Baby. 13

27.4K 2K 119
                                    

JJ kembali dari supermarket, namun hanya sendiri karena Mile dan Meli sudah dijemput oleh driver mereka. JJ masuk ke dalam kamar Kanza setelah menyimpan belanjaannya.

JJ duduk di tepi tempat tidur, menatap Kanza yang sudah memejamkan matanya dengan lelap.

"Sakit karena kelaparan dan kelelahan huh?! Mana ada mata-mata mafia yang akan kehabisan uang dan langsung sakit hanya karena tidak makan malam. Lemah sekali!" Batin JJ terkekeh sendiri. JJ mulai menghilangkan pikiran tentang Kanza yang memiliki niat jahat pada keluarganya, karena Kanza terbukti terlalu lemah untuk menjadi seorang mata-mata mafia.

JJ menatap bibir Kanza dan menelan salivanya dengan berat. JJ ingat saat Kanza mengatakan bahwa dialah yang mengambil paksa first kiss Kanza, membuatnya tersenyum.

"Aku tak pernah melihat bahwa ada seorang gadis yang hidupnya sangat tidak baik sejak lahir, namun kau masih bisa bertahan menjaga baik dirimu. Kau memang bukan gadis biasa. Siapa sebenarnya kau?" Batin JJ lagi, lalu menunduk dan mengecup bibir Kanza sesaat. Sedari tadi bibir itu terus mengundang hasrat JJ.

JJ segera menarik dirinya sendiri untuk keluar dari kamar Kanza saat hasratnya mulai tidak tertahankan, ya sebuah kecupan itu sungguh tidak memuaskan. JJ ingin lebih, baru kali ini dia lah yang menginginkan seorang gadis, tidak seperti biasanya.

JJ duduk di sofa ruang tengah, memandangi kotak rahasia Kanza, dan membaca ulang surat di dalamnya. JJ menghela napas panjang setiap selesai membaca surat pesan pendek itu.

JJ kembali menatap ke kotak rahasia Kanza yang dipegangnya di depan wajahnya.

"Delapan belas tahun yang pasti tidak mudah bagimu. Hidup di panti asuhan, mengharapkan rasa kasihan para donatur untuk menyambung hidup, pakaian usang, bahkan pakaian dalam pun sangat tidak layak dipakai. Sekarang kau juga masih memilih menahan lapar dan memilih tetap bekerja demi menghasilkan uang. Mama mu ingin kau bahagia dengan menjadi keluarga Leventine? Mamamu saja gagal mendapatkan kebahagiaan dari keluarga Leventine. Apa yang dipikirkan mamamu saat menulis bahwa kau akan mendapatkan kebahagiaanmu dari keluarga Leventine? Semoga kau tidak menjadi seperti mamamu."  Batin JJ terus mencoba memahami lebih lagi maksud pesan dari mama Kanza.

Tidak lama kemudian Kanza keluar dari kamarnya, lalu duduk di sofa yang sama dengan JJ.

"Apa kau sudah lebih baik? Mengapa kau keluar dari kamar?" Tanya JJ.

"Aku sudah lebih baik. Terima kasih." Sahut Kanza lalu menatap ke arah kotak rahasianya yang dipegang oleh JJ.

"Apa kau sudah menemukan jejak orangtuaku?" Tanya Kanza.

JJ menatap pada Kanza dengan mendalam, membuat gadis itu menjadi canggung dan gugup.

"Jadilah kekasihku." Ucap JJ, semakin membuat Kanza mendadak gugup bahkan membeku menatap JJ, dadanya seolah berhenti bernapas dan hanya mampu menatap JJ.

"Mama mu ingin kau meraih kebahagiaanmu dengan menjadi keluarga Leventine. Satu-satunya cara bagimu untuk masuk dalam keluarga Leventine hanyalah menjadi pasanganku, karena aku satu-satunya putra dalam keluarga Leventine. Apa kau mau menjadi kekasihku?" Tanya JJ.

"Ta..Ta...Tapi......tidak....aku tidak bisa." Sahut Kanza gugup lalu menunduk tidak mampu melawan tatapan JJ yang semakin membuat napasnya tercekat dan berdenyut pada intinya.

"Kenapa tidak bisa?" Tanya JJ tenang

"Kita tidak saling mencintai, lagipula aku tidak mau bersaing dengan gadis kaya dan cantik diluar sana yang selalu mengejarmu, aku ingin tenang menyelesaikan kuliahku disini." Sahut Kanza masih menundukkan kepalanya.

Baby ELWhere stories live. Discover now