. Nada suaranya pun sengaja dibuat sedikit mendesah. Tangan kanan Carlot terulur untuk menjabat tangan Sean.

Namun, Sean tak menghiraukannya ia kembali melangkahkan kakinya dengan tampang datar. Ia berjalan lurus hingga menyenggol bahu Carlot "Jalang menjijikkan."

Carlot yang mendengar ucapan Sean langsung menghentakkan kakinya kesal. Ia berdecih melihat punggung tegap itu yang perlahan menghilang "Cih, kau fikir aku menyukaimu? hatiku hanyalah untuk Allarich."

Crazy Without You Where stories live. Discover now