Baby. 09

26.4K 2K 169
                                    

Perjalanan yang terasa sangat lama sekali bagi Kanza, padahal letak apartment JJ hanya di sebelah kampus. Hatinya sungguh tidak tenang selama kotak rahasianya masih disimpan JJ.

"Turun!" Perintah JJ saat mereka sudah di lobby apartment.

"Buka pintunya!" Sahut Kanza sama ketusnya. JJ pun membuka pintu otomatis mobilnya.

"Astaga! Mewah sekali gedung ini. Lobby nya saja semewah ini, apalagi di dalam apartmentnya." Batin Kanza sambil mengusap batu-batu granit dan marmer yang menjadi pilar-pilar dan tembok sekeliling lobby itu.

"HEI! Kau mau ikut naik atau kutinggal?!" Seru JJ memanggil Kanza dari dalam lift yang terbuka itu. Kanza pun segera berlari menuju lift sebelum pintu lift tertutup.

Kanza mengatur napasnya di dalam lift bersamaan dengan menutupnya pintu lift itu. Mereka masih belum bicara membahas apapun sejak tadi, hingga akhirnya berada di dalam apartment JJ.

"Kamarmu di sebelah sana, barang-barangmu sudah tertata rapi di dalam lemari." Ucap JJ menunjukkan sebuah pintu tertutup, sambil dia sendiri berjalan naik ke atas.

"TUNGGU!" Teriak Kanza memanggil JJ, dan JJ pun berhenti lalu menoleh pada Kanza.

"Kembalikan kotak milikku!" Ucap Kanza.

"Tidak! Ini adalah jaminan bagiku supaya kau tidak kabur pergi dari sini!" Sahut JJ lalu kembali melangkah naik.

"Aku berjanji akan tetap tinggal disini, lagipula aku sudah tidak punya tempat tinggal lagi di Dubai, kau pasti sudah melarang pihak asrama untuk menerimaku lagi." Ucap Kanza.

"Tidak! Sebelum kau menjelaskan isi kotak itu padaku." Sahut JJ.

"Aku akan menjelaskan padamu sekarang! Tapi kumohon, kembalikan kotak itu padaku. Itu adalah satu-satunya benda berharga yang aku punya dari mamaku." Ucap Kanza menyerah kalah.

JJ pun kembali turun, lalu duduk di sofa. Kanza pun ikut duduk di sofa yang lainnya.

"Kau ingat saat aku bertanya apakah ada keluarga Leventine selain keluargamu? Saat itu aku merasa sangat ragu dengan isi surat mamaku. Bahkan sampai saat ini pun aku masih sangat ragu bahwa keluarga Leventine yang dimaksud dalam surat mamaku itu adalah keluargamu. Aku hidup di panti asuhan sejak lahir ke dunia ini, aku tidak mengenal wajah orang tuaku bahkan nama mereka. Ibu yang merawatku di panti asuhan juga tidak pernah melihat wajah orangtuaku. Mereka meninggalkan aku yang baru lahir satu atau dua hari di depan pintu panti asuhan, bersama dengan kotak itu dan isinya." Cerita Kanza berhenti untuk menatap dan menunggu respon JJ, tapi pria itu hanya diam menatap kotak di tangannya itu.

"Ibu Pantiku berkata bahwa aku harus menyimpan barang itu dengan sangat baik, dan jangan sampai diambil oleh siapapun, karena barang itulah yang akan membawaku pada identitas diriku yang sebenarnya. Ada kemungkinan pemilik cincin itu atau keluarga Leventine yang dimaksud itu adalah keluargaku. Aku terus berusaha bagaimanapun caranya untuk aku bisa pergi ke Dubai atau Jerman dan mencari identitas ku. Aku sudah mengikuti banyak berita tentang keluargamu sejak aku mulai remaja, karena aku hanya menemukan keluargamu sebagai satu-satunya keluarga dengan nama Leventine. Aku berharap sangat besar bahwa kalian adalah keluargaku, tapi harapanku hilang setelah bertemu denganmu beberapa kali. Aku lebih berharap tidak menjadi salah satu keluarga Leventine, jika harus menjadi salah satu adikmu. Kau selalu kejam padaku." Jelas Kanza Lagi dan JJ tetap diam.

"Jadi, apa kau tahu siapa pemilik cincin itu? Atau apa sebenarnya hubungan cincin itu dengan keluargamu?" Tanya Kanza.

"Bukankah kau sudah tidak berharap lagi bahwa kau adalah salah satu keluargaku? Jadi untuk apa kau masih menyimpannya? Dan bahkan mencari tahu tentang cincin ini." JJ balik bertanya.

Baby ELजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें