Baby EL

Baby. 28

"Kau ini tidak bertanya apa rencana ku, tapi sudah menolaknya bahkan menuduhku dengan sangat buruk! Anak itu adalah cucuku, tidak mungkin aku membuat rencana buruk apalagi mencelakai cucuku sendiri." Ucap El

"Lalu apa sebenarnya rencana Tuan?" Tanya Kanza.

🍼🍼🍼🍼🍼

"Awalnya aku dan istriku ingin menahanmu di Dubai dan kau bisa menyelesaikan kuliahmu di musim ini, lalu saat perutmu semakin membesar, kami akan membantumu mengambil cuti tanpa kehilangan beasiswamu. Tapi peristiwa malam tadi, sangat memberiku ide yang lebih baik, dan ini hanya diketahui olehku, kau dan juga Josh! Bahkan istriku dan twins pun tidak boleh mengetahuinya, karena meski mereka marah terhadap JJ, tetap saja mereka sangat menyayanginya." Ucap El

"Apa Tuan tidak menyayanginya juga?" Tanya Kanza.

"Istriku bahkan sering mengatakan bahwa kami ini anak kembar, jadi bagaimana mungkin aku tidak menyayanginya?" Sahut El.

"Apa yang sebenarnya Tuan rencanakan?" Tanya Kanza.

"Aku ingin kau memiliki hidup layak, kehamilan yang sehat, melahirkan dengan selamat dan menghadirkan cucuku ke dunia ini dalam kesempurnaan." Sahut El.

"Aku masih belum paham dengan rencana anda." Ucap Kanza.

"Kau akan tinggal di Jerman, kau akan menjalani hidupmu mulai sekarang di rumah yang ada di sebuah peternakan milik keluarga Leventine. Identitasmu akan berubah, karena kau akan dinyatakan terbunuh dalam sebuah penculikan yang terjadi tadi malam. Aku tahu hal ini akan membuat twins sangat bersedih, tapi ini adalah cara paling aman untuk kau menjalani kehamilanmu. Ada satu keluarga yang tinggal disana, mereka adalah orang-orang kepercayaanku, mereka yang akan menjaga kalian dengan baik selama berada di sana. Pengawal EviL juga ada yang akan menjaga kalian disana." Jelas El.

"Tapi saya tidak bisa berbahasa Jerman." Ucap Kanza.

"Mereka disana bisa berbahasa Indonesia meski lebih lancar dengan bahasa Inggris dan Jerman." Sahut El.

"Bolehkah saya ikut bekerja di peternakan? Saya akan mati kebosanan jika hanya diam di rumah." Tanya Kanza.

El menatap Kanza sambil tersenyum.
"Sungguh kau lebih cocok menjadi putri Belle daripada Kizi." Ucap El.

"Kizi? Tuan, bisakah kau ceritakan tentang mamaku? Saat malam terakhir aku bertemu dengan JJ, dia sempat mengatakan bahwa aku ini gadis murahan seperti mamaku, aku tak tahu siapa dan bagaimana mamaku, bisakah anda ceritakan padaku? Benarkah dia wanita murahan seperti yang JJ katakan?" Tanya Kanza.

El menghela napas besar, lalu berdiri dan berjalan ke jendela besar kamar itu, menatap ke arah taman di belakang sana.

"Kizi, kau mungkin tidak percaya jika aku mengatakan bahwa Kizi adalah istri pertamaku karena pernikahan yang salah sejak awal." Ucap El.

"Apa?! Istri pertama?!" Tanya Kanza terkejut.

"Ya, Kizi adalah istri pertamaku. Saat itu pikiranku hanya fokus pada pencarian Belle yang mendadak menghilang. Aku putus asa, mommyku memaksaku untuk menikahi seorang wanita pilihannya. Dialah Kizi, putri dari salah satu kerabat dekat mommyku. Aku tidak pernah bisa mencintainya, aku sudah sangat mengenal dia dan juga gairahnya yang terlalu berlebihan dibanding wanita pada umumnya. Meski aku sudah menikah dengan Kizi, tapi aku tak pernah peduli padanya, pikiranku masih tetap terus mencari keberadaan Belle. Kizi semakin frustasi dan selalu mencari pelampiasan gairahnya pada pria lain siapapun yang dia temui. Saat pada akhirnya aku menemukan Belle yang ternyata sudah melahirkan anakku, aku semakin tidak peduli pada Kizi. Belle wanita yang aku cintai, ditemukan dengan membawa benihku yang sudah berusia 4tahun, semakin membuatku terikat padanya. Karena Kizi tak pernah berhasil mengandung benihku. Lalu kamipun bercerai, dan aku hidup bersama dengan wanita yang aku cintai dan juga anak-anakku. Terakhir kali aku mendapat kabar adalah Kizi ditemukan meninggal di pinggir sungai, karena kekerasan seksual yang dilakukan preman biadab saat dia barusaja melahirkan. Tapi tak ada seorangpun yang menemukan anak Kizi. Hingga akhirnya JJ menemukanmu." Jelas El dengan tetap menutupi tentang kehamilan Kizi dengan pria tidak jelas.