Chapter 5: Bad Dream

149K 9.9K 789
                                    


"Hiks tidak tidak Letta letta jangan kumohon tidak."

"Hey Allarich kau kenapa?" Tanyaku sambil menepuk nepuk pipinya yang mengigau sedari tadi, "Hey kau mimpi apa All? hey bangun."

"TIDAAKK." Allarich terbangun dan menjerit histeris. Wajahnya terlihat begitu menyedihkan tak lupa dengan air mata yang mengenang di pelupuk matanya.

"Yaampun itu tadi begitu lucu seharusnya aku rekam Allarich yang sedang mengigau." Batinku
sambil tertawa.

"Akhirnya kau ban-" ucapanku ter jeda karena tiba tiba Allarich bersujud  di kakiku, "Eeehhh, A- Allarich kau kenapa?"

"TIDAK!!KAU TIDAK BISA MENGAKHIRI HUBUNGAN KITA."

"KAU TIDAK AKAN BISA, SUDAH KUTEKANKAN SELAMANYA KAU MILIKKU AKU TAK PERDULI JIKA KAU SETUJU ATAU TIDAK!!" teriaknya sambil mengeratkan pelukannya pada kakiku, "Hiks Maafkan aku, aku tidak bermaksud memperkosamu aku, aku hanya tidak bisa mengontrol nafsuku."

Hah, hubungan berakhir? pemerkosaan? mengontrol nafsu? Apa yang Allarich mimpikan, fikirku sambil bersedekap dada.

Sepertinya Allarich bermimpi ia memperkosaiku dan aku yang tidak terima lalu memutuskan hubunganku dengannya dan dia menjadi begini. Ehehe sepertinya ini akan jadi menarik.

"Tidak, aku tidak akan bisa memaafkanmu Allarich. Mulai sekarang kita tak memiliki hubungan apapun. Pergilah, pergilah cari wanita diluar sana yang bisa memuaskan nafsumu." ucapku sambil menahan tawa yang ingin keluar.

Hehehe ini begitu menyenangkan. Oh Tuhan diriku sungguh berbakat, kenapa aku tidak menjadi artis saja.

Namun Allarich hanya diam saja tidak ada pergerakan yang keluar dari tubuhnya, aku pun tak mendengar lagi isakannya. Aduh apa aku terlalu berlebihan?

Hingga kemudian Allarich berdiri dan menatapku dengan pandangan membunuh.

Mungkin jika anak kecil atau orang lain melihatnya pasti akan lari terbirit birit. Tapi itu semua tidak akan berlaku padaku, aduh aku tidak bisa menahan tawaku perutku terasa ada yang menggelitik. Tampanku terlihat begitu menggemaskan.

Dengan tiba tiba Allarich mendorong tubuhku dan memojokkanku ke dinding. Kemudian, ia mencekik leherku dengan kuat.

Aku pun memukul mukul tangannya berharap ia akan melepaskanku. Tapi bukannya lepas ia malah memperkuatnya. Aku kesuliatan bernafas. Kini kakiku sudah tidak lagi menjejaki lantai.

Allarich mencekikku sekaligus mengangkat beban tubuhku hanya dengan menggunakan satu tangan dimana itu membuat aku semakin kesulitan bernafas. Sakit, itulah yang kurasakan.

Aku terus meronta ronta memukul tangan Allarich dari leherku "Tarik kembali ucapanmu, atau kau akan kehilangan nyawamu."

Suaranya terdengar begitu datar nan dingin "Al Allarich le- lepas a- ak ku hanya bercan- da."

Mendengar perkataanku, Allarich melototkan matanya dan langsung melepaskan tangannya dari leherku "Ka kau bercanda? Apa maksudmu?

"Hah hah hah," aku mengatur deru nafasku sambil memegang leherku "Apa maksudku?! Kau tanya apa maksudku?!"

"Tadi itu kau hanya mimpi!! apa kau tidak sadar, dengan teganya kau mencekik gadis malang yang tak bersalah inI!!" Allarich tampak terkejut mendengar perkataanku, "Ya ampun Allarich kau hanya bermimpi."

Crazy Without You Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum