Baby. 35

22.9K 1.7K 234
                                    

Kondisi JJ yang barusaja sadar pada nyatanya masih terlalu lemah, terlebih El seolah tidak ingin membantunya memberitahu dimana Kanza saat ini. JJ kembali berpikir berat dan kembali melemah di malam hari hingga tak sadarkan diri lagi, karena HB nya terus menurun begitu juga dengan report EEG nya yang memburuk, kerja otaknya melemah.

Malam ini El menjaga JJ di rumah sakit. Anabella dan twins sudah berada di mansion Hardja, karena El yang memaksa mereka bertiga. El menatap ke arah putranya dan menjadi dilema melihat kondisi putranya.

"Cepatlah menyadari perasaanmu terhadap gadis itu. Papa yakin kau bisa menemukan dia." Batin El mencoba berkomunikasi dengan JJ.

🍼🍼🍼🍼

Sementara itu di bagian bumi yang lain, seorang gadis tetap merasa gelisah hingga siang hari. Kanza bahkan memilih untuk tidak ikut siapapun ke peternakan dan memilih beristirahat di rumah saja. Semalaman Kanza tetap tak bisa tidur dengan nyenyak.

"Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Apakah keadaan di panti sedang terjadi sesuatu yang buruk? Kenapa aku terus merasa gelisah? Aneh sekali! Kenapa harus wajah JJ yang terus muncul? Tidak mungkin kan kalau terjadi sesuatu yang buruk pada JJ?" Tanya Kanza pada dirinya sendiri.

Entah sudah beberapa kali Kanza menghela napas panjang dan besar, mencoba menenangkan pikiran dan hatinya sendiri.

Kanza mengelus perutnya yang mulai sedikit menonjol.

"Apa kau sedang merindukan papamu? Entahlah mungkin sebaiknya kita melupakan papamu saja. Sepertinya papamu memang tidak percaya kalau kau adalah anaknya. Sudah tiga bulan tapi dia justru semakin tak ada kabar apapun, bahkan tak ada tindakan atau perhatian apapun lagi dari keluarganya. Tapi tidak apa, jangan takut ya, mama pasti bisa membuatmu bahagia." Ucap Kanza pada perutnya dengan airmata yang menetes.

"Aku juga akan membantumu membuatnya bahagia." Sahut sebuah suara dari belakang Kanza.

Kanza segera menghapus airmatanya dan menoleh ke belakang, tersenyum pada pria pemilik suara itu.

"Vic, kau sudah pulang?" Tanya Kanza.

"Aku tak tega meninggalkanmu sendirian di rumah. Nyatanya benar kau sedang menangis karena sendirian di rumah." Sahut Victor lalu duduk di samping Kanza.

"Apa yang membuatmu menangis?" Tanya Victor.

"Tidak ada, hanya sedang terharu saja dengan perkembangan anakku. Lihatlah! Perutku semakin menonjol." Sahut Kanza sambil terkekeh.

Tangan Victor mendadak menyentuh perut Kanza, membuat gadis itu tersentak kaget. Selama ini hanya JJ satu-satunya pria yang pernah menyentuh dirinya. Kanza membeku saat Victor mulai mengusap lembut perutnya.

"Jadilah anak hebat yang menyayangi ibumu ya, aku yang akan menjadi ayahmu jika tuan muda tidak pernah datang lagi." Ucap Victor pada perut Kanza seolah sedang berkomunikasi dengan anak dalam perut itu.

"Victor..." Ucap Kanza.

"Kau tak perlu mencemaskan apapun Kanza. Kau hanya boleh memikirkan kesehatan dirimu dan anak ini. Apapun yang terjadi nantinya aku akan selalu ada di sampingmu dan anak ini." Sahut Victor masih dengan tangan di perut Kanza.

Kanza lalu perlahan memberanikan diri untuk memegang tangan Victor dan mengalihkan tangan itu dari perutnya. Kanza memilih menggenggam tangan itu, supaya Victor tidak tersinggung.

"Aku baik-baik saja Vic, terima kasih selalu menjaga kami. Aku sekarang merasa lebih tenang meskipun JJ nantinya tidak akan pernah datang menjemput kami, tapi aku dan anakku masih tetap memiliki kalian sebagai keluarga yang menyayangi kami." Ucap Kanza lalu meletakkan tangan Victor di paha Victor sambil tersenyum.

Baby ELWhere stories live. Discover now