Chapter 45: Wedding

69.6K 4.9K 766
                                    


3 bulan berlalu

Tapi, Letta tak kunjung ditemukan. Pagi siang dan malam hanya Allarich habiskan dengan mencari mencari dan mencari.

Menghilangnya Letta merubahnya menjadi pria yang bertambah bertambah kejam dan dingin.

Rasanya hawa di tubuh Allarich dipenuhi oleh awan awan gelap, hitam pekat dan menakutkan. Berpasan saja dengannya maka tanpa bersentuh kau akan merasakan tubuhnya yang terasa sangat dingin seolah olah ia adalah sosok hantu tak kasat mata yang baru saja melintas.

Kini, Allarich berada di ruang yang sangat sempit dan berserakan. Lantainya pun hampir dipenuhi dengan bermacam macam kantung snack dan wortel. Membuktikan pria itu hanya makan makanan ringan seadanya saja dan meredakan masa masa ngidamnya dengan wortel.

Mata elangnya hanya sibuk dan terfokus menatap layar monitor yang terpampang sangat besar dihadapannya.

Terus meretas satu persatu cctv yang memungkinkan ada bekas jejak Thomas dan Sean.

Sean tak lagi menyembunyikan Letta dihutan. Pria itu sudah pasti membawa Letta keluar negeri mengingat semua tampatnya tak bersisa karena sudah dihancurkan oleh Allarich.

Carlot membuka ganggang pintu. Dan disambut dengan keadaan ruang yang gelap dan sempit dengan seorang pria yang sangat sibuk mengetik sesuatu di keyboard usang itu.

Seperti biasa Carlot dengan baju kurang bahannya itu akan datang kemari hanya sekedar untuk menggoda Allarich.

Carlot memeluk Allarich dari belakang. lalu dielusnya dengan lembut dagu yang sudah tak mulus lagi, karena ditumbuhi oleh rambut rambut halus. Dan terlihat juga pipi Allarich yang tirus serta kantung mata yang bengak dan menghitam. Akibat kurang tidur dan selalu menangis.

Dada Allarich terasa naik turun dengan rahang yang tiba tiba mengeras lebih keras dari pada batu. Pertanda bahwa pria itu sedang marah dan siap meledak.

"Akkhh." tubuh Carlot langsung terpental ke belakang dengan tidak elitnya. Ia terpental akibat tolakan yang Allarich berikan mentah mentah.

"TAK ADA YANG BOLEH MENYENTUH TUBUHKU SELAIN ISTRIKU!!"

Allarich mendekati Carlot yang sedang menangis di lantai. Dan dengan segera ia mencengkram dagu itu tanpa ampun.

"Katakan dimana Letta dan bayiku berada?!" tanya Allarich dengan mata yang memerah marah.

Ya, Allarich sudah mengetahui bahwa Letta tengah mengandung bayinya. Karena waktu pengejaran yang dilakukannya tiga bulan yang lalu.

Besoknya Letta sempat menelpon Allarich dengan menggunakan nomor asing. Allarich tak tau telpon siapa yang digunakan Letta. Yang ia tau dan ia dengar hanyalah Letta dengan menangis dan suara yang terasa sangat berat dan bergetar ketakutan. Mengatakan bahwa dirinya sedang hamil. Tapi, setelah mengatakan itu sambungannya tiba tiba terputus.

"CEPAT KATAKAN!!" teriakan Allarich begitu menggema di ruangan sempit ini. Carlot menatap Allarich dengan tubuh yang bergetar. Allarich sama sekali tak melepaskan tangannya dari dagu Carlot.

Seharusnya tadi Carlot memikir seribu kali untuk datang kesini. Sesungguhnya ia hanya sedang mengantarkan nyawa saja. Tapi, apa daya cintanya pada Allarich sudah membuat mata dan hatinya tertutup sehingga tidak mendengar bisikan malaikat dalam pikirannya untuk tidak datang kemari.

Bolehkah Carlot menyesal sekarang? Tidak, Carlot memantapkan hatinya. Ia tak akan menyesal dan percaya bahwa suatu hari nanti ia pasti mendapatkan dan meluluh lantakkan hati pria tampan nan angkuh ini.

Cangkraman dari dagu Carlot seketika lepas. Dan bersamaan dengan Allarich yang meremas kuat rambutnya sendiri lalu merosotkan tubuhnya ke lantai dan berteriak frustasi "AAKKHHHHH."

Crazy Without You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang