Baby. 29

22.9K 1.8K 151
                                    

El segera kembali ke Dubai, setelah mengantar Kanza ke Jerman dan mengenalkannya pada keluarga Mr. Ginsburg yang mengurus peternakan Leventine disana.

El bahkan tidak menginap, dia harus segera kembali sebelum Anabella mempertanyakan tujuannya ke Jerman apalagi jika dia sampai menginap disana.

El tetap bersikap biasa dan hanya mengeluh lelah setelah menempuh penerbangan selama 14 jam untuk pulang pergi rute Dubai Jerman., Sehingga Anabella pun tidak terlalu bertanya banyak hal.

Kanza sangat diperlakukan baik oleh pasangan Ginsburg, karena El berpesan bahwa Kanza adalah harta berharga keluarga Leventine yang harus disembunyikan sementara waktu, selain itu juga karena mereka tidak memiliki anak perempuan. Pasangan Ginsburg hanya memiliki dua anak laki-laki yang selalu membantu mereka mengawasi peternakan ini. Pasangan Ginsburg ini memahami bahasa Indonesia, namun kesulitan dalam pelafalannya, mereka lebih fasih menggunakan bahasa Inggris dan Jerman.

Mrs. Ginsburg mengetuk pintu kamar Kanza saat makan malam telah tiba.

"Masuk." Ucap Kanza.

"Selamat malam nona Kanza, bagaimana dengan istirahat Anda? apa anda ingin makan malam di kamar atau bergabung bersama kami di ruang makan?" Tanya Mrs. Ginsburg.

"Terima kasih Mrs.Ginsburg, saya akan menyusul bergabung dengan kalian saja, tapi kalian bisa mulai makan saja karena saya akan mandi terlebih dahulu." Sahut Kanza.

"Baik nona, kami akan menunggu anda di ruang makan." Ucap Mrs.Ginsburg.

"Tidak, tidak perlu menungguku, kalian makan saja dulu." Sahut Kanza tersenyum dan wanita paruh baya itu mengangguk tersenyum, lalu keluar dari kamar Kanza.

Kanza pun segera mandi dan bersiap untuk bergabung di ruang makan.

Di sana sudah ada 4 orang duduk di sekeliling meja makan.

"Selamat malam." Sapa Kanza tersenyum pada semuanya.

"Selamat malam Nona, mari duduklah." Sahut Mr.Ginsburg, pria dengan rambut putih seluruhnya namun masih terlihat sangat sehat dan kuat.

Kanza pun melangkah menuju ke sebuah kursi kosong yang tersedia untuknya. Kanza mengangguk dan tersenyum pada kedua anak laki-laki pasangan Ginsburg. Sore tadi mereka memang belum bertemu karena kedua anak laki-laki itu sedang berada di peternakan.

"Kanza, inilah kedua anakku, Victor dan Hector. Victor, Hector, inilah Kanza. Sementara dia akan tinggal bersama dengan kita." Ucap Mr. Ginsburg memperkenalkan Kanza pada anak-anaknya begitu juga sebaliknya.

Hector hanya mengangguk tersenyum lalu kembali menyantap makan malamnya, sedangkan Victor nampak lebih lama menatap Kanza, bahkan Victor membantu Kanza dalam mengambil makanan dan meletakkannya di piring Kanza.

"Terima kasih." Ucap Kanza.

"Aku akan melatihmu bahasa Jerman, kalau kau tidak keberatan." Sahut Victor.

"Ya, aku mau, terima kasih." Ucap Kanza.

Lalu mereka kembali makan, namun Kanza tetap canggung dan kikuk karena Victor terus menatapnya sambil menyantap makan malamnya.

"Victor, hentikan sikapmu itu! Dia sedang hamil cucu Mr. Leventine!" Tegur Mr. Ginsburg dalam bahasa Jerman, sehingga Kanza tidak paham.

"Kalau dia memang sedang hamil cucunya, kenapa Mr. Leventine justru menitipkannya disini? Kemana Tuan Muda yang sombong dan arogan itu?" Tanya Victor.

"Apapun masalah dalam keluarga mereka, kita tidak boleh ikut campur apapun! Kita hanya boleh melakukan segala yang dia pesankan pada kita! Menjaga gadis ini selama kehamilannya dan memastikan dia melahirkan dengan selamat! Jadi apapun yang ada di pikiranmu itu sebaiknya segera dihilangkan! Jangan sampai kau berani berurusan dengan segala milik keluarga Leventine apalagi milik tuan muda!" Sahut Mr. Ginsburg dengan tegas menasehati putra keduanya.

Baby ELWhere stories live. Discover now